Bayangan Kutukan Perdelapan Final Menghantui Skuad Die Nati

Bayangan Kutukan Perdelapan Final Menghantui Skuad Die Nati
A
A
A
ADA baiknya berlaga tidak di prime time. Begitu pertandingan perdana babak penyisihan Piala Eropa berakhir di Tiflis, Georgia, Sabtu (23/4), sekitar pukul 17.00 waktu setempat, timnas Swiss segera bergegas ke bandara. Pada Minggu (24/4) dini hari, anak asuh Vladimir Petkovic itu sudah mendarat di Bandara Mullhause, segitiga emas yang dibatasi Swiss, Prancis, dan Jerman.
Bukan hanya penghematan waktu yang membuat Yann Sommer dkk itu mendarat dengan muka berseri seri, tapi kemenangan atas Georgia 2-0 juga melegakan hati. Paling tidak target tiga poin tercapai dalam partai tandang di pecahan Uni Soviet itu. Apalagi kemenangan tersebut diraih saat Xherdan Shaqiri, Haris Seferovic, Afdmir Memehdi, dan Ednilson Fernandez tidak bisa memperkuat timnas karena cedera.
Absennya Shaqiri membuat arus serangan Die Nati, julukan timnas Swiss, agak tersendat. Mereka baru bisa menjebol gawang Georgia pada menit ke-52 melalui Stefen Zuber dan disusul Denis Zakaria (80). Die Nati akan menghadapi Denmark pada Selasa (26/4), di Saint Jakobspark, Basel.
Seperti juga saat melawan Georgia, Yann Sommer dkk ditargetkan memetik tiga poin. Saat ini Denmark berada di peringkat 10 ranking FIFA, musuh paling tangguh di grup ini. Lawan lainnya adalah Irlandia (22), Georgia (91), dan Gilbaltar (211). Tak bisa juara grup, misalnya, timnas Swiss masih bisa berharap melalui playoff karena masuk babak final UEFA Nation Leagues yang berhasil menyingkirkan Belgia, empat bulan lalu, dengan skor 5-2.
Jika pun ada batu sandungan, itu adalah situasi internal Schweizer Fussballsverband (SFV), federasi sepak bola Swiss. Peter Gillieron mengundurkan diri pada Mei mendatang. Sementara penunjukan super manajer, seperti Oliver Bierhoff di DFB Jerman hingga kini belum tuntas.
SFV, Swiss Football League, dan Erste Liga, tiga badan yang menentukan pemilihan super manajer hingga tidak sepaham. Banyak kalangan menilai upaya memunculkan super manajer ini akan kandas di tengah jalan. Timnas Swiss akan berkutat tak jauh dari nasib buruknya, hanya akan mampu sampai perdelapan final, seperti yang sudah terjadi dulu.
Bukan hanya penghematan waktu yang membuat Yann Sommer dkk itu mendarat dengan muka berseri seri, tapi kemenangan atas Georgia 2-0 juga melegakan hati. Paling tidak target tiga poin tercapai dalam partai tandang di pecahan Uni Soviet itu. Apalagi kemenangan tersebut diraih saat Xherdan Shaqiri, Haris Seferovic, Afdmir Memehdi, dan Ednilson Fernandez tidak bisa memperkuat timnas karena cedera.
Absennya Shaqiri membuat arus serangan Die Nati, julukan timnas Swiss, agak tersendat. Mereka baru bisa menjebol gawang Georgia pada menit ke-52 melalui Stefen Zuber dan disusul Denis Zakaria (80). Die Nati akan menghadapi Denmark pada Selasa (26/4), di Saint Jakobspark, Basel.
Seperti juga saat melawan Georgia, Yann Sommer dkk ditargetkan memetik tiga poin. Saat ini Denmark berada di peringkat 10 ranking FIFA, musuh paling tangguh di grup ini. Lawan lainnya adalah Irlandia (22), Georgia (91), dan Gilbaltar (211). Tak bisa juara grup, misalnya, timnas Swiss masih bisa berharap melalui playoff karena masuk babak final UEFA Nation Leagues yang berhasil menyingkirkan Belgia, empat bulan lalu, dengan skor 5-2.
Jika pun ada batu sandungan, itu adalah situasi internal Schweizer Fussballsverband (SFV), federasi sepak bola Swiss. Peter Gillieron mengundurkan diri pada Mei mendatang. Sementara penunjukan super manajer, seperti Oliver Bierhoff di DFB Jerman hingga kini belum tuntas.
SFV, Swiss Football League, dan Erste Liga, tiga badan yang menentukan pemilihan super manajer hingga tidak sepaham. Banyak kalangan menilai upaya memunculkan super manajer ini akan kandas di tengah jalan. Timnas Swiss akan berkutat tak jauh dari nasib buruknya, hanya akan mampu sampai perdelapan final, seperti yang sudah terjadi dulu.
(don)