Panahan Indonesia Berharap Sejarah Baru Tercipta di Asian Para Games 2018
A
A
A
JAKARTA - Tim panahan Indonesia tidak mematok target tinggi. Tim besutan Tri Sugeng Purwanto bersikap realistis. Diakui lawan yang dihadapi di Asian Para Games 2018 ini sangat tangguh.
Sejauh ini panahan Indonesia belum pernah meraih medali di kancah Asian Para Games. Tapi, Tri Sugeng berharap timnya bisa pecah telur di level Asia.
"Persaingan di Asia memang berat. Panahan kita belum pernah meraih medali Asian Para Games, kecuali level ASEAN Para Games. Saat tampil di Asian Para Games 2018 ini, mudah-mudahan ada sejarah baru dengan meraih medali minimal perunggu," ujar Kepala Pelatih Panahan Indonesia, Tri Sugeng Purwanto di arena Panahan Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (7/10/2018).
Kontingen panahan Indonesia menurunkan 12 atlet, 7 putra dan 5 putri. Mereka adalah Muhamad Ali, Abdul Hamid, Muklis, Suranto Mulyono, Muhammad Nurhadi, Umar dan Yanatar di sektor putra. Kemudian Irmawati, Jarwati, Ijah Khodijah, Ninik Umardyani dan Tutik Yumiati di bagian putri.
Atlet-atlet Indonesia akan turun di enam dari sembilan nomor yang dipertandingkan. "Negara saingan terberat adalah Iran, China, Korea dan Jepang. Dari kawasan Asia Tenggara ada Thailand dan Malaysia," tambah Sugeng.
Cabang olahraga panahan APG 2018 pertandingkan sembilan nomor yang itu berarti menyediakan sembilan medali emas. Sebanyak 21 negara terdaftar mengikuti cabang olahraga ini. Korea Selatan, negara yang memiliki tradisi kuat dalam prestasi olahraga panahan, mengirimkan kontingen terbanyak di cabang olahraga panahan ini, yakni 15 atlet, disusul Korea 13 atlet.
"Di Pelatnas kami sebenarnya menyiapkan 14 atlet. Namun yang ikut tim inti dan bermain di APG 2018 ini hanya 12," jelas Sugeng.
Pada hari pertama lomba cabang olahraga panahan, Minggu (10/7) dipertandingkan babak kualifikasi nomor recurve open perorangan putra dan putri, serta babak kualifikasi nomor coumpond open perorangan putra dan putri, untuk menentukan posisi drawing ke babak utama. Setiap negara hanya meloloskan maksimal dua atlet terbaiknya untuk bertanding di babak utama dengan format sistem gugur.
Sejauh ini panahan Indonesia belum pernah meraih medali di kancah Asian Para Games. Tapi, Tri Sugeng berharap timnya bisa pecah telur di level Asia.
"Persaingan di Asia memang berat. Panahan kita belum pernah meraih medali Asian Para Games, kecuali level ASEAN Para Games. Saat tampil di Asian Para Games 2018 ini, mudah-mudahan ada sejarah baru dengan meraih medali minimal perunggu," ujar Kepala Pelatih Panahan Indonesia, Tri Sugeng Purwanto di arena Panahan Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (7/10/2018).
Kontingen panahan Indonesia menurunkan 12 atlet, 7 putra dan 5 putri. Mereka adalah Muhamad Ali, Abdul Hamid, Muklis, Suranto Mulyono, Muhammad Nurhadi, Umar dan Yanatar di sektor putra. Kemudian Irmawati, Jarwati, Ijah Khodijah, Ninik Umardyani dan Tutik Yumiati di bagian putri.
Atlet-atlet Indonesia akan turun di enam dari sembilan nomor yang dipertandingkan. "Negara saingan terberat adalah Iran, China, Korea dan Jepang. Dari kawasan Asia Tenggara ada Thailand dan Malaysia," tambah Sugeng.
Cabang olahraga panahan APG 2018 pertandingkan sembilan nomor yang itu berarti menyediakan sembilan medali emas. Sebanyak 21 negara terdaftar mengikuti cabang olahraga ini. Korea Selatan, negara yang memiliki tradisi kuat dalam prestasi olahraga panahan, mengirimkan kontingen terbanyak di cabang olahraga panahan ini, yakni 15 atlet, disusul Korea 13 atlet.
"Di Pelatnas kami sebenarnya menyiapkan 14 atlet. Namun yang ikut tim inti dan bermain di APG 2018 ini hanya 12," jelas Sugeng.
Pada hari pertama lomba cabang olahraga panahan, Minggu (10/7) dipertandingkan babak kualifikasi nomor recurve open perorangan putra dan putri, serta babak kualifikasi nomor coumpond open perorangan putra dan putri, untuk menentukan posisi drawing ke babak utama. Setiap negara hanya meloloskan maksimal dua atlet terbaiknya untuk bertanding di babak utama dengan format sistem gugur.
(bbk)