Pep Guardiola: Memenangkan Gelar Membuat Ketagihan
A
A
A
MANCHESTER - Perjuangan Manchester City (Man City) belum usai setelah mempertahankan mahkota Liga Primer, Minggu (12/5). The Citizens sudah ditunggu sejarah sebagai tim pertama yang bisa mendapatkan treble winners di level domestik.
Man City berpeluang menjadi tim pertama yang melakukannya di Inggris. Rival sekota Manchester United (MU) pernah menorehkan treble winners, tapi hanya dua trofi domestik, Liga Primer dan Piala FA. Satu trofi lainnya adalah Liga Champions. Sementara Vincent Kompany dkk sudah mendapatkan Piala Liga, trofi Liga Primer, dan tinggal menambahkannya dengan Piala FA.
Tapi, The Citizens harus menghadapi Watford di final Piala FA, Sabtu (28/5). Percayalah, motivasi Man City menambah gelar tidak pernah berkurang karena mereka adalah tim yang tak pernah puas. Pelatih Man City Pep Guardiola menyebut mendapatkan kemenangan dan gelar seperti candu. Dia tidak pernah bisa membiarkan pikirannya berhenti memikirkan kemenangan demi kemenangan.
“Memenangkan gelar memberi Anda banyak energi dan sangat membuat ketagihan,” kata Guardiola, setelah meraih kemenangan 4-1 atas Brighton. Mantan pelatih Barcelona tersebut memang terkenal detail. Seperti saat timnya baru saja menjuarai Piala Liga.
Ketika seluruh anggota skuad The Citizens berpesta kemenangan di Wembley bersama keluarga dan sponsor, bersulang piala lain, juru taktik asal Spanyol itu terlihat berpikir keras. Guardiola tetap sopan dan ramah menerima ucapan selamat, namun pikirannya ada di tempat lain. Tatapannya sangat sibuk dan semua yang hadir mengetahuinya. Mantan nakhoda Bayern Muenchen itu menyadari bahwa yang terbesar adalah gelar Liga Primer dan mempertahankannya.
Saat itu, Man City masih perlu mengejar, defisit dua poin dari Liverpool. Guardiola ingin sekali kembali ke tempat latihan mempelajari video dan kembali ke restoran pusat kota, minum jus tomat, dan merencanakan langkah selanjutnya. Apa yang dilakukan Guardiola terbukti jitu. Man City menang 4-0 atas Brighton & Hoves Albion di laga pamungkas, Minggu (13/5), dan trofi Liga Primer dua musim beruntun berada dalam genggaman.
Total, dalam dua musim, Man City mengumpulkan 198 poin selama 76 pertandingan terakhir dengan rata-rata 2,61 per pertandingan. Catatan tersebut membuat konsistensi The Citizens sulit ditandingi. “Saya tidak berharap mendapatkan poin yang kami miliki musim ini sejauh ini setelah apa yang kami lakukan musim lalu. Biasanya kecenderungan manusia adalah sedikit rileks. Ini me lebihi ekspektasi,” kata Guardiola, dilansir Daily Mail .
Akurasi persiapan khas Guardiola sebenarnya dapat ditelusuri sejaktur pramusim. Ketika sebagian besar pemainnya menjalani liburan setelah Piala Dunia 2018, Guardiola membuat staf Man City geleng-geleng kepala karena terus bekerja tanpa henti. Guardiola dikenal sebagai pelatih yang memahami psikologis para pemain. Pengaruh besar terlihat saat Man City dikalahkan Newcastle United 1-2, 30 Januari lalu.
Ketika itu, dia mempertanyakan keinginan pemainnya. Kritik Guardiola justru disikapi positif pemain dan The Citizens berhasil menorehkan 14 kemenangan beruntun. Hanya diselingi kekalahan 0-1 dari Tottenham Hotspur, laju Man City tidak terbendung dengan menyapu bersih tujuh kemenangan dalam tujuh laga terakhir di semua kompetisi musim ini.
Kemampuan Guardiola meramu skuad didukung backroom staff mumpuni. Mikel Arteta sangat disukai para pemain dan Brian Kidd yang selalu menghadirkan kenyamanan pada saat-saat yang tepat. Lingkungan yang begitu kondusif membuat Guardiola sangat nyaman menjalankan pekerjaannya.
Dia menegaskan keberhasilan meraih gelar telah menjadi candu sehingga ingin terus meraihnya. Sembari menantikan persaingan lebih sengit musim depan, Guardiola menantang pasukannya menorehkan pencapaian menjadi tim pertama yang meraih treble winners di pentas domestik, yakni dengan mengalahkan Watford di final Piala FA.
“Kami tahu bahwa kami telah memenangkan empat atau lima gelar dalam dua musim. Tapi, kami tahu Anda mungkin pergi empat atau lima tahun setelah itu tanpa memenangkan gelar. Man City sekarang menuju ke Wembley pada hari Sabtu dengan tujuan menjadi tim pertama yang menyelesaikan treble domestik,” tandasnya.
Keberhasilan Man City menjuarai Liga Primer memperpanjang puasa gelar Liverpool. Pelatih Liverpool Juergen Klopp secara sportif mengakui kepantasan Man City menjadi juara Liga Primer. Selamat untuk Man City. Kami mencoba segalanya untuk membuatnya sesulit mungkin, tapi tidak cukup sulit. Saya tidak bisa lebih bangga kepada para pemain,” kata Klopp
Man City berpeluang menjadi tim pertama yang melakukannya di Inggris. Rival sekota Manchester United (MU) pernah menorehkan treble winners, tapi hanya dua trofi domestik, Liga Primer dan Piala FA. Satu trofi lainnya adalah Liga Champions. Sementara Vincent Kompany dkk sudah mendapatkan Piala Liga, trofi Liga Primer, dan tinggal menambahkannya dengan Piala FA.
Tapi, The Citizens harus menghadapi Watford di final Piala FA, Sabtu (28/5). Percayalah, motivasi Man City menambah gelar tidak pernah berkurang karena mereka adalah tim yang tak pernah puas. Pelatih Man City Pep Guardiola menyebut mendapatkan kemenangan dan gelar seperti candu. Dia tidak pernah bisa membiarkan pikirannya berhenti memikirkan kemenangan demi kemenangan.
“Memenangkan gelar memberi Anda banyak energi dan sangat membuat ketagihan,” kata Guardiola, setelah meraih kemenangan 4-1 atas Brighton. Mantan pelatih Barcelona tersebut memang terkenal detail. Seperti saat timnya baru saja menjuarai Piala Liga.
Ketika seluruh anggota skuad The Citizens berpesta kemenangan di Wembley bersama keluarga dan sponsor, bersulang piala lain, juru taktik asal Spanyol itu terlihat berpikir keras. Guardiola tetap sopan dan ramah menerima ucapan selamat, namun pikirannya ada di tempat lain. Tatapannya sangat sibuk dan semua yang hadir mengetahuinya. Mantan nakhoda Bayern Muenchen itu menyadari bahwa yang terbesar adalah gelar Liga Primer dan mempertahankannya.
Saat itu, Man City masih perlu mengejar, defisit dua poin dari Liverpool. Guardiola ingin sekali kembali ke tempat latihan mempelajari video dan kembali ke restoran pusat kota, minum jus tomat, dan merencanakan langkah selanjutnya. Apa yang dilakukan Guardiola terbukti jitu. Man City menang 4-0 atas Brighton & Hoves Albion di laga pamungkas, Minggu (13/5), dan trofi Liga Primer dua musim beruntun berada dalam genggaman.
Total, dalam dua musim, Man City mengumpulkan 198 poin selama 76 pertandingan terakhir dengan rata-rata 2,61 per pertandingan. Catatan tersebut membuat konsistensi The Citizens sulit ditandingi. “Saya tidak berharap mendapatkan poin yang kami miliki musim ini sejauh ini setelah apa yang kami lakukan musim lalu. Biasanya kecenderungan manusia adalah sedikit rileks. Ini me lebihi ekspektasi,” kata Guardiola, dilansir Daily Mail .
Akurasi persiapan khas Guardiola sebenarnya dapat ditelusuri sejaktur pramusim. Ketika sebagian besar pemainnya menjalani liburan setelah Piala Dunia 2018, Guardiola membuat staf Man City geleng-geleng kepala karena terus bekerja tanpa henti. Guardiola dikenal sebagai pelatih yang memahami psikologis para pemain. Pengaruh besar terlihat saat Man City dikalahkan Newcastle United 1-2, 30 Januari lalu.
Ketika itu, dia mempertanyakan keinginan pemainnya. Kritik Guardiola justru disikapi positif pemain dan The Citizens berhasil menorehkan 14 kemenangan beruntun. Hanya diselingi kekalahan 0-1 dari Tottenham Hotspur, laju Man City tidak terbendung dengan menyapu bersih tujuh kemenangan dalam tujuh laga terakhir di semua kompetisi musim ini.
Kemampuan Guardiola meramu skuad didukung backroom staff mumpuni. Mikel Arteta sangat disukai para pemain dan Brian Kidd yang selalu menghadirkan kenyamanan pada saat-saat yang tepat. Lingkungan yang begitu kondusif membuat Guardiola sangat nyaman menjalankan pekerjaannya.
Dia menegaskan keberhasilan meraih gelar telah menjadi candu sehingga ingin terus meraihnya. Sembari menantikan persaingan lebih sengit musim depan, Guardiola menantang pasukannya menorehkan pencapaian menjadi tim pertama yang meraih treble winners di pentas domestik, yakni dengan mengalahkan Watford di final Piala FA.
“Kami tahu bahwa kami telah memenangkan empat atau lima gelar dalam dua musim. Tapi, kami tahu Anda mungkin pergi empat atau lima tahun setelah itu tanpa memenangkan gelar. Man City sekarang menuju ke Wembley pada hari Sabtu dengan tujuan menjadi tim pertama yang menyelesaikan treble domestik,” tandasnya.
Keberhasilan Man City menjuarai Liga Primer memperpanjang puasa gelar Liverpool. Pelatih Liverpool Juergen Klopp secara sportif mengakui kepantasan Man City menjadi juara Liga Primer. Selamat untuk Man City. Kami mencoba segalanya untuk membuatnya sesulit mungkin, tapi tidak cukup sulit. Saya tidak bisa lebih bangga kepada para pemain,” kata Klopp
(don)