Penantian Panjang Callum Smith Berakhir di Arab Saudi
A
A
A
JEDDAH - Callum Smith mengakhiri penantiannya untuk menjadi juara dunia. Petinju berjuluk Mundo itu berhasil merebut mahkota kelas menengah super WBA Super dengan mengalahkan George Groves di final World Boxing Super Series di King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, 28 September 2018.
Berbekal sabuk WBC Diamond, Smith menjalani duel sesama petinju Inggris itu dengan sangat kuat. Ronde ketiga menjadi awal dari keganasan Smith, sementara sang juara bertahan Groves sudah terlihat kewalahan.
Belum genap satu menit ronde ketujuh berlangsung, Smith terpleset hingga jatuh ke kanvas. Wasit juga menilai Smith terjatuh karena terpleset.
Namun, di pertengahan ronde ketujuh, Groves kecolongan. Di tengah upayanya melakukan tekanan, Smith justru melepaskan pukulan kiri yang mendarat telak ke wajah Groves. Pukulan itu membuat Groves sedikit sempoyongan, dan berbalik Smith yang melakukan tekanan hingga Groves tersudut.
Pukulan bertubi-tubi yang dilancarkan Smith membuat Groves berlutut di sudut ring. Wasit melakukan penghitungan, hingga hitungan kesepuluh, Groves tampak sudah tidak sanggup lagi. Wasit pun menghentikan pertarungan.
Bukan hanya merebut mahkota WBA Super dari Groves serta mempertahankan sabuk WBC Diamond, kemenangan ini juga mengantar Smith untuk mengangkat trofi Muhammad Ali, yang diperebutkan dalam turnamen WBSS season pertama ini.
"Ini penantian yang lama dan saya pikir, datang ke pertarungan ini, mungkin itulah satu-satunya kesempatan saya (untuk meraih gelar dunia). Jika saya tidak mengambil peluang ini, apakah ada cara lainnya?" ungkap Smith seperti mengutip dari Boxing Scene.
"George adalah seorang juara yang sangat bagus, dia memiliki karier yang cemerlang dan senang berbagi ring dengannya. Apakah dia meneruskan kariernya atau tidak, saya ingin berharap yang terbaik dalam apa pun yang dia lakukan selanjutnya," jelas petinju dengan rekor tanding 25-0, 18KO.
Petinju 28 tahun ini kembali menegaskan bahwa gelar juara dunia ini merupakan hal yang sudah sangat lama diidamkannya, dan dia sangat bahagia akhirnya bisa menyabetnya saat memenangkan turnamen WBSS season pertama.
"Saya bukan orang yang bisa meluapkan segenap perasaan, Anda tidak pernah melihat saya gembira, tetapi Anda melihatnya sekarang, karena itu adalah ambisi seumur hidup yang terpenuhi," pungkasnya.
Sementara itu, Saint George terpaksa harus menelan kekalahan pertama dalam tiga tahun terakhir ini. Sekarang, petinju berusia 30 tahun itu membukukan empat kekalahan dalam 32 pertarungan tinju profesionalnya (28-4, 20KO).
Berbekal sabuk WBC Diamond, Smith menjalani duel sesama petinju Inggris itu dengan sangat kuat. Ronde ketiga menjadi awal dari keganasan Smith, sementara sang juara bertahan Groves sudah terlihat kewalahan.
Belum genap satu menit ronde ketujuh berlangsung, Smith terpleset hingga jatuh ke kanvas. Wasit juga menilai Smith terjatuh karena terpleset.
Namun, di pertengahan ronde ketujuh, Groves kecolongan. Di tengah upayanya melakukan tekanan, Smith justru melepaskan pukulan kiri yang mendarat telak ke wajah Groves. Pukulan itu membuat Groves sedikit sempoyongan, dan berbalik Smith yang melakukan tekanan hingga Groves tersudut.
Pukulan bertubi-tubi yang dilancarkan Smith membuat Groves berlutut di sudut ring. Wasit melakukan penghitungan, hingga hitungan kesepuluh, Groves tampak sudah tidak sanggup lagi. Wasit pun menghentikan pertarungan.
Bukan hanya merebut mahkota WBA Super dari Groves serta mempertahankan sabuk WBC Diamond, kemenangan ini juga mengantar Smith untuk mengangkat trofi Muhammad Ali, yang diperebutkan dalam turnamen WBSS season pertama ini.
"Ini penantian yang lama dan saya pikir, datang ke pertarungan ini, mungkin itulah satu-satunya kesempatan saya (untuk meraih gelar dunia). Jika saya tidak mengambil peluang ini, apakah ada cara lainnya?" ungkap Smith seperti mengutip dari Boxing Scene.
"George adalah seorang juara yang sangat bagus, dia memiliki karier yang cemerlang dan senang berbagi ring dengannya. Apakah dia meneruskan kariernya atau tidak, saya ingin berharap yang terbaik dalam apa pun yang dia lakukan selanjutnya," jelas petinju dengan rekor tanding 25-0, 18KO.
Petinju 28 tahun ini kembali menegaskan bahwa gelar juara dunia ini merupakan hal yang sudah sangat lama diidamkannya, dan dia sangat bahagia akhirnya bisa menyabetnya saat memenangkan turnamen WBSS season pertama.
"Saya bukan orang yang bisa meluapkan segenap perasaan, Anda tidak pernah melihat saya gembira, tetapi Anda melihatnya sekarang, karena itu adalah ambisi seumur hidup yang terpenuhi," pungkasnya.
Sementara itu, Saint George terpaksa harus menelan kekalahan pertama dalam tiga tahun terakhir ini. Sekarang, petinju berusia 30 tahun itu membukukan empat kekalahan dalam 32 pertarungan tinju profesionalnya (28-4, 20KO).
(nug)