The Journey of AZA Shoes Mewujudkan Mimpi Anak Indonesia

Jum'at, 14 Desember 2018 - 06:06 WIB
The Journey of AZA Shoes...
The Journey of AZA Shoes Mewujudkan Mimpi Anak Indonesia
A A A
JAKARTA - Tak terasa, sejak 2009 hingga 2017 sudah ada lima DBL Shoes yang dilabeli AZA diproduksi masal. Edisi sepatu AZA 1 hingga AZA 5 sangat diterima masyarakat. Tak hanya terjangkau, sepatu basket tersebut juga memiliki kualitas yang tidak kalah dengan sepatu di pasaran.

Nah, dalam waktu dekat, akan dirilis versi keenam AZA Shoes. AZA 6 akan menjadi sepatu basket yang bisa digunakan untuk berbagai aktivitas. Mulai dari sekolah, kuliah, kerja, atau jalan-jalan. Ini pengembangan versi sebelumnya, AZA 5, yang mendapat apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo karena harganya terjangkau dan produk lokal. Inilah sedikit cerita bagaimana DBL Shoes berkembang.

The Journey of AZA Shoes Mewujudkan Mimpi Anak Indonesia


AZA 1 (League Gravity 2k8 DBL): Cikal Bakal dari Langkah Awal

Semua berawal dari tahun 2009. Kala itu, Azrul Ananda, CEO dan Founder DBL Indonesia yang sedang meeting bersama Prajna Murdaya, Bos Grup Berca memberikan sebuah penawaran secara tiba-tiba berupa dua pasang sepatu bermerk League. Sepatu tersebut memiliki dua warna yaitu putih polos dengan aksen jahitan biru, satu lagi hitam polos dengan aksen jahitan emas dengan logo DBL di belakangnya lengkap beserta Azrul Ananda dan tanda tangannya. Desain ini seolah menggambarkan memulai segalanya dengan kertas kosong yang siap digambar menjadi lebih sesuatu yang besar.

AZA 2 (League Pure Player Ltd AZA): Kolaborasi yang Berlanjut

Melihat antusiasme yang besar, kolaborasi pun berlanjut ke sepatu yang kedua. Bernama League Pure Player Ltd AZA, sepatu ini menggambarkan identitas DBL Indonesia dengan warna biru tua. Unsur itu semakin kuat dengan logo si Det (maskot Honda DBL berwujud anjing bertelinga panjang kala itu) berwarna jingga.

AZA 3 (League Yin Yang Ltd Azrul Edition): Segudang Cerita dari Warna Hijau

Hijau. Warna inilah yang membuat sepatu ini punya banyak cerita. Hijau selalu menjadi identitas warna olahraga yang ada di Jawa Timur khususnya Surabaya. Jika Jika edisi pertama putih dan hitam polos sebagai simbol awal yang bersih, kemudian yang kedua biru dan oranye sebagai warna asli DBL, edisi ketiga ini menggambarkan perjalanan hidup Azrul Ananda yang tinggal di Surabaya dengan warna dominasi hijau dan kampus tempat kuliahnya dulu, California State University, Sacramento.

AZA 4 (League Hyper Drive 2 Low AZA): Sacramento Kings yang Disepatukan

Di edisi keempat yang dirilis tahun 2012, Hyper Drive 2 Low AZA menjadi sepatu kolaborasi terakhir DBL Indonesia dengan League. Sepatu dengan warna hitam berpadu ungu tersebut menjadi sepatu ditunggu oleh banyak penggemar basket kala itu. Bukan tanpa alasan, warna sepatu ini terinspirasi oleh kesukaan Azrul Ananda terhadap salah satu tim basket NBA, Sacramento Kings yang memiliki warna khas berupa ungu.

AZA 5: We Break the Barrier!

Selama penyelenggaraan Honda DBL di berbagai kota, sepatu seolah menjadi barrier atau penghalang para pebasket muda untuk mengembangkan bakatnya. Akhirnya, DBL Indonesia bertemu dengan partner baru yang juga berpusat di Surabaya, Ardiles. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu membuat sepatu basket yang berkualitas tinggi, keren, tapi dengan harga terjangkau. Untuk menghancurkan barrier, sekaligus memudahkan semakin banyak anak Indonesia bermain basket.

Kala membuat sepatu ini, DBL Indonesia menekankan bahwa harga harus di bawah Rp 500 ribu. Tantangan itu pun langsung dijawab dengan spektakuler. Ardiles mematok sepatu dengan harga di bawah Rp 400 ribu. Akhirnya, terlahirlah AZA 5 di penghujung 2017 dengan harga Rp 349 ribu.

Sepatu AZA 5 ini seolah menjadi penghancur penghalang dalam bermain basket. Hal ini terbukti dari tingginya penjualan sepatu ini. Bahkan, kota-kota kecil di beberapa provinsi, AZA 5 dapat ditemukan di toko-toko “tradisional” di pinggir jalan.

AZA 6: Sebuah Evolusi

Tak lama setelah AZA 5 dirilis, DBL Indonesia dan Ardiles langsung move on dan mengembangkan project baru yang bernama AZA 6. Sebuah evolusi pun muncul pada produk kedua DBL Indonesia bersama Ardiles dalam sepatu basket tersebut. Selain bisa untuk basket, sepatu ini juga memiliki konsep yang wearable dan nyaman digunakan di berbagai kegiatan. Karena, tidak semua orang/anak bisa atau mampu membeli lebih dari satu sepatu.

Dengan kenaikan kelas tersebut, DBL Indonesia dan Ardiles juga tetap memasang sebuah “batas” dalam pembuatan sepatu ini. yaitu tidak lebih dari Rp 500 ribu. Dalam tulisan Mimpi Sepatu Aza yang ditulis oleh Azrul Ananda, Ia berharap AZA 6 harus mendorong lagi industri olahraga Indonesia, sambil terus mendorong partisipasi basket untuk berbagai kalangan.

The Journey of AZA Shoes Mewujudkan Mimpi Anak Indonesia


Diharapkan, dengan akan dirilisnya AZA 6 yang dijual sangat terjangkau, akan mewujudkan mimpi anak-anak di pelosok negeri yang ingin bermain basket memakai sepatu berkualitas. Sehingga, akan bermunculan bibit pebasket andal Indonesia di masa depan.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0748 seconds (0.1#10.140)