Efek Kekalahan Barca saat Lawan Real Betis, Dembele Disorot
A
A
A
BARCELONA - Ousmane Dembele datang ke Barcelona dengan reputasi sebagai pemain muda berbakat. Status tersebut membuat klub Katalan tersebut rela merogoh kocek sekitar lebih dari Rp2 triliun atau 145 juta euro demi mendapat tanda tangan pemain yang saat didatangkan belum genap berusia 21 tahun. Semua karena penampilan Dembele yang mengesankan bersama timnas Prancis dan Borussia Dortmund.
Bersama Prancis, Dembele bersinar di Piala Eropa 2016 dan berhasil mengoleksi dua gol dari 20 caps bersama Les Bleus. Di Dortmund, dia tidak saja menjadi goal getter, tapi juga sebagai pelayan setia. Dari 50 kali penampilan di semua ajang, Dembele sukses mencetak 10 gol dan mengirimkan 20 assist.
Reputasi itu membuat Barca rela merogoh kocek demi mengamankan Dembele. Apalagi, mereka baru saja kehilangan serta akan kehilangan pemain besar di sektor sayap dan tengah. Mulai Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Neymar Junior sehingga Dembele diharapkan menjadi solusi.
Awalnya, semua berjalan baik. Dembele memberikan kontribusi di bawah pelatih Ernesto Valverde. Jika dibuat rata-rata, jumlah gol dan assist Dembele lebih bagus di Barcelona dibandingkan saat Dortmund. Dari 38 penampilan, dia sudah mencetak 10 gol dan assist. Masalahnya, beberapa pekan ini Dembele mulai berulah.
Dia mulai terhinggap penyakit pemain muda: indisipliner. Seperti jelang laga melawan Real Betis. Mengaku sakit sehingga tak masuk daftar pemain, Dembele juga terlambat datang ke lapangan. Dia tiba di stadion lima menit sebelum kick-off. Artinya, dia tidak berangkat bersama tim. Dia juga sudah meninggalkan tempat duduk penonton pada menit ke-49.
Tindakan ini memunculkan efek tersendiri pada tim dan masa depan Dembele. Apalagi, saat itu Barca kalah 3-4. “Semua profesional di Barcelona harus hidup seperti profesional. Anda harus bertarung di setiap sesi latihan dan bermain di mana mereka dibutuhkan,” kata Direktur Barcelona Guillermo Amor.
Valverde memilih berhati-hati menanggapi masalah Dembele. Menurut dia, keputusan meninggalkan Dembele adalah keputusan pribadi pemain dan itu boleh saja. “Bakat yang dimiliki Dembele sulit ditemukan dan kami harus membantunya untuk memanfaatkannya. Kami menginginkan yang terbaik dari setiap pemain. Dembele memiliki bakat luar biasa dan kami ingin membantunya agar bisa menunjukkannya suatu hari nanti,” tandas Valverde.
Pelatih timnas Prancis Didier Deschamps mengaku tidak kaget dengan tingkah Dembele. Menurut dia, Dembele punya kebiasaan sedikit terlambat, baik untuk klubnya atau di timnas Prancis. Bahkan, dia mengetahui alasan yang disampaikan saat terlambat.
“Dia akan berkata, saya bukan satu-satunya,” tutur Deschamps. Padahal, dia berharap agar Dembele sedikit lebih memperhatikan hal-hal yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari dari pemain tingkat elite. Deschamps menyadari Dembele memang masih muda. Karena itu, dia tidak kehilangan harapan pemain bersangkutan akan menyadari semua aspek ini.
Bersama Prancis, Dembele bersinar di Piala Eropa 2016 dan berhasil mengoleksi dua gol dari 20 caps bersama Les Bleus. Di Dortmund, dia tidak saja menjadi goal getter, tapi juga sebagai pelayan setia. Dari 50 kali penampilan di semua ajang, Dembele sukses mencetak 10 gol dan mengirimkan 20 assist.
Reputasi itu membuat Barca rela merogoh kocek demi mengamankan Dembele. Apalagi, mereka baru saja kehilangan serta akan kehilangan pemain besar di sektor sayap dan tengah. Mulai Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Neymar Junior sehingga Dembele diharapkan menjadi solusi.
Awalnya, semua berjalan baik. Dembele memberikan kontribusi di bawah pelatih Ernesto Valverde. Jika dibuat rata-rata, jumlah gol dan assist Dembele lebih bagus di Barcelona dibandingkan saat Dortmund. Dari 38 penampilan, dia sudah mencetak 10 gol dan assist. Masalahnya, beberapa pekan ini Dembele mulai berulah.
Dia mulai terhinggap penyakit pemain muda: indisipliner. Seperti jelang laga melawan Real Betis. Mengaku sakit sehingga tak masuk daftar pemain, Dembele juga terlambat datang ke lapangan. Dia tiba di stadion lima menit sebelum kick-off. Artinya, dia tidak berangkat bersama tim. Dia juga sudah meninggalkan tempat duduk penonton pada menit ke-49.
Tindakan ini memunculkan efek tersendiri pada tim dan masa depan Dembele. Apalagi, saat itu Barca kalah 3-4. “Semua profesional di Barcelona harus hidup seperti profesional. Anda harus bertarung di setiap sesi latihan dan bermain di mana mereka dibutuhkan,” kata Direktur Barcelona Guillermo Amor.
Valverde memilih berhati-hati menanggapi masalah Dembele. Menurut dia, keputusan meninggalkan Dembele adalah keputusan pribadi pemain dan itu boleh saja. “Bakat yang dimiliki Dembele sulit ditemukan dan kami harus membantunya untuk memanfaatkannya. Kami menginginkan yang terbaik dari setiap pemain. Dembele memiliki bakat luar biasa dan kami ingin membantunya agar bisa menunjukkannya suatu hari nanti,” tandas Valverde.
Pelatih timnas Prancis Didier Deschamps mengaku tidak kaget dengan tingkah Dembele. Menurut dia, Dembele punya kebiasaan sedikit terlambat, baik untuk klubnya atau di timnas Prancis. Bahkan, dia mengetahui alasan yang disampaikan saat terlambat.
“Dia akan berkata, saya bukan satu-satunya,” tutur Deschamps. Padahal, dia berharap agar Dembele sedikit lebih memperhatikan hal-hal yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari dari pemain tingkat elite. Deschamps menyadari Dembele memang masih muda. Karena itu, dia tidak kehilangan harapan pemain bersangkutan akan menyadari semua aspek ini.
(don)