Gareth Southgate, Sumber Inspirasi The Three Lions
A
A
A
MOSKOW - Inggris melenggang ke semifinal Piala Dunia 2018 tidak terlepas dari inovasi yang dilakukan Gareth Southgate. Juru taktik berusia 47 tahun itu membuat The Three Lions begitu berbahaya dalam bola-bola mati. Kegagalan Southgate mengeksekusi penalti di semifinal Piala Eropa 1996 saat melawan Jerman membuatnya begitu serius mempersiapkan Inggris jelang bentrok Kroasia dini hari nanti di Luzhniki Stadium, Moskow. Tapi, berdasarkan informasi yang beredar, sebelum bertandang ke Rusia, Southgate sudah menginstruksikan seluruh pemain Inggris melatih tendangan penalti sejak Maret. Southgate memang sengaja mempersiapkan dengan matang.
Berdasarkan analisis yang dilakukannya bersama staf pelatih Inggris terungkap bahwa 11% gol di Piala Dunia 2014 terjadi melalui set piece. Februari lalu, pelatih kelahiran Watford, Inggris, tersebut terbang melintasi Samudra Atlantik ke Amerika Serikat (AS) untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan NFL dan NBA. Kesibukan itu ternyata membuahkan hasil.
“Kami harus melakukan se suatu yang berbeda dari se - belumnya. Kami pergi ke AS untuk melihat bagaimana cara tim NFL bekerja. Saya begitu terpesona dengan peng aturan penyerangan dan pertahanan mereka,” ucap Southgate, dilansir Skysport .
Kerja keras Southgate dan staf tidak sia-sia. Inggris mampu mengalahkan Kolombia 4-3 lewat adu penalti di babak 16 besar. Bukan hanya itu, efektivitas Harry Kane dkk begitu kentara di Rusia. Delapan dari 11 gol mereka tercipta melalui set piece . “Kami mengidentifikasi bahwa set piece adalah kunci kami di Piala Dunia 2018. Kami merasa itu merupakan sesuatu yang harus kami benahi,” kata Southgate.
Senada dengan Southgate, Kane menilai eksekusi bola mati menjadi senjata utama Inggris. Bomber Tottenham Hotspur tersebut mengungkapkan pada sesi latihan bahwa staf Pelatih Allan Russell memberikan tips dan trik bagaimana cara memanfaatkan peluang.
“Russell melatih kami dengan sangat baik. Dia memberitahukan kami mengenai posisi bek-bek lawan, penjaga gawangnya, dan kelemahan mereka yang bisa kami eksploitasi,” ucap top skor sementara Piala Dunia 2018 itu. Keunggulan melalui set piece tentu menjadi modal penting Inggris terutama saat menghadapi Kroasia di semifinal dini hari nanti. Kemenangan bakal meloloskan Negeri Ratu Elizabeth II ke final sekaligus memperbesar kans meraih gelar kedua setelah Piala Dunia 1966. Namun, The Three Lions tentu harus mempersiapkan rencana lainnya.
Inggris bisa memaksimalkan kecepatan yang dimiliki para pemainnya. Patut digarisbawahi bahwa mereka harus meningkatkan berbagai aspek, terutama penyelesaian akhir. Kegagalan Raheem Sterling memaksimalkan peluang saat Inggris mengalahkan Swedia tentu tidak boleh terulang.
Berdasarkan analisis yang dilakukannya bersama staf pelatih Inggris terungkap bahwa 11% gol di Piala Dunia 2014 terjadi melalui set piece. Februari lalu, pelatih kelahiran Watford, Inggris, tersebut terbang melintasi Samudra Atlantik ke Amerika Serikat (AS) untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan NFL dan NBA. Kesibukan itu ternyata membuahkan hasil.
“Kami harus melakukan se suatu yang berbeda dari se - belumnya. Kami pergi ke AS untuk melihat bagaimana cara tim NFL bekerja. Saya begitu terpesona dengan peng aturan penyerangan dan pertahanan mereka,” ucap Southgate, dilansir Skysport .
Kerja keras Southgate dan staf tidak sia-sia. Inggris mampu mengalahkan Kolombia 4-3 lewat adu penalti di babak 16 besar. Bukan hanya itu, efektivitas Harry Kane dkk begitu kentara di Rusia. Delapan dari 11 gol mereka tercipta melalui set piece . “Kami mengidentifikasi bahwa set piece adalah kunci kami di Piala Dunia 2018. Kami merasa itu merupakan sesuatu yang harus kami benahi,” kata Southgate.
Senada dengan Southgate, Kane menilai eksekusi bola mati menjadi senjata utama Inggris. Bomber Tottenham Hotspur tersebut mengungkapkan pada sesi latihan bahwa staf Pelatih Allan Russell memberikan tips dan trik bagaimana cara memanfaatkan peluang.
“Russell melatih kami dengan sangat baik. Dia memberitahukan kami mengenai posisi bek-bek lawan, penjaga gawangnya, dan kelemahan mereka yang bisa kami eksploitasi,” ucap top skor sementara Piala Dunia 2018 itu. Keunggulan melalui set piece tentu menjadi modal penting Inggris terutama saat menghadapi Kroasia di semifinal dini hari nanti. Kemenangan bakal meloloskan Negeri Ratu Elizabeth II ke final sekaligus memperbesar kans meraih gelar kedua setelah Piala Dunia 1966. Namun, The Three Lions tentu harus mempersiapkan rencana lainnya.
Inggris bisa memaksimalkan kecepatan yang dimiliki para pemainnya. Patut digarisbawahi bahwa mereka harus meningkatkan berbagai aspek, terutama penyelesaian akhir. Kegagalan Raheem Sterling memaksimalkan peluang saat Inggris mengalahkan Swedia tentu tidak boleh terulang.
(don)