Pep Guardiola: City Berusaha Bangun Sejarah
A
A
A
MANCHESTER - Penampilan Manchester City di Liga Inggris musim ini relatif mengalami penurunan. Selain gagal memertahankan stempel juara paruh musim, perolehan poin The Citizens terlihat turun drastis.
Jika di musim sebelumnya, City mampu mengumpulkan 55 poin dalam 19 pertandingan terakhir di Liga Inggris. Kini, Sergio Aguero dkk hanya mampu mengumpulkan 44 angka dalam jumlah laga yang sama.
Setelah gagal meraih kemenangan dalam dua laga melawan Crystal Palace dan Leicester City, City akhirnya keluar dari lubang jarum usai menjinakkan Southampton dengan skor 3-1. Tambahan tiga angka masih belum memengaruhi posisinya di klasemen Liga Inggris.
City tetap menghuni peringkat ketiga dengan raihan 47 poin dari 20 pertandingan terakhir di kompetisi domestik. Mereka tertinggal tujuh angka dari pemuncak klasemen Liverpool.
Meskipun relatif menurun, Guardiola tetap senang dengan penampilan timnya musim ini. Pelatih berkepala plontos itu bahkan tidak berniat menambah amunisinya pada bursa transfer musim dingin.
"Banyak kata-kata baik diucapkan ketika Anda menghasilkan 100 poin dalam satu musim. Tetapi setelah itu, itu adalah bagaimana Anda kembali, dan kami berhasil. Saya senang dengan tim saya. Kami telah membuat banyak poin," tutur Guardiola dikutip dari BBC Sport, Kamis (3/1/2019).
"Kami tidak bisa berharap untuk menjadi 12 atau 13 poin di depan saat Natal seperti musim lalu. Itu telah terjadi sekali dalam hidup kami, itu terjadi musim lalu. Ini adalah musim baru dan lawannya sangat kuat. Bagi saya, itu adalah motivasi yang sangat besar dan besar," sambung Guardiola.
Guardiola bersikeras akan menjawab tantangan di tahun baru ini dengan baik. Laga melawan Liverpool di Stadion Etihad, Jumat (4/1) dini hari WIB, akan menjadi sangat krusial mengingat itu bisa menjadi gambaran untuk melihat siapa yang bakal meraih gelar Liga Inggris di musim ini.
City saat ini telah mengumpulkan tiga gelar juara Liga Inggris dalam tujuh musim terakhir, sedangkan Liverpool belum pernah memenangkannya sejak 1990. Meski demikian, Guardiola merasa sejarah The Reds tidak bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk melihat seberapa besar keberhasilan itu datang.
"Sejarah bukan 10 tahun. Itu jauh lebih lama. Anfield adalah Anfield. Sejarah ada di sana. Liga Champions ada di sana. Ketika pemain mereka mengenakan jersey, mereka tahu apa yang harus mereka pertahankan. Kami berusaha untuk bangun sejarah itu. Ini adalah pertanyaan bagi Liverpool mengapa mereka tidak memenangkannya selama bertahun-tahun, tetapi saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Saya memahaminya. Sulit untuk ditangani," pungkas Guardiola.
Jika di musim sebelumnya, City mampu mengumpulkan 55 poin dalam 19 pertandingan terakhir di Liga Inggris. Kini, Sergio Aguero dkk hanya mampu mengumpulkan 44 angka dalam jumlah laga yang sama.
Setelah gagal meraih kemenangan dalam dua laga melawan Crystal Palace dan Leicester City, City akhirnya keluar dari lubang jarum usai menjinakkan Southampton dengan skor 3-1. Tambahan tiga angka masih belum memengaruhi posisinya di klasemen Liga Inggris.
City tetap menghuni peringkat ketiga dengan raihan 47 poin dari 20 pertandingan terakhir di kompetisi domestik. Mereka tertinggal tujuh angka dari pemuncak klasemen Liverpool.
Meskipun relatif menurun, Guardiola tetap senang dengan penampilan timnya musim ini. Pelatih berkepala plontos itu bahkan tidak berniat menambah amunisinya pada bursa transfer musim dingin.
"Banyak kata-kata baik diucapkan ketika Anda menghasilkan 100 poin dalam satu musim. Tetapi setelah itu, itu adalah bagaimana Anda kembali, dan kami berhasil. Saya senang dengan tim saya. Kami telah membuat banyak poin," tutur Guardiola dikutip dari BBC Sport, Kamis (3/1/2019).
"Kami tidak bisa berharap untuk menjadi 12 atau 13 poin di depan saat Natal seperti musim lalu. Itu telah terjadi sekali dalam hidup kami, itu terjadi musim lalu. Ini adalah musim baru dan lawannya sangat kuat. Bagi saya, itu adalah motivasi yang sangat besar dan besar," sambung Guardiola.
Guardiola bersikeras akan menjawab tantangan di tahun baru ini dengan baik. Laga melawan Liverpool di Stadion Etihad, Jumat (4/1) dini hari WIB, akan menjadi sangat krusial mengingat itu bisa menjadi gambaran untuk melihat siapa yang bakal meraih gelar Liga Inggris di musim ini.
City saat ini telah mengumpulkan tiga gelar juara Liga Inggris dalam tujuh musim terakhir, sedangkan Liverpool belum pernah memenangkannya sejak 1990. Meski demikian, Guardiola merasa sejarah The Reds tidak bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk melihat seberapa besar keberhasilan itu datang.
"Sejarah bukan 10 tahun. Itu jauh lebih lama. Anfield adalah Anfield. Sejarah ada di sana. Liga Champions ada di sana. Ketika pemain mereka mengenakan jersey, mereka tahu apa yang harus mereka pertahankan. Kami berusaha untuk bangun sejarah itu. Ini adalah pertanyaan bagi Liverpool mengapa mereka tidak memenangkannya selama bertahun-tahun, tetapi saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Saya memahaminya. Sulit untuk ditangani," pungkas Guardiola.
(bbk)