Inilah Situasi Sepak Bola Italia, Saat Ronaldo Bergabung ke Juventus
A
A
A
TURIN - Cristiano Ronaldo siap menorehkan sejarah baru di Juventus musim 2018/2018. Mantan bintang Real Madrid itu berada pada situasi sepak bola Italia yang masih didominasi Juventus dengan tujuh gelar Serie A di tujuh musim terakhir dan empat trofi berturut-turut di bawah Pelatih Massimiliano Allegri.
Tapi, ada kehidupan lain di luar Turin, meski Serie A menjadi pembelanja terbesar kedua di Eropa di belakang Liga Primer Inggris. Berikut situasi kompetisi Liga Italia saat Ronaldo datang ke Turin seperti dilansir Marca. (Baca Juga: Juventus Resmi Perkenalkan Cristiano Ronaldo sebagai Pemain Baru).
* Belanja Serie A sudah hampir melampaui 833 juta euro (Rp14,2 triliun) yang dihabiskan pada 2017, dengan 830 juta euro (Rp14,1 triliun) diinvestasikan dalam transfer musim panas 2018 ini, dan sebanyak 222 juta euro (Rp3,8 triliun) berasal dari Juventus.
* Rata-rata kehadiran penonton distadion musim lalu adalah 24.784, mengisi 64,84% kursi di stadion. Menurut Transfermarkt, untuk Juventus angka itu adalah 94,8% dan semua 29.300 tiket musiman telah laku terjual.
* Dengan rata-rata 2,68 gol per pertandingan, hampir sama dengan La Liga 2,69, meski Napoli yang kini ditangani Carlo Ancelotti, AS Roma, dan Inter Milan yang bangkit, semua siap bersaing dengan Juventus.
Sisi positif dari Serie A
* Kebangkitan Inter Baru
Di bawah Luciano Spalletti, Nerazzurri telah kembali ke Liga Champions enam tahun kemudian dan telah membuat tambahan pemain yang kuat, termasuk Radja Nainggolan, Lautaro Martinez dan Stefan De Vrij.
* AS Roma
Pelatih Eusebio Di Francesco kehilangan kiepr andalan Alisson Becker dan gelandnag Belgia Radja Nainggolan. Namun, Patrick Kluivert dan Javier Pastore masuk memeprkuat Serigala Roma.
* Napoli bersama Ancelotti
Menggantikan Maurizio Sarri, Ancelotti harus memulai era baru setelah pemerintahan tiga tahun bos Chelsea yang baru, dimulai dengan Fabian Ruiz menggantikan Jorginho.
* Banding AC Milan
AC Milan mengejutkan bursa transfer 12 bulan yang lalu dan akhirnya mendapat sanksi UEFA dilarang tampil di Liga Europa karena pelanggaran financial fair play (FFP). Namun, upaya mereka ke Court of Arbitration for Sport (CAS) atau Pengadilan untuk Arbitrase Olahraga berbuah hasil. Milan akhirnya bisa tampil di Liga Europa musim 2018/2019.
* Uang hak siar televisi yang lebih banyak
Musim 2018/2019 adalah yang pertama dari era baru, dengan peningkatan uang hak siar televisi yang tersedia hingga 2021 dan berpotensi mencapai nilai 1,1 miliar euro per tahun jika bonus tercapai, lebih banyak dibanding 942 juta euro (Rp16 triliun) di musi 2017/2018.
Sky dan DAZN telah membeli hak siar Serie A, dengan 50% dari pendapatan dibagi secara merata antara tim dan sisanya sesuai dengan hasil, jumlah tayangan, dan faktor lainnya.
Sisi negatif dari Serie A
* Parma dan Chievo dalam bahaya
Chievo menghadapi masalah keuangan, dan Parma telah dituduh mengatur pertandingan dalam permainan penentuan promosi mereka melawan Spezia, yang bisa membuat mereka terdegradasi.
* Bari menghilang
Musim lalu Bari berada di Serie B, tetapi mereka telah dikeluarkan karena utang dan harus memulai lagi dari Serie D, seperti Cesena dan Reggiana.
Tapi, ada kehidupan lain di luar Turin, meski Serie A menjadi pembelanja terbesar kedua di Eropa di belakang Liga Primer Inggris. Berikut situasi kompetisi Liga Italia saat Ronaldo datang ke Turin seperti dilansir Marca. (Baca Juga: Juventus Resmi Perkenalkan Cristiano Ronaldo sebagai Pemain Baru).
* Belanja Serie A sudah hampir melampaui 833 juta euro (Rp14,2 triliun) yang dihabiskan pada 2017, dengan 830 juta euro (Rp14,1 triliun) diinvestasikan dalam transfer musim panas 2018 ini, dan sebanyak 222 juta euro (Rp3,8 triliun) berasal dari Juventus.
* Rata-rata kehadiran penonton distadion musim lalu adalah 24.784, mengisi 64,84% kursi di stadion. Menurut Transfermarkt, untuk Juventus angka itu adalah 94,8% dan semua 29.300 tiket musiman telah laku terjual.
* Dengan rata-rata 2,68 gol per pertandingan, hampir sama dengan La Liga 2,69, meski Napoli yang kini ditangani Carlo Ancelotti, AS Roma, dan Inter Milan yang bangkit, semua siap bersaing dengan Juventus.
Sisi positif dari Serie A
* Kebangkitan Inter Baru
Di bawah Luciano Spalletti, Nerazzurri telah kembali ke Liga Champions enam tahun kemudian dan telah membuat tambahan pemain yang kuat, termasuk Radja Nainggolan, Lautaro Martinez dan Stefan De Vrij.
* AS Roma
Pelatih Eusebio Di Francesco kehilangan kiepr andalan Alisson Becker dan gelandnag Belgia Radja Nainggolan. Namun, Patrick Kluivert dan Javier Pastore masuk memeprkuat Serigala Roma.
* Napoli bersama Ancelotti
Menggantikan Maurizio Sarri, Ancelotti harus memulai era baru setelah pemerintahan tiga tahun bos Chelsea yang baru, dimulai dengan Fabian Ruiz menggantikan Jorginho.
* Banding AC Milan
AC Milan mengejutkan bursa transfer 12 bulan yang lalu dan akhirnya mendapat sanksi UEFA dilarang tampil di Liga Europa karena pelanggaran financial fair play (FFP). Namun, upaya mereka ke Court of Arbitration for Sport (CAS) atau Pengadilan untuk Arbitrase Olahraga berbuah hasil. Milan akhirnya bisa tampil di Liga Europa musim 2018/2019.
* Uang hak siar televisi yang lebih banyak
Musim 2018/2019 adalah yang pertama dari era baru, dengan peningkatan uang hak siar televisi yang tersedia hingga 2021 dan berpotensi mencapai nilai 1,1 miliar euro per tahun jika bonus tercapai, lebih banyak dibanding 942 juta euro (Rp16 triliun) di musi 2017/2018.
Sky dan DAZN telah membeli hak siar Serie A, dengan 50% dari pendapatan dibagi secara merata antara tim dan sisanya sesuai dengan hasil, jumlah tayangan, dan faktor lainnya.
Sisi negatif dari Serie A
* Parma dan Chievo dalam bahaya
Chievo menghadapi masalah keuangan, dan Parma telah dituduh mengatur pertandingan dalam permainan penentuan promosi mereka melawan Spezia, yang bisa membuat mereka terdegradasi.
* Bari menghilang
Musim lalu Bari berada di Serie B, tetapi mereka telah dikeluarkan karena utang dan harus memulai lagi dari Serie D, seperti Cesena dan Reggiana.
(sha)