18 Volunteer Asing dari 10 Negara Bantu Sukseskan Asian Para Games 2018
A
A
A
JAKARTA - Relawan asing ambil bagian dalam gelaran Asian Para Games (APG) 2018. Secara keseluruhan relawan dengan jumlah total 7.048 itu mendapatkan pelatihan dasar sebelum APG 2018 dimulai pada 6-13 Oktober mendatang.
Wakil Direktur Legal, Human Resources dan Volunteer Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (Inapgoc) Rezza D Brammadita, mengatakan ada 18 relawan luar negeri yang ikut ambil bagian di APG 2018. Relawan asing itu datang dari Afghanistan, Austria, Inggris Raya, Malaysia, Filipina, India, Jepang, Singapura, Korea Selatan dan Laos.
"Mereka (relawan asing) dijadwalkan pelatihan pada 20 September. Namun, ada sebagian yang minta keringanan ikut pelatihan khusus per divisi saja karena beberapa masih ada yang mengurus visa dan lainnya," ungkap Rezza dalam rilis yang diterima SINDOnews, Kamis (20/9/2018).
INAPGOC, lanjut Rezza, mencoba memberi keringanan kepada relawan asing. Pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan penyedia jasa pelatihan untuk memberikan pelatihan berbasis bahasa Inggris demi mempermudah relawan asing menimba ilmunya.
"Kalau kegiatan sport spesifik, relawan asing masih tingkat regional, tapi rata-rata mereka sering ikut sebagai volunteer di kegiatan lain, jadi tidak masalah," imbuhnya.
Antusiasme para pendaftar untuk menjadi relawan Asian Para Games 2018 memang luar biasa. "Yang daftar menjadi relawan hampir 18 ribu. Kami harus melakukan seleksi sampai sesuai jumlah kebutuhan," tutur Wakil Sekjen INAPGOC Ferry Kono.
Para relawan mengikuti pelatihan umum sebelum dilanjutkan ke latihan khusus sesuai penempatan divisi masing-masing. Materi yang diberikan meliputi cara berkomunikasi dengan penyandang disabilitas. kemampuan mengenal dan berinteraksi dengan orang lain, etika, kemampuan komunikasi, cara penyelesaian masalah, hingga kepemimpinan dan etika kerja.
"Kami bukan ketat soal seleksi relawan, tapi ada materi yang kami tambahkan kepada para relawan. Kami sadar, kami belum pernah kedatangan ribuan tamu berkebutuhan khusus, jadi kami harus mempersiapkannya dengan baik," sambung Ferry.
General training dilaksanakan di Universitas Nasional Jakarta Selatan pada 17-19 September. Untuk tanggal 20 September pelatihan akan dilaksanakan di Universitas Nasional dan London School of Public Relations Jakarta untuk relawan asing dan relawan disabilitas.
Wakil Direktur Legal, Human Resources dan Volunteer Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (Inapgoc) Rezza D Brammadita, mengatakan ada 18 relawan luar negeri yang ikut ambil bagian di APG 2018. Relawan asing itu datang dari Afghanistan, Austria, Inggris Raya, Malaysia, Filipina, India, Jepang, Singapura, Korea Selatan dan Laos.
"Mereka (relawan asing) dijadwalkan pelatihan pada 20 September. Namun, ada sebagian yang minta keringanan ikut pelatihan khusus per divisi saja karena beberapa masih ada yang mengurus visa dan lainnya," ungkap Rezza dalam rilis yang diterima SINDOnews, Kamis (20/9/2018).
INAPGOC, lanjut Rezza, mencoba memberi keringanan kepada relawan asing. Pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan penyedia jasa pelatihan untuk memberikan pelatihan berbasis bahasa Inggris demi mempermudah relawan asing menimba ilmunya.
"Kalau kegiatan sport spesifik, relawan asing masih tingkat regional, tapi rata-rata mereka sering ikut sebagai volunteer di kegiatan lain, jadi tidak masalah," imbuhnya.
Antusiasme para pendaftar untuk menjadi relawan Asian Para Games 2018 memang luar biasa. "Yang daftar menjadi relawan hampir 18 ribu. Kami harus melakukan seleksi sampai sesuai jumlah kebutuhan," tutur Wakil Sekjen INAPGOC Ferry Kono.
Para relawan mengikuti pelatihan umum sebelum dilanjutkan ke latihan khusus sesuai penempatan divisi masing-masing. Materi yang diberikan meliputi cara berkomunikasi dengan penyandang disabilitas. kemampuan mengenal dan berinteraksi dengan orang lain, etika, kemampuan komunikasi, cara penyelesaian masalah, hingga kepemimpinan dan etika kerja.
"Kami bukan ketat soal seleksi relawan, tapi ada materi yang kami tambahkan kepada para relawan. Kami sadar, kami belum pernah kedatangan ribuan tamu berkebutuhan khusus, jadi kami harus mempersiapkannya dengan baik," sambung Ferry.
General training dilaksanakan di Universitas Nasional Jakarta Selatan pada 17-19 September. Untuk tanggal 20 September pelatihan akan dilaksanakan di Universitas Nasional dan London School of Public Relations Jakarta untuk relawan asing dan relawan disabilitas.
(sha)