Jonatan Christie: Mohon Maaf Belum Bisa Kasih Hasil Maksimal
A
A
A
JAKARTA - Sektor tunggal putra Tanah Air gagal memertahankan gelar di Indonesia Masters 2019. Jonatan Christie, yang menjadi satu-satunya wakil tuan rumah di semifinal harus menghentikan langkahnya setelah dikalahkan Anders Antonsen melalui pertarungan dua game langsung 18-21, 16-21 dalam waktu 43 menit, Sabtu (26/1).
Ini merupakan kekalahan pertama yang ditelan Jonatan melawan pebulu tangkis peringkat 20 dunia. Kekalahan yang dialami Jojo lantaran banyaknya kesalahan yang dilakukan, terutama di game pertama.
"Kuncinya di game pertama. Di awal saya melihat dia tegang, beberapa kali saya cuma ladeni stroke dia. Tapi saat dua kali smash dan senar saya putus, saya jadi ragu-ragu, mau smash atau masuk dulu. Yang paling penting di poin 16-11, dia main lebih cepat, dibawah 5-7 pukulan, karena dia tahu kalau mukul banyak akan mati," jelas Jonatan, pasca pertandingan dikutip dari Badmintonindonesia.
Kekalahan di game pertama ternyata membawa dampak bagi penampilan Jonatan di game kedua. "Saya sudah berusaha bangkit, tidak memikirkan game pertama, tapi tidak bisa dipungkiri, memang ada kepikiran," tambahnya.
Jonatan menyimpulkan kekalahannya bahwa ia harus tetap konsisten ketika sudah berada di atas. Pemain berusia 21 tahun itu meminta maaf kepada masyarakat Tanah Air lantaran gagal memberikan hasil maksimal di turnamen yang menyediakan hadiah USD350 ribu.
"Kalau terjadi lagi, jangan memikirkkan menang atau kalah, tapi terapkan strategi. Mohon maaf kalau saya belum bisa kasih hasil maksimal. Terima kasih sudah hadir dan support saya dari awal sampai semifinal, semoga di pertandingan selanjutnya saya bisa kasih hasil yang maksimal," pungkas Jonatan.
Ini merupakan kekalahan pertama yang ditelan Jonatan melawan pebulu tangkis peringkat 20 dunia. Kekalahan yang dialami Jojo lantaran banyaknya kesalahan yang dilakukan, terutama di game pertama.
"Kuncinya di game pertama. Di awal saya melihat dia tegang, beberapa kali saya cuma ladeni stroke dia. Tapi saat dua kali smash dan senar saya putus, saya jadi ragu-ragu, mau smash atau masuk dulu. Yang paling penting di poin 16-11, dia main lebih cepat, dibawah 5-7 pukulan, karena dia tahu kalau mukul banyak akan mati," jelas Jonatan, pasca pertandingan dikutip dari Badmintonindonesia.
Kekalahan di game pertama ternyata membawa dampak bagi penampilan Jonatan di game kedua. "Saya sudah berusaha bangkit, tidak memikirkan game pertama, tapi tidak bisa dipungkiri, memang ada kepikiran," tambahnya.
Jonatan menyimpulkan kekalahannya bahwa ia harus tetap konsisten ketika sudah berada di atas. Pemain berusia 21 tahun itu meminta maaf kepada masyarakat Tanah Air lantaran gagal memberikan hasil maksimal di turnamen yang menyediakan hadiah USD350 ribu.
"Kalau terjadi lagi, jangan memikirkkan menang atau kalah, tapi terapkan strategi. Mohon maaf kalau saya belum bisa kasih hasil maksimal. Terima kasih sudah hadir dan support saya dari awal sampai semifinal, semoga di pertandingan selanjutnya saya bisa kasih hasil yang maksimal," pungkas Jonatan.
(bbk)