Buat Gaduh Asian Games, Elsa May Dideportasi ke China Taipei

Kamis, 23 Agustus 2018 - 21:07 WIB
Buat Gaduh Asian Games,...
Buat Gaduh Asian Games, Elsa May Dideportasi ke China Taipei
A A A
TANGERANG - Warga negara Cina Taipei (Taiwan), Elsa May terpaksa harus dideportasi, karena mengganggu perhelatan Asian Games 2018 cabang olahraga paralayang di Puncak, Bogor, Senin lalu.

Elsa May dipulangkan ke negaranya Kamis (23/8), dengan maskapai penerbangan China Airline bernomor penerbangan CI-762 melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten.

Kabag Humas dan Umum Ditjen Imigrasi, Agung Sampurno menjelaskan, Elsa May memasuki arena Paralayang, di Puncak, Bogor pada 20 Agustus 2018, dan mencoba mengganggu jalannya perlombaan.

"Dia melakukan provokasi kepada setiap negara peserta Paralayang agar tidak menerima keputusan seluruh perangkat lomba (ITO/NTO)," kata Agung di Bandara Soetta, Kamis.

Akibat aksinya itu, Elsa May dikeluarkan secara paksa oleh competition manager dari arena kompetisi. Namun, dia tetap melakukan provokasi kepada seluruh peserta lomba yang lomba paralayang.

"Setelah dilakukan pemeriksaan, Elsa mengakui kesalahan dan meminta maaf. Selanjutnya dia dibebaskan dan diminta keluar dari arena kompetisi," tambahnya.

Namun, esoknya Elsa kembali datang ke arena perlombaan dan kembali melakukan aksinya, namun berhasil dihalau. Dia lalu dipulangkan ke hotel tempatnya menginap, tetapi dia kembali ke arena perlombaan paralayang.

"Dia mendatangi tempat take off di Gunung Mas dan mencoba masuk ke arene kompetisi Paralayang. Selanjutnya diantar turun ke tempat landing," jelas Agung.

Selanjutnya, Elsa langsung dibawa petugas imigrasi ke Kantor Imigrasi Bogor untuk menjalani pemeriksaan. Di sana, dia sempat ditahan di ruang Detensi Imigrasi Kanim Bogor untuk dilakukan pendalaman.

"Berdasarkan hasil pendalaman penyidik, akhirnya diputuskan Tindakan Adminitrasi Keimigrasian dan Elsa dideportasi ke negara asalnya Cina Taipei," ungkap Agung.

Dalam pemeriksaan itu juga terungkap bahwa Elsa May menggunakan identitas panitia Asian Games milik orang lain, dan sempat mengikuti pertemuan prakompetisi (technical meeting) pada 18 Agustus.

"Jadi, dia datang bukan sebagai atlet, ofisial dan perangkat lomba, dan mengajukan pertanyaan yang tidak perlu dan beberapa interupsi yang mengganggu jalannya technical meeting," tukasnya.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8324 seconds (0.1#10.140)