Luka Modric Inspirasi Gelandang Dunia

Selasa, 17 Juli 2018 - 14:07 WIB
Luka Modric Inspirasi...
Luka Modric Inspirasi Gelandang Dunia
A A A
MOSKOW - Kiprah Luka Modric di lapangan hijau mendapat pengakuan dari dunia. Pemain Kroasia itu dinobatkan Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) sebagai pemain terbaik di Piala Dunia 2018 Rusia dengan meraih Golden Ball.

Dia menjadi pemain Kroasia pertama yang mendapatkan Golden Ball. Meski Vatreni kalah 2-4 dari Prancis pada final, Modric layak meraihnya. Penghargaan itu pernah diraih Lionel Messi (2014), Diego Forlan (2010), Zinedine Zidane (2006), Oliver Kahn (2002), Ronaldo (1998), Diego Maradona (1986), dan Pele (1970). Di atas kertas, Modric memang mengakhiri Piala Dunia 2018 dengan dua gol dan satu assist.

Namun, sumbangsihnya terhadap kesuksesan Kroasia hingga melenggang ke babak final sangatlah besar. Dia merupakan pemain kunci dan tidak membangun reputasinya melalui pundi-pundi gol atau assist. Sebagai pemain gelandang, kapten Vatreni itu berperan sebagai penghubung antara lini pertahanan dan lini depan.

Dia harus mundur saat timnya sedang tertekan dan ikut maju saat melakukan serangan, baik melalui operan ke sayap kiri, kanan, atau tengah. Tugas itu terdengar mudah, tapi tidak semua mampu. Saat menekuk Argentina 3-0 pada babak penyisihan grup, misalnya, selain mencetak satu gol, Modric juga menjadi salah satu pemain yang menghidupkan permainan Kroasia melalui dribel dan umpan-umpannya yang variatif, mulai dari umpan pendek, panjang, hingga terobosan.

Dia menjadi sosok yang inspiratif. Pelatih Kroasia Zlatko Dalic juga menilai Modric pantas mendapat penghargaan bergengsi tersebut. “Kami sangat senang Modric mendapatkan Golden Ball. Dia layak mendapatkannya. Dia menjalani turnamen ini dengan performa yang luar biasa,” kata pria kelahiran 26 Oktober 1966 itu, dikutip FIFA.com.

Tapi, sentuhan yang begitu cepat dan menonjolnya striker sering meredupkan sinar gelandang. Penghargaan terhadap gelandang minim. Terbukti, hampir semua peraih Golden Ball sejak 1930 merupakan striker. Padahal, tanpa gelandang sekelas Modric, tim-tim dunia belum tentu mendominasi kompetisi besar dan bergengsi.

Enam bulan sejak menginjakkan kaki di Real Madrid, suporter Los Blancos sempat menilai Modric lewat jajak pendapat sebagai pembelian terburuk dalam sepanjang sejarah. Saat ini, pemain berusia 32 tahun itu membawa Madrid meraih empat gelar Liga Champions dan tiga penghargaan individu FIFPro World XI. Kendati gagal memberikan gelar juara dunia, Modric tetap pulang dengan bangga.

Di Kroasia, dia dianggap sebagai pahlawan. “Saya senang meraih Golden Ball. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua rekan setim dan suporter yang mendukung perjuangan kami selama di Piala Dunia 2018,” ujarnya. Modric mengatakan, Kroasia sudah berusaha sekuat tenaga mengalahkan Prancis.

Namun, Les Bleus lebih beruntung, satu gol Prancis berasal dari penalti. Vatreni berhasil menguasai jalannya pertandingan dengan pengua saan bola 61%, 15 tembakan ke gawang, 6 tendangan sudut, dan 15 tendangan bebas.

“Kami masih tetap bisa bangga dengan pencapaian kami di turnamen ini. Kami sudah bermain sangat baik di seluruh babak dan berjuang tanpa mengenal kata menyerah. Kami hanya kurang beruntung pada babak final. Sejujurnya, ini pencapaian yang sangat hebat bagi Kroasia,” papar Modric.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1550 seconds (0.1#10.140)