Raikkonen Dukung Steward Bertindak Tegas Terhadap Pelanggaran
A
A
A
SAO PAULO - Kimi Raikkonen menilai masih banyak pembalap yang melakukan “kebodohan” saat balapan di lintasan. Juara Formula One 2007 ini berharap steward (juri) berani memberi penalti yang lebih berat dari tindakan yang dilakukan para pembalap itu.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, FIA menggunakan sistem poin penalti sebagai salah satu langkah untuk mencegah pelanggaran berulang yang dilakukan sejumlah pembalap.
Namun, sistem ini menuai kritik karena hukuman yang diberikan dinilai terlalu berat, seperti yang pernah diungkapkan Max Verstappen. Menariknya, Raikkonen justru tidak setuju dengan anggapan tersebut.
“Jika berani tegas di hal-hal yang mereka anggap benar, mereka tidak perlu sibuk melakukan hal lain,” ujar Raikkonen dilansir Autosport. “Jika berani menghentikan kebodohan yang selama ini terjadi, saya pikir mereka tidak perlu menjatuhkan hukuman ringan di sana-sini tanpa alasan jelas," ujarnya.
Sepanjang musim ini ada berbagai kesalahan yang dilakukan para pembalap yang merugikan pembalap lainnya. Verstappen mungkin menjadi salah satu pembalap yang kerap menjadi perbincangan dengan gaya membalapnya yang terlalu agresif dan hanya mementingkan dirinya sendiri.
Apalagi, pembalap asal Belanda itu mendapat kritik dari Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel. Verstappen memang banyak membuat “onar” di awal musim ini. Dari lima seri pertama, driveryang dilahirkan di Belgia itu hanya mampu finis tiga kali dan sisanya berakhir tanpa poin.
Puncaknya saat dirinya menyulut emosi Vettel di GP China, April lalu. Verstappen mencoba merebut posisi ketiga di tikungan ke-14, justru menabrak bagian kanan mobil Ferrari SF71H yang mengakibatkan keduanya melintir di lintasan.
Insiden itu membuat Vettel harus puas finis di posisi kedelapan. Sementara Verstappen berada di posisi keempat mendapatkan penalti 10 detik dan harus rela turun satu peringkat.
Kondisi itu tentu sangat mengganggu para pembalap lain yang tengah berjuang mencari kemenangan. Raikkonen menilai jika steward bisa menetapkan preseden dengan insideninsiden besar maka tidak perlu menjatuhi hukuman 5 detik atau 10 detik untuk setiap hal yang sangat merugikan pembalap lain.
Karena, jika itu diberlakukan, dengan sendirinya masalah tersebut akan terselesaikan. "Apa yang saya lihat selama ini sedikit konyol. Anda bisa dijatuhi hukuman karena sebuah pelanggaran.
Tapi, pada balapan sebelumnya seseorang melakukan hal yang sama dan justru mendapat perlakuan berbeda. Jika ini dilakukan secara benar dan mereka berani lebih tegas, saya yakin ini akan terlihat dan memberi hasil yang lebih bagus," ucap Raikkonen.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, FIA menggunakan sistem poin penalti sebagai salah satu langkah untuk mencegah pelanggaran berulang yang dilakukan sejumlah pembalap.
Namun, sistem ini menuai kritik karena hukuman yang diberikan dinilai terlalu berat, seperti yang pernah diungkapkan Max Verstappen. Menariknya, Raikkonen justru tidak setuju dengan anggapan tersebut.
“Jika berani tegas di hal-hal yang mereka anggap benar, mereka tidak perlu sibuk melakukan hal lain,” ujar Raikkonen dilansir Autosport. “Jika berani menghentikan kebodohan yang selama ini terjadi, saya pikir mereka tidak perlu menjatuhkan hukuman ringan di sana-sini tanpa alasan jelas," ujarnya.
Sepanjang musim ini ada berbagai kesalahan yang dilakukan para pembalap yang merugikan pembalap lainnya. Verstappen mungkin menjadi salah satu pembalap yang kerap menjadi perbincangan dengan gaya membalapnya yang terlalu agresif dan hanya mementingkan dirinya sendiri.
Apalagi, pembalap asal Belanda itu mendapat kritik dari Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel. Verstappen memang banyak membuat “onar” di awal musim ini. Dari lima seri pertama, driveryang dilahirkan di Belgia itu hanya mampu finis tiga kali dan sisanya berakhir tanpa poin.
Puncaknya saat dirinya menyulut emosi Vettel di GP China, April lalu. Verstappen mencoba merebut posisi ketiga di tikungan ke-14, justru menabrak bagian kanan mobil Ferrari SF71H yang mengakibatkan keduanya melintir di lintasan.
Insiden itu membuat Vettel harus puas finis di posisi kedelapan. Sementara Verstappen berada di posisi keempat mendapatkan penalti 10 detik dan harus rela turun satu peringkat.
Kondisi itu tentu sangat mengganggu para pembalap lain yang tengah berjuang mencari kemenangan. Raikkonen menilai jika steward bisa menetapkan preseden dengan insideninsiden besar maka tidak perlu menjatuhi hukuman 5 detik atau 10 detik untuk setiap hal yang sangat merugikan pembalap lain.
Karena, jika itu diberlakukan, dengan sendirinya masalah tersebut akan terselesaikan. "Apa yang saya lihat selama ini sedikit konyol. Anda bisa dijatuhi hukuman karena sebuah pelanggaran.
Tapi, pada balapan sebelumnya seseorang melakukan hal yang sama dan justru mendapat perlakuan berbeda. Jika ini dilakukan secara benar dan mereka berani lebih tegas, saya yakin ini akan terlihat dan memberi hasil yang lebih bagus," ucap Raikkonen.
(don)