Digaet Barcelona, Ini Plus Minus Malcom Sebagai Pesepak Bola

BARCELONA - Barcelona telah menyelesaikan penandatanganan ketiga musim ini dengan mendatangkan Malcom Filipe Silva de Oliveira dari Bordeaux. Dia dinyalir akan bersinar di Camp Nou.

Barcelona berhasil menikung AS Roma dalam perburuan sang pemain. Hal ini pula yang menyulut kemarahan kubu Roma dan akan melakukan tindakan hukum terhadap Bordeaux dan Barcelona. (Baca juga : Resmi ke Barcelona, Malcom Jadi Pemain ke-40 Brasil )

Pasalnya pemain berusia 21 tahun asal Brasil itu sudah selangkah lagi akan bergabung dengan Roma pada Senin (23/7/2018) malam. Namun Barcelona melakukan manuver dengan mendaratkan sang pemain dalam sebuah kesepakatan 41 Juta Euro atau setara dengan Rp 696 Miliar.

The Catalans telah mendapatkannya dengan durasi kontrak lima tahun. Malcom dikabarkan akan diperkenalkan di hadapan publik pada Rabu (25/7/2018) waktu setempat.

Lalu mengapa Barcelona begitu yakin dengan Malcom untuk memperkuat mereka di kompetisi 2018/2019? Padahal, dia belum bermain di tingkat internasional dan hanya bermain dua musim di Ligue 1 Prancis.

Usut punya usut, pelatih barcelona Ernesto Valverde kerap mengkuti perkembangan Malcom. Pemain sayap tersebut dinyatakan memiliki kualitas yang cocok dengan skema permainan Valverde.

Awal perjalanan kariernya datang melalui sistem pemuda di Corinthians di Brasil. Di klub tersebut Malcom bermain secara reguler sepanjang musim 2014/2015.

Penampilannya menarik perhatian Bordeaux dan merekrutnya dengan biaya yang tidak diungkapkan pada Januari 2016. Dia telah bermain 84 kali untuk klub Prancis tersebut dan mencetak 20 gol selama dua musim.

Lebih lanjut berikut data Malcom sebagai pesepak bola profesional.
Posisi Terbaik
Malcom bisa dengan nyaman bermain di mana saja di lini serang. Tetapi posisi paling favoritnya adalah sayap kanan.

Kecepatannya yang mumpuni dan kontrol bola yang brilian membuatnya menjadi pemain lebar yang ideal. Pemain yang suka melakukan tusukan dari tengah ke jantung pertahanan lawan dan memberi ruang yang lebar kepada stiker utama yang sudah berdiri bebas untuk menerima operan sempurna dari dirinya.

Kekuatan
Kekuatan terbesar Malcom berasal dari kecepatannya yang menakutkan di Ligue 1 Pranics selama dua musim terakhir. Seorang pemain menyerang yang terampil, pemain Brasil ini menawarkan kontrol bola yang sangat baik dan memiliki mata yang tajam untuk menemukan umpan kunci sehingga kerap mencetak gol

Pemain berusia 21 tahun tersebut juga lihai dalam mengeksekusi set piece. Dia merupakan pengambil freekick utama Bordeaux.

Dia juga memiliki kemampuan yang nyaris sama dengan Philippe Coutinho. Malcom juga menawarkan tembakan luar biasa dari jarak jauh, mencetak beberapa gol dari luar kotak penalti selama dua musim terakhir.

Kelemahan
Dia masih 21 tahun. Tentunya perlu belajar dan beradaptasi. Ligue 1 dan La Liga tentu sangat berbeda. Jika di Ligue 1 lebih mengandalkan fisik maka di La Liga lebih menutamkan taktis.

Saat di Bordeaux, dia juga enggan membantu tim untuk bertahan. Dia cenderung bermain dengan egois dan mengusai bola lebih lama dari yang diperlukan.

Dia suka satu lawan satu dengan para pemain bertahan tetapi cenderung kehilangan bola. Dia kerap gagal melewati hadangan lawan. Dia juga kerap kalah duel udara karena hanya memliki postur hanya 171 cm.

Bagaimana Masuk Dalam Skema Valverde
Mungkin akan sulit baginya untuk menembus tim utama Barcelona. Pasalnya Valverde kemungkinan akan kembali ke sistem 4-3-3 musim ini dengan Messi, Coutinho, dan Suarez sudah dipastikan akan mengambil peran tiga striker tersebut.

Malcom mungkin diproyeksikan untuk bersaing dengan Ousmane Dembele sebagai cadangan utama untuk menggantikan salah satu penyerang inti tersebut. Dia hanya bisa berharap diturunkan sebagai pemain pengganti dalam pertandingan La Liga. Mungkin peluang terbesarnya adalah bermain di pertandingan Copa del Rey sebagai pemain inti.

Namun, dengan Messi yang sudah mulai dimakan usia Valverde mungkin melihat Malcom sebagai pengganti jangka panjang dan akan berharap dia dapat memainkan peran yang lebih signifikan di Nou Camp selama beberapa musim berikutnya.