Akademi Balap Sukses, Rossi Menuai Pujian
A
A
A
BRESCIA - Akademi balap VR46 yang didirikan Valentino Rossi pada 2013 lalu sukses melahirkan sejumlah pembalap muda.
Ada dua pembalap jebolan akademi VR46 yang kini berpartisipasi di Kejuaraan Dunia MotoGP. Kedua nama tersebut adalah Franco Morbidelli (tim Petronas Yamaha SRT) serta Francesco Bagnaia (Pramac Ducati). Legenda hidup MotoGP Giacomo Agostini memuji Rossi mendirikan akademi balap VR46.
Agostini menilai akademi balap VR46 telah memfasilitasi para pembalap muda untuk mengembangkan bakat mereka. Agostini yang mengikuti perkembangan akademi balap VR46 mengaku terkesan dengan apa yang sudah dilakukan Rossi.
“VR46 Academy merupakan proyek benar-benar luar biasa. Bakal terasa sangat menyenangkan jika akademi balap seperti ini sudah ada di zaman saya,” ujar Agostini, dilansir GPOne. “Saya rasa ini penting demi memberi para ridermuda un tuk berkembang ditambah na sihat dan dukungan dari orang berpengalaman seperti Rossi.
Bukan kebetulan bahwa dua juara dunia Moto2 Franco dan Pecco naik ke MotoGP,” ujar n ya. Mantan pembalap MotoGP berusia 76 tahun tersebut mengatakan, Rossi kini sudah jauh lebih dewasa.
Rossi memang sempat dikenal sebagai salah satu pembalap yang arogan dan nekat kala berusia muda. Namun, seiring bertam bahnya usia, Rossi mulai menunjukkan sikap yang lebih dewasa.
Rossi sudah tidak lagi menunjukkan sikap arogan kala gagal menyelesaikan balapan di urutan yang diharapkannya. The Doctor lebih memilih menganalisis kekurangan motornya ketimbang menyalahkan pembalap lain.
Perubahan sikap Rossi itu membuat Agostini terkesan. Pria berkebangsaan Italia tersebut tidak segan menyebut Rossi sebagai anutan bagi para pembalap muda yang tengah meniti karier profesionalnya.
“Saat pembalap terbiasa menang, saat finis ketiga, mereka merasa sudah habis dan jengkel. Tapi, Rossi sadar betul dirinya bukan lagi pembalap berusia 20 tahun. Dia jauh lebih profesional.
Dia selalu memaksimalkan persiapan fisik dan talentanya tak bertambah tua. Tahun lalu, dia berkendara dengan baik. Jadi, mari kita nikmati performanya selagi kita bisa.
Dia tipikal riderhebat yang hanya lahir setiap seperempat abad sekali,” papar Agostini. Sementara itu, Sabtu (16/2), menjadi hari penting buat Rossi. Pasalnya, pembalap asal Italia itu genap berusia 40 tahun.The Doctormengungkapkan banyak hal kepada Gazzetta dello Sport.
Rossi mengaku punya cita-cita yang cukup aneh semasa kecil, yakni seorang sopir truk. Selain itu, dia juga pernah bermimpi menjadi seorang ilmuwan karena didorong oleh sang ibu, Stefania. Beruntung, cita-cita tersebut tidak pernah terwujud.
Rossi akhirnya memilih mengikuti jejak ayahnya, Graziano, dengan menjadi pembalap motor. Namanya bahkan bisa disebut sebagai legenda dengan total sembilan gelar juara di seluruh kelas. “Saat kecil, saya bermimpi menjadi seorang sopir truk.
Saya tidak tahu mengapa, tapi sangat menyukai ide tersebut. Saya juga belum paham bahwa sopir truk adalah sebuah pekerjaan yang sulit,” ucap Rossi. (Sazili Mustofa)
Ada dua pembalap jebolan akademi VR46 yang kini berpartisipasi di Kejuaraan Dunia MotoGP. Kedua nama tersebut adalah Franco Morbidelli (tim Petronas Yamaha SRT) serta Francesco Bagnaia (Pramac Ducati). Legenda hidup MotoGP Giacomo Agostini memuji Rossi mendirikan akademi balap VR46.
Agostini menilai akademi balap VR46 telah memfasilitasi para pembalap muda untuk mengembangkan bakat mereka. Agostini yang mengikuti perkembangan akademi balap VR46 mengaku terkesan dengan apa yang sudah dilakukan Rossi.
“VR46 Academy merupakan proyek benar-benar luar biasa. Bakal terasa sangat menyenangkan jika akademi balap seperti ini sudah ada di zaman saya,” ujar Agostini, dilansir GPOne. “Saya rasa ini penting demi memberi para ridermuda un tuk berkembang ditambah na sihat dan dukungan dari orang berpengalaman seperti Rossi.
Bukan kebetulan bahwa dua juara dunia Moto2 Franco dan Pecco naik ke MotoGP,” ujar n ya. Mantan pembalap MotoGP berusia 76 tahun tersebut mengatakan, Rossi kini sudah jauh lebih dewasa.
Rossi memang sempat dikenal sebagai salah satu pembalap yang arogan dan nekat kala berusia muda. Namun, seiring bertam bahnya usia, Rossi mulai menunjukkan sikap yang lebih dewasa.
Rossi sudah tidak lagi menunjukkan sikap arogan kala gagal menyelesaikan balapan di urutan yang diharapkannya. The Doctor lebih memilih menganalisis kekurangan motornya ketimbang menyalahkan pembalap lain.
Perubahan sikap Rossi itu membuat Agostini terkesan. Pria berkebangsaan Italia tersebut tidak segan menyebut Rossi sebagai anutan bagi para pembalap muda yang tengah meniti karier profesionalnya.
“Saat pembalap terbiasa menang, saat finis ketiga, mereka merasa sudah habis dan jengkel. Tapi, Rossi sadar betul dirinya bukan lagi pembalap berusia 20 tahun. Dia jauh lebih profesional.
Dia selalu memaksimalkan persiapan fisik dan talentanya tak bertambah tua. Tahun lalu, dia berkendara dengan baik. Jadi, mari kita nikmati performanya selagi kita bisa.
Dia tipikal riderhebat yang hanya lahir setiap seperempat abad sekali,” papar Agostini. Sementara itu, Sabtu (16/2), menjadi hari penting buat Rossi. Pasalnya, pembalap asal Italia itu genap berusia 40 tahun.The Doctormengungkapkan banyak hal kepada Gazzetta dello Sport.
Rossi mengaku punya cita-cita yang cukup aneh semasa kecil, yakni seorang sopir truk. Selain itu, dia juga pernah bermimpi menjadi seorang ilmuwan karena didorong oleh sang ibu, Stefania. Beruntung, cita-cita tersebut tidak pernah terwujud.
Rossi akhirnya memilih mengikuti jejak ayahnya, Graziano, dengan menjadi pembalap motor. Namanya bahkan bisa disebut sebagai legenda dengan total sembilan gelar juara di seluruh kelas. “Saat kecil, saya bermimpi menjadi seorang sopir truk.
Saya tidak tahu mengapa, tapi sangat menyukai ide tersebut. Saya juga belum paham bahwa sopir truk adalah sebuah pekerjaan yang sulit,” ucap Rossi. (Sazili Mustofa)
(nfl)