Mission Impossible Gregoria dan Fitriani di All England 2019
A
A
A
JAKARTA - Peluang tunggal putri Indonesia untuk bersaing di Kejuaraan Bulu Tangkis All England 2019 boleh dibilang sebagai mission impossible alias misi mustahil untuk meraih juara. Selain prestasi pemain putri Indonesia yang belum stabil, kekuatan Jepang saat ini sangat dominan.
Ada dua tunggal putri Indonesia yang ikut berkompetisi di All England 2019, yakni Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung. Gregoria bernasib sangat sial kala bertemu unggulan kedua asal Jepang Nozomi Okuhara di babak pertama. Selain unggulan, Nozomi adalah juara edisi 2016. Prestasi Gregoria di awal 2019 juga kurang bagus. Di Jerman Terbuka, pekan lalu, Gregoria langsung tersingkir di babak pertama.
Gregoria yang menyandang unggulan ketujuh takluk kepada rekan senegaranya, Ruselli Hartawan, melalui tiga game, 16-21, 21-16, 21-16. Gregoria baru bertanding tiga kali selama 2019 dengan mencatat dua kali kalah dan sekali menang. Bukan modal yang bagus bagi peringkat 15 BWF ini untuk menghadapi Nozomi.
Sedangkan Fitriani sedikit lebih baik di Jerman Terbuka melangkah ke babak kedua. Fitriani yang saat ini berperingkat 28 dunia BWF, dihentikan pemain Jepang lainnya, Sayaka Takahashi. Di All England, Fitriani di babak pertama juga langsung bertemu unggulan keenam asal China, He Bingjiao.
Secara prestasi, selama 2019, Fitriani mencatat rekor delapan menang dan tiga kali kalah dari 11 pertandingan. Prestasi cukup bagus untuk menghadapi Bingjiao, peringkat 7 dunia BWF yang mencatat rekor menang-kalah 5-2 dari tujuh kali beraksi.
Jika lolos ke perempat final, unggulan keempat dari Jepang, Akane Yamaguchi bakal menghadang Fitriani. Seandainya masih lolos, di semifinal, Fitriani bakal bertemu unggulan teratas asal Taiwan Tai Tzu Ying yang juga dua kali juara bertahan. Dengan prestasi juara di dua edisi terakhir, Tai Tzu Ying berpeluang mencatat hat-trick di All England tahun ini.So, akankah terjadi kejutan yang dilakukan Gregoria dan Fitriani, kita tunggu bersama
Ada dua tunggal putri Indonesia yang ikut berkompetisi di All England 2019, yakni Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung. Gregoria bernasib sangat sial kala bertemu unggulan kedua asal Jepang Nozomi Okuhara di babak pertama. Selain unggulan, Nozomi adalah juara edisi 2016. Prestasi Gregoria di awal 2019 juga kurang bagus. Di Jerman Terbuka, pekan lalu, Gregoria langsung tersingkir di babak pertama.
Gregoria yang menyandang unggulan ketujuh takluk kepada rekan senegaranya, Ruselli Hartawan, melalui tiga game, 16-21, 21-16, 21-16. Gregoria baru bertanding tiga kali selama 2019 dengan mencatat dua kali kalah dan sekali menang. Bukan modal yang bagus bagi peringkat 15 BWF ini untuk menghadapi Nozomi.
Sedangkan Fitriani sedikit lebih baik di Jerman Terbuka melangkah ke babak kedua. Fitriani yang saat ini berperingkat 28 dunia BWF, dihentikan pemain Jepang lainnya, Sayaka Takahashi. Di All England, Fitriani di babak pertama juga langsung bertemu unggulan keenam asal China, He Bingjiao.
Secara prestasi, selama 2019, Fitriani mencatat rekor delapan menang dan tiga kali kalah dari 11 pertandingan. Prestasi cukup bagus untuk menghadapi Bingjiao, peringkat 7 dunia BWF yang mencatat rekor menang-kalah 5-2 dari tujuh kali beraksi.
Jika lolos ke perempat final, unggulan keempat dari Jepang, Akane Yamaguchi bakal menghadang Fitriani. Seandainya masih lolos, di semifinal, Fitriani bakal bertemu unggulan teratas asal Taiwan Tai Tzu Ying yang juga dua kali juara bertahan. Dengan prestasi juara di dua edisi terakhir, Tai Tzu Ying berpeluang mencatat hat-trick di All England tahun ini.So, akankah terjadi kejutan yang dilakukan Gregoria dan Fitriani, kita tunggu bersama
(aww)