Pasukan Mauricio Pochettino Berpotensi Balikkan Prediksi
A
A
A
LONDON - Manchester City (Man City) boleh saja diunggulkan saat menghadapi Tottenham Hotspur pada leg pertama perempat final Liga Champions dini hari nanti di Tottenham Hotspur Stadium. Tapi, jangan kaget jika nanti justru ada kejutan dari tuan rumah. Pasukan Mauricio Pochettino bisa saja membalikkan prediksi pasar yang meragukan kemampuan mereka meredam bahkan menundukkan juara bertahan Liga Primer tersebut.
Optimisme yang bukan tanpa alasan. Setidaknya, The Lilywhites mengandalkan catatan apik di fase knock-out saat bertemu tim sesama Inggris di pentas Eropa. “Ini adalah laga besar. Kami mengetahui betapa bagusnya Man City. Tapi, kami harus percaya diri. Pergi ke lapangan dan bermain dengan cara kami sendiri. Fans berada di belakang kami,” kata gelandang Tottenham asal Inggris Dele Alli, dikutip situs resmi tottenhamhotspur.com.
Dari empat laga terakhir melawan sesama wakil Inggris di fase knock-out, Tottenham mengantongi dua kemenangan, satu imbang, dan hanya menderita satu kekalahan. Motivasi semakin besar lantaran Tottenham bertekad mengakhiri kutukan perempat final di Liga Champions. Sejak melaju ke perempat final di musim 2010/2011, prestasi mereka cenderung menurun.
Dari musim 2011/2012-2015/2016, mereka gagal lolos ke Liga Champions. Dua musim terakhir, performa Tottenham juga tidak terlalu bagus lantaran tersisih di penyisihan grup dan babak 16 besar. Kini, kans Tottenham mengakhiri rekor buruk terbuka karena bertindak sebagai tuan rumah pada leg pertama.
Hugo Lloris dkk bertekad melanjutkan tren bagus di markas baru Tottenham Hotspur Stadium sekaligus meraih kemenangan pertama di kompetisi Eropa. Alli mengatakan meski menghormati Man City sebagai lawan tangguh, dia yakin dengan atmosfer stadion baru dan dukungan penuh fans, Tottenham mampu meraih kemenangan atas sang tamu.
Bersama Christian Eriksen, Alli bakal diandalkan Pochettino untuk mendukung Son Heung-min dan Harry Kane. Alternatif lainnya, gelandang tim nasional Inggris tersebut juga bisa berperan lebih ke dalam berduet dengan Moussa Sissoko. ”Stadion baru telah seperti rumah bagi kami. Kami sangat nyaman. Ini adalah stadion luar biasa,” tandas Alli.
Di lain pihak, Man City mungkin tidak akan terlalu senang bersua wakil Inggris di fase knock-out. Dari empat laga terakhir kompetisi Eropa, mereka menelan empat kekalahan, dua di antaranya terjadi di fase knock-out. Selain itu, Pelatih Man City Pep Guardiola juga masih kesulitan lepas dari kejayaan masa lalu.
Semenjak menjuarai Liga Champions bersama Barcelona musim 2010/2011, Guardiola seperti kehilangan taji. Prestasi terbaik Guardiola adalah meloloskan Bayern Muenchen ke semifinal tiga musim beruntun (2013/2014, 2014/2015, 2015/2016).
Pengalaman pahit mungkin bisa menghantui Guardiola. Liga Champions menjadi salah satu target quadruple (empat gelar) musim ini. Seperti diketahui, Man City telah meraih Piala Liga, lolos ke final Piala FA, dan bersaing ketat dengan Liverpool di Liga Primer.
The Citizens mendapatkan angin segar dengan kembalinya Sergio Aguero dan Fabian Delph. Keduanya telah menjalani latihan bersama tim, Minggu (7/8). Sementara kondisi Kyle Walker meragukan karena mengalami cedera hamstring. Meski Man City berpeluang menjadi tim pertama Inggris yang meraih quadruple, Guardiola memilih enggan berkhayal terlalu jauh.
Menurutnya, tugas utama The Citizens adalah menunjukkan performa bagus di setiap laga. “Belum ada yang bisa melakukannya. Bisakah kami melakukannya? Itu sangat sulit. Sangatlah tidak mungkin bermain bagus di setiap laga di semua kompetisi dalam satu musim. Tidak ada yang bisa melakukannya,” tutur Guardiola.
Kevin de Bruyne meminta timnya agar tidak menjadikan quadruple sebagai beban. Gelandang Belgia tersebut menargetkan meraih hasil maksimal agar tugas lebih mudah saat bertindak sebagai tuan rumah di leg kedua, Rabu (17/4) dini hari.
Dia menganggap timnya berada dalam kondisi siap tempur meski Tottenham memiliki waktu istirahat lebih banyak. “Tidak ada gunanya memikirkan quadruple sekarang. Kami memiliki jadwal laga yang padat dan berat. Fokus kami adalah Tottenham dan bertekad bermain sebaik mungkin,” tandasnya.
Optimisme yang bukan tanpa alasan. Setidaknya, The Lilywhites mengandalkan catatan apik di fase knock-out saat bertemu tim sesama Inggris di pentas Eropa. “Ini adalah laga besar. Kami mengetahui betapa bagusnya Man City. Tapi, kami harus percaya diri. Pergi ke lapangan dan bermain dengan cara kami sendiri. Fans berada di belakang kami,” kata gelandang Tottenham asal Inggris Dele Alli, dikutip situs resmi tottenhamhotspur.com.
Dari empat laga terakhir melawan sesama wakil Inggris di fase knock-out, Tottenham mengantongi dua kemenangan, satu imbang, dan hanya menderita satu kekalahan. Motivasi semakin besar lantaran Tottenham bertekad mengakhiri kutukan perempat final di Liga Champions. Sejak melaju ke perempat final di musim 2010/2011, prestasi mereka cenderung menurun.
Dari musim 2011/2012-2015/2016, mereka gagal lolos ke Liga Champions. Dua musim terakhir, performa Tottenham juga tidak terlalu bagus lantaran tersisih di penyisihan grup dan babak 16 besar. Kini, kans Tottenham mengakhiri rekor buruk terbuka karena bertindak sebagai tuan rumah pada leg pertama.
Hugo Lloris dkk bertekad melanjutkan tren bagus di markas baru Tottenham Hotspur Stadium sekaligus meraih kemenangan pertama di kompetisi Eropa. Alli mengatakan meski menghormati Man City sebagai lawan tangguh, dia yakin dengan atmosfer stadion baru dan dukungan penuh fans, Tottenham mampu meraih kemenangan atas sang tamu.
Bersama Christian Eriksen, Alli bakal diandalkan Pochettino untuk mendukung Son Heung-min dan Harry Kane. Alternatif lainnya, gelandang tim nasional Inggris tersebut juga bisa berperan lebih ke dalam berduet dengan Moussa Sissoko. ”Stadion baru telah seperti rumah bagi kami. Kami sangat nyaman. Ini adalah stadion luar biasa,” tandas Alli.
Di lain pihak, Man City mungkin tidak akan terlalu senang bersua wakil Inggris di fase knock-out. Dari empat laga terakhir kompetisi Eropa, mereka menelan empat kekalahan, dua di antaranya terjadi di fase knock-out. Selain itu, Pelatih Man City Pep Guardiola juga masih kesulitan lepas dari kejayaan masa lalu.
Semenjak menjuarai Liga Champions bersama Barcelona musim 2010/2011, Guardiola seperti kehilangan taji. Prestasi terbaik Guardiola adalah meloloskan Bayern Muenchen ke semifinal tiga musim beruntun (2013/2014, 2014/2015, 2015/2016).
Pengalaman pahit mungkin bisa menghantui Guardiola. Liga Champions menjadi salah satu target quadruple (empat gelar) musim ini. Seperti diketahui, Man City telah meraih Piala Liga, lolos ke final Piala FA, dan bersaing ketat dengan Liverpool di Liga Primer.
The Citizens mendapatkan angin segar dengan kembalinya Sergio Aguero dan Fabian Delph. Keduanya telah menjalani latihan bersama tim, Minggu (7/8). Sementara kondisi Kyle Walker meragukan karena mengalami cedera hamstring. Meski Man City berpeluang menjadi tim pertama Inggris yang meraih quadruple, Guardiola memilih enggan berkhayal terlalu jauh.
Menurutnya, tugas utama The Citizens adalah menunjukkan performa bagus di setiap laga. “Belum ada yang bisa melakukannya. Bisakah kami melakukannya? Itu sangat sulit. Sangatlah tidak mungkin bermain bagus di setiap laga di semua kompetisi dalam satu musim. Tidak ada yang bisa melakukannya,” tutur Guardiola.
Kevin de Bruyne meminta timnya agar tidak menjadikan quadruple sebagai beban. Gelandang Belgia tersebut menargetkan meraih hasil maksimal agar tugas lebih mudah saat bertindak sebagai tuan rumah di leg kedua, Rabu (17/4) dini hari.
Dia menganggap timnya berada dalam kondisi siap tempur meski Tottenham memiliki waktu istirahat lebih banyak. “Tidak ada gunanya memikirkan quadruple sekarang. Kami memiliki jadwal laga yang padat dan berat. Fokus kami adalah Tottenham dan bertekad bermain sebaik mungkin,” tandasnya.
(don)