Warga Asing Buat Sepeda Nusantara Kulon Progo Makin Semarak
A
A
A
KULON PROGO - Ada yang spesial dari perhelatan Sepeda Nusantara Etape Menoreh, Sabtu (29/9/2018). Rangkaian salah satu program unggulan Kemenpora di bawah payung Ayo Olahraga dalam rangka memeriahkan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-35 dan dibarengi dalam menyambut Hari Jadi Ke-67 Kabupaten Kulon Progo itu juga diikuti oleh beberapa turis mancanegara.
Dari total 25 ribu peserta yang ambil bagian dalam Sepeda Nusantara 2018, setidaknya ada enam warga negara asing ikut serta berbaur dengan masyarakat setempat, mengayuh sepedanya, menikmati keindahan alam Kulon Progo.
Mereka antara lain adalah Devi Mirchandi asal Singapura, Mai Kato, Yukari Inada, Ayu Sakamoto warga negara dari "Negeri Sakura" Jepang, Sophia Riedl dari Jerman dan Michele Johnstone berpaspor Amerika Serikat.
Salah satu dari mereka adalah Ayu Sakamoto. Wanita yang baru sebulan berstatus sebagai mahasiswa jurusan Pariwisata Universitas Gajah Mada hasil dari pertukaran pelajar dengan Universitas Kajiang Asing, Tokyo, Jepang, itu mengaku senang dengan keterlibatan dirinya dalam Sepeda Nusantara ini.
Ia pun memberikan apresiasi kepada warga setempat yang sangat antusias bersepeda. "Selain berolahraga, saya melihat adanya interaksi sosial di tengah masyarakat Kulon Progo. Tidak ada jeda pemisah antara masyarakat biasa dengan para pejabat setempat. Mereka berbaur menjadi satu dalam suasana kekeluargaan dalam berolahraga, kompak, guyub," ujar Ayu Sakamoto yang sudah fasih berbahasa Indonesia itu.
Dikatakan dara yang telah mempelajari bahasa Indonesia selama dua tahun di tempat asalnya menimba ilmu, kegiatan ini jarang sekali ditemui di negaranya, terlebih kala bersepeda nusantara di Kulon Progo selain menyehatkan, tapi juga sekaligus menikmati keindahan alamnya.
"Alam di sini sangat indah. Di Jepang saya tinggal di pusat kota di Tokyo, sehingga jarang melihat pemandangan seperti ini, terlebih kegiatan bersepeda santai bersama dengan antusiasme ribuan orang seperti ini. Hampir tidak pernah saya temui di tempat saya," tutur wanita kelahiran Yokohama, 7 Januari 1998 itu.
Sementara itu, Sumarsono selaku Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kulon Progo mengaku senang di mana daerahnya masih menjadi pilihan Kemenpora satu dari 70 daerah yang menggelar perhelatan ini.
Dikatakannya, hal tersebut tak lepas dari penyelengaraan tahun lalu yang bernama Gowes Pesona Nusantara, di mana Kulon Progo dinilai berhasil menggelar event tersebut, ditambah mendapatkan penghargaan dari Kemenpora.
Oleh sebab itu, pada gelaran kali ini, dirinya mengaku jika pihaknya berupaya untuk jauh lebih baik dalam menyelengarakan program dibawah kepemimpinan Menpora Imam Nahrawi yang mengajak masyarakat untuk berolahraga, hidup sehat yang mengambil tema Bangun Indonesia.
"Perhelatan kali ini kami berusaha menyiapkannya lebih baik dari sebelumnya dengan lebih menggandeng stakeholder, menggerakkan masyarakat baik dari jalur pendidikan maupun umum. Al hasil, terjaring beberapa orang mancanegara ikut serta dalam kegiatan ini," ucapnya.
"Melalui mereka, kita bisa menitipkan pesan akan keramahtamahan, keindahan alam, kenyamanan, keamanan Indonesia terutama Kulo Progo kepada dunia Internasional, karena kami tak hanya menggelar olahraga masyarakat saja namun coba menyanyikan sport tourism yang ada diwilayah kami," tambahnya.
Harapan kami melalui kegiatan Sepeda Nusantara ini, lanjut Sumarsono, mampu menghasilkan atlet yang dapat mewakili Kulon Progo dipentas Nasional maupun Internasional.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari pembudayaan olahraga, di mana sebagai pondasi awal untuk sebuah prestasi. Setelah olahraga itu sudah membudaya di tengah masyarakat, maka langkah selanjutnya, mereka pasti akan menekuni, fokus terhadap salahsatu olahraga tersebut sehingga berujung pada sebuah prestasi yang membanggakan bagi dirinya sendiri khususnya dan Indonesia pada umumnya," harapnya.
Sepeda Nusantara etape Menoreh ini terdiri dari dua kategori, yakni 67Km, memiliki makna menyambut HUT Kulon Progo ke-67 serta kategori 15Km, yang didasari tanggal hari jadi yakni 15 Oktober.
Untuk kategori 67Km, peserta melintasi rute beberapa destinasi wisata seperti waduk Sermo, kompleks pemakaman Raja Pakualaman, pantai Glagah, serta bangunan monumental bagi warga Kulon Progo, yakni bandar udara yang tengah dibangun. Sedangkan untuk yang 15Km, memutari kota Wates, yang diharapkan mampu menarik masyarakat untuk berolahraga secara kesehariannya. "Sehingga perhelatan kali ini bisa dikatakan terjadi kolaborasi antara sport dan tourism," pungkas Sumarsono.
Dari total 25 ribu peserta yang ambil bagian dalam Sepeda Nusantara 2018, setidaknya ada enam warga negara asing ikut serta berbaur dengan masyarakat setempat, mengayuh sepedanya, menikmati keindahan alam Kulon Progo.
Mereka antara lain adalah Devi Mirchandi asal Singapura, Mai Kato, Yukari Inada, Ayu Sakamoto warga negara dari "Negeri Sakura" Jepang, Sophia Riedl dari Jerman dan Michele Johnstone berpaspor Amerika Serikat.
Salah satu dari mereka adalah Ayu Sakamoto. Wanita yang baru sebulan berstatus sebagai mahasiswa jurusan Pariwisata Universitas Gajah Mada hasil dari pertukaran pelajar dengan Universitas Kajiang Asing, Tokyo, Jepang, itu mengaku senang dengan keterlibatan dirinya dalam Sepeda Nusantara ini.
Ia pun memberikan apresiasi kepada warga setempat yang sangat antusias bersepeda. "Selain berolahraga, saya melihat adanya interaksi sosial di tengah masyarakat Kulon Progo. Tidak ada jeda pemisah antara masyarakat biasa dengan para pejabat setempat. Mereka berbaur menjadi satu dalam suasana kekeluargaan dalam berolahraga, kompak, guyub," ujar Ayu Sakamoto yang sudah fasih berbahasa Indonesia itu.
Dikatakan dara yang telah mempelajari bahasa Indonesia selama dua tahun di tempat asalnya menimba ilmu, kegiatan ini jarang sekali ditemui di negaranya, terlebih kala bersepeda nusantara di Kulon Progo selain menyehatkan, tapi juga sekaligus menikmati keindahan alamnya.
"Alam di sini sangat indah. Di Jepang saya tinggal di pusat kota di Tokyo, sehingga jarang melihat pemandangan seperti ini, terlebih kegiatan bersepeda santai bersama dengan antusiasme ribuan orang seperti ini. Hampir tidak pernah saya temui di tempat saya," tutur wanita kelahiran Yokohama, 7 Januari 1998 itu.
Sementara itu, Sumarsono selaku Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kulon Progo mengaku senang di mana daerahnya masih menjadi pilihan Kemenpora satu dari 70 daerah yang menggelar perhelatan ini.
Dikatakannya, hal tersebut tak lepas dari penyelengaraan tahun lalu yang bernama Gowes Pesona Nusantara, di mana Kulon Progo dinilai berhasil menggelar event tersebut, ditambah mendapatkan penghargaan dari Kemenpora.
Oleh sebab itu, pada gelaran kali ini, dirinya mengaku jika pihaknya berupaya untuk jauh lebih baik dalam menyelengarakan program dibawah kepemimpinan Menpora Imam Nahrawi yang mengajak masyarakat untuk berolahraga, hidup sehat yang mengambil tema Bangun Indonesia.
"Perhelatan kali ini kami berusaha menyiapkannya lebih baik dari sebelumnya dengan lebih menggandeng stakeholder, menggerakkan masyarakat baik dari jalur pendidikan maupun umum. Al hasil, terjaring beberapa orang mancanegara ikut serta dalam kegiatan ini," ucapnya.
"Melalui mereka, kita bisa menitipkan pesan akan keramahtamahan, keindahan alam, kenyamanan, keamanan Indonesia terutama Kulo Progo kepada dunia Internasional, karena kami tak hanya menggelar olahraga masyarakat saja namun coba menyanyikan sport tourism yang ada diwilayah kami," tambahnya.
Harapan kami melalui kegiatan Sepeda Nusantara ini, lanjut Sumarsono, mampu menghasilkan atlet yang dapat mewakili Kulon Progo dipentas Nasional maupun Internasional.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari pembudayaan olahraga, di mana sebagai pondasi awal untuk sebuah prestasi. Setelah olahraga itu sudah membudaya di tengah masyarakat, maka langkah selanjutnya, mereka pasti akan menekuni, fokus terhadap salahsatu olahraga tersebut sehingga berujung pada sebuah prestasi yang membanggakan bagi dirinya sendiri khususnya dan Indonesia pada umumnya," harapnya.
Sepeda Nusantara etape Menoreh ini terdiri dari dua kategori, yakni 67Km, memiliki makna menyambut HUT Kulon Progo ke-67 serta kategori 15Km, yang didasari tanggal hari jadi yakni 15 Oktober.
Untuk kategori 67Km, peserta melintasi rute beberapa destinasi wisata seperti waduk Sermo, kompleks pemakaman Raja Pakualaman, pantai Glagah, serta bangunan monumental bagi warga Kulon Progo, yakni bandar udara yang tengah dibangun. Sedangkan untuk yang 15Km, memutari kota Wates, yang diharapkan mampu menarik masyarakat untuk berolahraga secara kesehariannya. "Sehingga perhelatan kali ini bisa dikatakan terjadi kolaborasi antara sport dan tourism," pungkas Sumarsono.
(bbk)