Pelatih Man City, Pep Guardiola: Saya Bukan Pelatih yang Adil
A
A
A
MANCHESTER - Pep Guardiola mengakui dirinya bukan pelatih yang sempurna. Dia menyadari ada beberapa pemain Manchester City (Man City) yang mungkin merasa diperlakukan kurang adil oleh keputusan yang dibuatnya.
Pernyataan itu dikeluarkan Guardiola setelah Man City melibas Wolverhampton Wanderers 3-0 pada lanjutan Liga Primer di Etihad Stadium, Selasa (15/1). Kontribusi Gabriel Jesus pada menit ke-10 serta ke-39 dari titik putih ditambah gol bunuh diri Conor Coady (78) meneruskan hegemoni positif The Citizens.
Terlepas keuntungan jumlah pemain karena Wolverhampton kehilangan Willy Boly akibat kartu merah langsung pada menit ke-10, hasil ini membuat Man City memetik lima kemenangan beruntun di semua kompetisi. Khusus di Liga Primer, David Silva dkk sekarang berhasil meraup sembilan poin dari tiga pertandingan.
Ini menjaga kans Man City mempertahankan singgasana karena tetap terpaut empat poin dari Liverpool. “Kami membuang banyak waktu dengan 11 melawan 10 pemain. Kami seharusnya bermain lebih agresif. Tapi, kami juga masih punya banyak pertandingan yang harus dijalani. Kami cukup solid dan tidak memberi lawan peluang. Jadi, tiga poin ini akan memberi tekanan kepada tim di atas kami,” ucap Guardiola, dilansir Skysport.
Hanya, Guardiola mengakui mungkin ada pemainnya yang kurang puas dengan hasil ini. Itu karena mereka dicadangkan atau bahkan tidak dimainkan. Terbukti, pada laga kandang itu Sergio Aguero, Ilkay Gundogan, dan Kevin de Bruyne dijadikan pelapis.
Mereka baru diturunkan pada pertengahan babak kedua. Guardiola mengakui terkadang keputusan yang dibuatnya bisa membuat pemain tertentu merasa kecewa atau sakit hati. Bagi sejumlah anak asuhnya, langkah yang diambil mantan nakhoda Barcelona itu bisa menjadi terdengar tidak adil.
Banyaknya skuad berkualitas di tubuh Man City membuat Guardiola mengalami dilema berkepanjangan seperti ini. Tapi, dia menjamin setiap pemain pasti mendapat kesempatan merumput karena masih banyak pertandingan pada musim ini. Nakhoda asal Spanyol itu menyebut wajah baru bisa saja diturunkan pada partai berikutnya. Karena itu, dia meminta semua personelnya agar selalu siap. Mereka juga selalu dalam kondisi bagus. Jika tidak, pemain lain yang akan dipilih.
“Tentu saja saya melakukan kesalahan. Saya mungkin tidak adil bagi sebagian pemain. Saya tahu itu. Tapi, pada laga ini saya memutuskan memilih pemain yang lebih segar seperti Aymeric Laporte, John Stones, Bernardo, dan Fernandinho. Jadi, seperti itulah situasinya,” tandas Guardiola.
Guardiola hanya berharap hal ini tidak memicu gesekan di kamar ganti. Pasalnya, dia ingin Man City tetap galak di lapangan. Maklum, armadanya telah mendulang 19 gol dari tiga laga di semua kompetisi. Ini harus dijaga di setiap laga, termasuk saat menyambangi Huddersfield Town di kancah Liga Primer, Minggu (20/1).
Pernyataan itu dikeluarkan Guardiola setelah Man City melibas Wolverhampton Wanderers 3-0 pada lanjutan Liga Primer di Etihad Stadium, Selasa (15/1). Kontribusi Gabriel Jesus pada menit ke-10 serta ke-39 dari titik putih ditambah gol bunuh diri Conor Coady (78) meneruskan hegemoni positif The Citizens.
Terlepas keuntungan jumlah pemain karena Wolverhampton kehilangan Willy Boly akibat kartu merah langsung pada menit ke-10, hasil ini membuat Man City memetik lima kemenangan beruntun di semua kompetisi. Khusus di Liga Primer, David Silva dkk sekarang berhasil meraup sembilan poin dari tiga pertandingan.
Ini menjaga kans Man City mempertahankan singgasana karena tetap terpaut empat poin dari Liverpool. “Kami membuang banyak waktu dengan 11 melawan 10 pemain. Kami seharusnya bermain lebih agresif. Tapi, kami juga masih punya banyak pertandingan yang harus dijalani. Kami cukup solid dan tidak memberi lawan peluang. Jadi, tiga poin ini akan memberi tekanan kepada tim di atas kami,” ucap Guardiola, dilansir Skysport.
Hanya, Guardiola mengakui mungkin ada pemainnya yang kurang puas dengan hasil ini. Itu karena mereka dicadangkan atau bahkan tidak dimainkan. Terbukti, pada laga kandang itu Sergio Aguero, Ilkay Gundogan, dan Kevin de Bruyne dijadikan pelapis.
Mereka baru diturunkan pada pertengahan babak kedua. Guardiola mengakui terkadang keputusan yang dibuatnya bisa membuat pemain tertentu merasa kecewa atau sakit hati. Bagi sejumlah anak asuhnya, langkah yang diambil mantan nakhoda Barcelona itu bisa menjadi terdengar tidak adil.
Banyaknya skuad berkualitas di tubuh Man City membuat Guardiola mengalami dilema berkepanjangan seperti ini. Tapi, dia menjamin setiap pemain pasti mendapat kesempatan merumput karena masih banyak pertandingan pada musim ini. Nakhoda asal Spanyol itu menyebut wajah baru bisa saja diturunkan pada partai berikutnya. Karena itu, dia meminta semua personelnya agar selalu siap. Mereka juga selalu dalam kondisi bagus. Jika tidak, pemain lain yang akan dipilih.
“Tentu saja saya melakukan kesalahan. Saya mungkin tidak adil bagi sebagian pemain. Saya tahu itu. Tapi, pada laga ini saya memutuskan memilih pemain yang lebih segar seperti Aymeric Laporte, John Stones, Bernardo, dan Fernandinho. Jadi, seperti itulah situasinya,” tandas Guardiola.
Guardiola hanya berharap hal ini tidak memicu gesekan di kamar ganti. Pasalnya, dia ingin Man City tetap galak di lapangan. Maklum, armadanya telah mendulang 19 gol dari tiga laga di semua kompetisi. Ini harus dijaga di setiap laga, termasuk saat menyambangi Huddersfield Town di kancah Liga Primer, Minggu (20/1).
(don)