Juarai Supercoppa Italiana, Juve Perkuat Status Raja Domestik
A
A
A
JEDDAH - Status sebagai raja domestik memang layak di sandang Juventus. Reputasi tim berjuluk La Vecchia Signora tersebut semakin mengkilap usai menundukkan AC Milan 1-0 di final Supercoppa Italiana, Kamis (17/1).
Kemenangan di King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi menjadi gelar Supercoppa Italia kedelapan Juve. Mereka menorehkan rekor sebagai pengoleksi gelar terbanyak menyisihkan Milan (tujuh gelar).
Dominasi Juve di kancah persepakbolaan Italia begitu terlihat. Di dua kompetisi lainnya, Giorgio Chiellini dkk juga sangat perkasa. Tercatat, Juve mengoleksi gelar Coppa Italia empat musim terakhir (2014–15, 2015–16, 2016–17, 2017–18) dan Scudetto Seri A tujuh musim beruntun (2011–12, 2012–13, 2013–14, 2014–15, 2015–16, 2016–17, 2017–18).
Kans Juve meraih gelar scudetto untuk kedelapan kalinya secara beruntun terbuka lebar. Saat ini, mereka bertengger di puncak klasemen sementara Seri A dengan 53 poin atau unggul sembilan poin dari rival terdekat S.S.C Napoli di posisi kedua.
Dominasi sebuah klub di pentas domestik Italia sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, Milan dan Inter Milan pernah melakukan hal serupa. Milan misalnya, tim berjuluk I Rossoneri tersebut menjuarai empat scudetto Seri A (1991–92, 1992–93, 1993–94, 1995–96) dan tiga Supercoppa Italiana (1992.1993,1994).
Begitu juga dengan Inter, saat ditangani Roberto Mancini dan Jose Mourinho, mereka mampu memenangkan lima scudetto Seri A (2005–06, 2006–07, 2007–08, 2008–09, 2009–10). Sedangkan di Coppa Italia, I Nerazzurri pernah meraihnya dua musim beruntun (2004-05,2005-06). Begitu juga di Supercoppa Italiana (2005,2006).
Terlepas dari siklus dominasi yang terus berputar, pelatih Juve Massimiliano Allegri tidak merasa cemas dan memilih menikmati pencapaian timnya saat ini. Dia mengatakan, La Vecchia Signora meraih gelar Supercoppa Italiana berkat performa solid di sepanjang laga sehingga mampu mengalahkan Milan.
“Ini adalah laga yang menghibur dengan beberapa peluang bagus. Kami bermain oke melawan Milan yang membuat kami kesulitan. Tetapi, setelah kartu merah Franck Kessie (73) segalanya lebih mudah, kami seharusnya bisa mencetak lebih dari satu gol,”ungkap Allegri dilansir football-italia.net.
Secara khusus, Allegri memuji performa Cristiano Ronaldo (CR7) yang tampil sebagai pahlawan lewat gol semata wayangnya di menit ke-61. Menurutnya, superstar asal Portugal tersebut memang piawai menaklukkan laga-laga besar.
“Kami mendatangkan CR7 karena bisa menentukkan dan mencetak gol penting. Tetapi, secara keseluruhan kinerja tim memang sangat baik. Kelemahan kami hanyalah terlalu memberikan Milan ruang untuk melakukan serangan balik,”paparnya
Kegembiraan turut dirasakan CR7. Itu merupakan trofi pertamanya bagi Juve sejak dibeli dari Real Madrid, 10 Juli 2018. Produktivitas CR7 tergolong sangat baik. Tercatat pemain berusia 33 tahun tersebut telah mendonasikan 16 gol dari 26 penampilan di semua kompetisi.
CR7 pun tidak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Dia mengungkapkan trofi Super Coppa Italiana merupakan persembahan spesial bagi fans Juve yang selalu mendukungnya selama ini.
Kendati sukses meraih gelar pertama di 2019, CR7 enggan berpuas diri. Ex bintang Sporting Lisbon, Manchester United (MU) dan Madrid tersebut bertekad membantu Juve menyapu bersih semua gelar di musim ini. Selanjutnya, La Vecchia Signora bakal menjamu Chievo Verona di San Siro pada lanjutan Seri A, Selasa dini hari (22/1).
“Ini adalah sebuah langkah awal. Kami telah meraih gelar pertama, sekarang kami harus meraih trofi selanjutnya. Seri A merupakan prioritas objektif. Tapi, musim masih panjang, kami harus bekerja keras karena segalanya berjalan sulit,”pungkasnya
Sementara dikubu lawan, rentetan catatan tak terkalahkan Milan di semua kompetisi terhenti. Status sebagai pengoleksi gelar terbanyak Supercoppa Italiana pun disalip Juve. Kendati demikian, pelatih Gennaro Gattuso tetap mengapresiasi penampilan timnya yang dianggap telah berjuang maksimal.
“Kalah di laga final selalu menyesakkan. Tetapi, Milan menunjukkan karakter melawan tim sehebat Juve. Sekarang kami harus fokus menghadapi Genoa di Seri A,” terangnya
Kekalahan dari Juve seolah menjadi perpisahan buruk bagi Gonzalo Higuain. Penyerang asal Argentina tersebut santer segera bergabung dengan klub elite Liga Primer, Chelsea, sebagai pemain pinjaman hingga akhir musim.
Sinyal semakin kuat lantaran Higain tidak masuk dalam skuad Milan versus Juve. Namun, Gattuso mengatakan ketidakhadiran Higuain dikarenakan sakit. “Dia sedikit kurang beruntung. Dia terkena demam. Kami telah melakukan upaya terbaik untuknya, tetapi Higuain jarang bermain. Hal itu membuat kami memilih pemain yang lebih bugar,” tandasnya
Kemenangan di King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi menjadi gelar Supercoppa Italia kedelapan Juve. Mereka menorehkan rekor sebagai pengoleksi gelar terbanyak menyisihkan Milan (tujuh gelar).
Dominasi Juve di kancah persepakbolaan Italia begitu terlihat. Di dua kompetisi lainnya, Giorgio Chiellini dkk juga sangat perkasa. Tercatat, Juve mengoleksi gelar Coppa Italia empat musim terakhir (2014–15, 2015–16, 2016–17, 2017–18) dan Scudetto Seri A tujuh musim beruntun (2011–12, 2012–13, 2013–14, 2014–15, 2015–16, 2016–17, 2017–18).
Kans Juve meraih gelar scudetto untuk kedelapan kalinya secara beruntun terbuka lebar. Saat ini, mereka bertengger di puncak klasemen sementara Seri A dengan 53 poin atau unggul sembilan poin dari rival terdekat S.S.C Napoli di posisi kedua.
Dominasi sebuah klub di pentas domestik Italia sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, Milan dan Inter Milan pernah melakukan hal serupa. Milan misalnya, tim berjuluk I Rossoneri tersebut menjuarai empat scudetto Seri A (1991–92, 1992–93, 1993–94, 1995–96) dan tiga Supercoppa Italiana (1992.1993,1994).
Begitu juga dengan Inter, saat ditangani Roberto Mancini dan Jose Mourinho, mereka mampu memenangkan lima scudetto Seri A (2005–06, 2006–07, 2007–08, 2008–09, 2009–10). Sedangkan di Coppa Italia, I Nerazzurri pernah meraihnya dua musim beruntun (2004-05,2005-06). Begitu juga di Supercoppa Italiana (2005,2006).
Terlepas dari siklus dominasi yang terus berputar, pelatih Juve Massimiliano Allegri tidak merasa cemas dan memilih menikmati pencapaian timnya saat ini. Dia mengatakan, La Vecchia Signora meraih gelar Supercoppa Italiana berkat performa solid di sepanjang laga sehingga mampu mengalahkan Milan.
“Ini adalah laga yang menghibur dengan beberapa peluang bagus. Kami bermain oke melawan Milan yang membuat kami kesulitan. Tetapi, setelah kartu merah Franck Kessie (73) segalanya lebih mudah, kami seharusnya bisa mencetak lebih dari satu gol,”ungkap Allegri dilansir football-italia.net.
Secara khusus, Allegri memuji performa Cristiano Ronaldo (CR7) yang tampil sebagai pahlawan lewat gol semata wayangnya di menit ke-61. Menurutnya, superstar asal Portugal tersebut memang piawai menaklukkan laga-laga besar.
“Kami mendatangkan CR7 karena bisa menentukkan dan mencetak gol penting. Tetapi, secara keseluruhan kinerja tim memang sangat baik. Kelemahan kami hanyalah terlalu memberikan Milan ruang untuk melakukan serangan balik,”paparnya
Kegembiraan turut dirasakan CR7. Itu merupakan trofi pertamanya bagi Juve sejak dibeli dari Real Madrid, 10 Juli 2018. Produktivitas CR7 tergolong sangat baik. Tercatat pemain berusia 33 tahun tersebut telah mendonasikan 16 gol dari 26 penampilan di semua kompetisi.
CR7 pun tidak mampu menyembunyikan kegembiraannya. Dia mengungkapkan trofi Super Coppa Italiana merupakan persembahan spesial bagi fans Juve yang selalu mendukungnya selama ini.
Kendati sukses meraih gelar pertama di 2019, CR7 enggan berpuas diri. Ex bintang Sporting Lisbon, Manchester United (MU) dan Madrid tersebut bertekad membantu Juve menyapu bersih semua gelar di musim ini. Selanjutnya, La Vecchia Signora bakal menjamu Chievo Verona di San Siro pada lanjutan Seri A, Selasa dini hari (22/1).
“Ini adalah sebuah langkah awal. Kami telah meraih gelar pertama, sekarang kami harus meraih trofi selanjutnya. Seri A merupakan prioritas objektif. Tapi, musim masih panjang, kami harus bekerja keras karena segalanya berjalan sulit,”pungkasnya
Sementara dikubu lawan, rentetan catatan tak terkalahkan Milan di semua kompetisi terhenti. Status sebagai pengoleksi gelar terbanyak Supercoppa Italiana pun disalip Juve. Kendati demikian, pelatih Gennaro Gattuso tetap mengapresiasi penampilan timnya yang dianggap telah berjuang maksimal.
“Kalah di laga final selalu menyesakkan. Tetapi, Milan menunjukkan karakter melawan tim sehebat Juve. Sekarang kami harus fokus menghadapi Genoa di Seri A,” terangnya
Kekalahan dari Juve seolah menjadi perpisahan buruk bagi Gonzalo Higuain. Penyerang asal Argentina tersebut santer segera bergabung dengan klub elite Liga Primer, Chelsea, sebagai pemain pinjaman hingga akhir musim.
Sinyal semakin kuat lantaran Higain tidak masuk dalam skuad Milan versus Juve. Namun, Gattuso mengatakan ketidakhadiran Higuain dikarenakan sakit. “Dia sedikit kurang beruntung. Dia terkena demam. Kami telah melakukan upaya terbaik untuknya, tetapi Higuain jarang bermain. Hal itu membuat kami memilih pemain yang lebih bugar,” tandasnya
(don)