Hantu Roma dan Anfield Akan Terus Ganggu Barcelona
A
A
A
BARCELONA - Barcelona mengalami pukulan mental setelah dikalahkan Liverpool 0-4 pada leg kedua semifinal Liga Champions 2018/2019. Persitiwa itu terjadi setelah Pasukan Ernesto Valverde juga mengalami kekalahan yang sama saat ditekuk AS Roma 0-3 di musim sebelumnya.
Barcelona dua kali mengalami kegagalan dramatis di Liga Champions. Sempat unggul 3-0 di Camp Nou di leg pertama semifinal, namun dikalahkan Liverpool 4-0 di leg kedua. Sedangkan musim sebelumnya unggul 3-1 atas AS Roma di Camp Nou, namun dibalas 3-0, dan Roma melenggang ke semifinal atas keunggulan gol tandang.
Menurut bek Barcelona Gerard Pique, kejadian itu seperti mimpi buruk. Mantan pemain Manchester United yang telah memenangkan kompetisi elit Eropa dengan Barca tiga kali (tapi belum sekalipun sejak 2015) itu menyatakan akan butuh bertahun-tahun untuk melupakannya.
"Anda dapat melihat bahwa tim tidak berfungsi, mereka menempatkan kami di bawah tekanan dan apa yang terjadi tahun lalu (melawan Roma) sangat hadir dalam pikiran kami," kata Pique dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Spanyol El Pais yang diterbitkan Jumat (24/5/2019), seperti dilansir Reuters.
"Saya yakin itu adalah hambatan mental, tetapi kami juga tidak memainkan sepak bola yang bagus. Kami kekurangan segalanya. Mereka (Liverpool) menekan kami sangat tinggi, mereka sangat kuat, dan Anfield juga memainkan perannya. Kami hanya tidak bisa mengatasinya, dan terkadang itu terjadi."
Barca telah meraih gelar La Liga kedua berturut-turut dan bisa menyelesaikan musim ini dengan double winner jika mengalahkan Valencia pada final Copa del Rey 2018/2019 di Benito Villamarin, Sevilla, Sabtu (25/5/2019) malam waktu lokal atau Minggu (25/5/2019) dini hari WIB.
Tetapi sama seperti kekalahan 0-3 musim lalu di Roma setelah kemenangan kandang 4-1 mengancam membayangi kampanye mereka. Kegagalan Barca untuk memenangkan apa yang disebut Lionel Messi "piala yang indah dan diinginkan" juga memiliki dampak yang mengerikan bagi tim.
Pique mengatakan teman-teman timnya memiliki perasaan deja vu selama pertandingan di Anfield, yang dibuka dengan cara yang sangat mirip dengan di Stadio Olimpico, Roma, tahun sebelumnya.
"Saya pikir pada tingkat mental beberapa dari kami dipengaruhi oleh apa yang terjadi di Roma, itu kejadian baru. Gol pertama datang dengan sangat cepat, dan tiba-tiba bayangan Roma muncul," kata Pique, mengingat gol Sadio Mane di menit ke-15 di Anfield.
"Kemudian mereka mencetak dua gol lagi secara berurutan dan itu mulai terlihat sangat mirip dengan yang terjadi setahun lalu. Itu sangat sulit, sangat sulit untuk bangkit kembali karena hari-hari berlalu dan Anda tidak dapat melupakan kekalahan ini."
"Itu adalah kesalahan ceroboh yang akan bertahan lama, tetapi kami perlu mengambil langkah ke depan," tambah Pique.
"Kami tidak bisa terus menyiksa diri sendiri. Itu adalah mimpi buruk dan kita harus menghadapinya karena itu bisa terjadi lagi."
"Tetapi kami harus memahami mengapa itu terjadi, dan membiarkannya membantu kami di masa depan karena kami ingin mengangkat Liga Champions lagi."
Barcelona dua kali mengalami kegagalan dramatis di Liga Champions. Sempat unggul 3-0 di Camp Nou di leg pertama semifinal, namun dikalahkan Liverpool 4-0 di leg kedua. Sedangkan musim sebelumnya unggul 3-1 atas AS Roma di Camp Nou, namun dibalas 3-0, dan Roma melenggang ke semifinal atas keunggulan gol tandang.
Menurut bek Barcelona Gerard Pique, kejadian itu seperti mimpi buruk. Mantan pemain Manchester United yang telah memenangkan kompetisi elit Eropa dengan Barca tiga kali (tapi belum sekalipun sejak 2015) itu menyatakan akan butuh bertahun-tahun untuk melupakannya.
"Anda dapat melihat bahwa tim tidak berfungsi, mereka menempatkan kami di bawah tekanan dan apa yang terjadi tahun lalu (melawan Roma) sangat hadir dalam pikiran kami," kata Pique dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Spanyol El Pais yang diterbitkan Jumat (24/5/2019), seperti dilansir Reuters.
"Saya yakin itu adalah hambatan mental, tetapi kami juga tidak memainkan sepak bola yang bagus. Kami kekurangan segalanya. Mereka (Liverpool) menekan kami sangat tinggi, mereka sangat kuat, dan Anfield juga memainkan perannya. Kami hanya tidak bisa mengatasinya, dan terkadang itu terjadi."
Barca telah meraih gelar La Liga kedua berturut-turut dan bisa menyelesaikan musim ini dengan double winner jika mengalahkan Valencia pada final Copa del Rey 2018/2019 di Benito Villamarin, Sevilla, Sabtu (25/5/2019) malam waktu lokal atau Minggu (25/5/2019) dini hari WIB.
Tetapi sama seperti kekalahan 0-3 musim lalu di Roma setelah kemenangan kandang 4-1 mengancam membayangi kampanye mereka. Kegagalan Barca untuk memenangkan apa yang disebut Lionel Messi "piala yang indah dan diinginkan" juga memiliki dampak yang mengerikan bagi tim.
Pique mengatakan teman-teman timnya memiliki perasaan deja vu selama pertandingan di Anfield, yang dibuka dengan cara yang sangat mirip dengan di Stadio Olimpico, Roma, tahun sebelumnya.
"Saya pikir pada tingkat mental beberapa dari kami dipengaruhi oleh apa yang terjadi di Roma, itu kejadian baru. Gol pertama datang dengan sangat cepat, dan tiba-tiba bayangan Roma muncul," kata Pique, mengingat gol Sadio Mane di menit ke-15 di Anfield.
"Kemudian mereka mencetak dua gol lagi secara berurutan dan itu mulai terlihat sangat mirip dengan yang terjadi setahun lalu. Itu sangat sulit, sangat sulit untuk bangkit kembali karena hari-hari berlalu dan Anda tidak dapat melupakan kekalahan ini."
"Itu adalah kesalahan ceroboh yang akan bertahan lama, tetapi kami perlu mengambil langkah ke depan," tambah Pique.
"Kami tidak bisa terus menyiksa diri sendiri. Itu adalah mimpi buruk dan kita harus menghadapinya karena itu bisa terjadi lagi."
"Tetapi kami harus memahami mengapa itu terjadi, dan membiarkannya membantu kami di masa depan karena kami ingin mengangkat Liga Champions lagi."
(sha)