Jelang Final Kontra Chelsea, Unai Emery Enggan Sesumbar
A
A
A
LONDON - Sepakbola yang sulit diprediksi membuat Unai Emery enggan sesumbar jelang final Liga Europa kontra Chelsea, Kamis dini hari (30/5). Juru taktik asal Spanyol tersebut mengkesampingkan kehebatannya sebagai spesialis turnamen.
Emery tidak menganggap pencapaiannya saat menghantarkan Sevilla menjadi juara Liga Europa tiga kali 2013–14, 2014–15 dan 2015–16 dan mempersembahkan gelar Ligue 1: 2017–18, Coupe de France: 2016–17, 2017–18, Coupe de la Ligue: 2016–17, 2017–18 serta Trophée des Champions: 2016, 2017 menjadi jaminan kesuksesan dia di final Liga Europa, musim ini.
Dia menilai, kompetisi Liga Europa mengalami perkembangan pesat terutama dari tim-tim peserta yang berkualitas sehingga Arsenal harus menyesuaikan level permainan di manapun kompetisinya. “Torehan gelar yang saya dapatkan di kompetisi ini (Liga Europa) bukanlah jaminan. Setiap pertandingan, setiap tahun berbeda. Ide pertamanya adalah untuk menginstruksikan kepada para pemain musim ini adalah bahwa kami siap mengikuti setiap kompetisi,”ungkap Emery dilansir express.co.uk.
Pelatih berusia 47 tahun tersebut mengatakan setiap pemainnya adalah profesional sehingga harus siap melaksanakan perintahnya dan harus selalu siap tampil kapanpun dibutuhkan. Emery mengungkapkan totalitas merupakan kunci sebuah keberhasilan. Hal itu bisa terwujud mengingat Arsenal telah menyelesaikan Liga Primer dan finish di posisi kelima klasemen.
Emery jelas waspada, pasalnya lawan mereka di final adalah Chelsea yang notabene rival mereka di Liga Primer. Oleh karenanya, dia berjanji akan menurunkan komposisi tim terbaik guna membawa pulang Liga Europa dari Baki Olimpiya Stadionu, Baku Azerbaijan. Gelar juara menjadi alternatif The Gunners untuk berlaga di Liga Champions, musim depan.
“Sekarang, kami berada di final Liga Europa. Kami harus menanamkan di dalam hati bahwa kompetisi ini sangat penting. Sayalah yang akan menentukan pemain yang tampil atau tidak. Cedera mungkin menjadi faktor penghalang, Tetapi, kami harus memiliki ambisi dan fokus yang besar untuk melakukan sesuatu yang besar,” tegasnya
Sikap waspada Emery terhadap lawan diyakini menjadi bagian dari strategi dalam persiapan timnya. Pasalnya dikubu lawan, Chelsea mendapatkan kabar kurang sedap mengenai N’Golo Kante.
Gelandang asal Prancis tersebut diragukan tampil di final karena mengalami cedera lutut. Padahal, saat menghadapi Watford, Minggu (5/5), Kante hanya menderita masalah pada betisnya, namun berdasarkan pemeriksaan dia terkena cedera cukup serius. Selain itu, motor lini tengah The Blues lainnya, Jorginho juga diragukan karena mengalami cedera ringan saat menjalani sesi latihan, pekan lalu.
Belum pastinya kondisi Kante dan Jorginho membuat krisi pemain Chelsea semakin menjadi. Sebelumnya, mereka telah kehilangan Callum Hudson-Odoi dan Ruben Loftus-Cheek. Keduanya mengalami pecah Achilles tendon, sementara bek Antonio Rudiger lama menepi karena cedera lutut.
Kendati demikian, pelatih Maurizio Sarri berusaha tetap tenang. Dia yakin berbagai pengalaman sulit yang mereka alami sepanjang musim ini membuat Chelsea lebih kuat sehingga mampu mengatasi berbagai tekanan dan tampil oke saat menghadapi Arsenal.
“Saya pikir kami memiliki musim yang baik, dengan banyak masalah tentu saja. Kami mengalami kekalahan dua hingga tiga pertandingan dengan sangat buruk, tetapi kami finis ketiga di Liga Primer, kami juga sampai di final Piala Liga, kompetisi yang sangat sulit. Sekarang kami memiliki kesempatan untuk di final Liga Eropa,” pungkasnya
Emery tidak menganggap pencapaiannya saat menghantarkan Sevilla menjadi juara Liga Europa tiga kali 2013–14, 2014–15 dan 2015–16 dan mempersembahkan gelar Ligue 1: 2017–18, Coupe de France: 2016–17, 2017–18, Coupe de la Ligue: 2016–17, 2017–18 serta Trophée des Champions: 2016, 2017 menjadi jaminan kesuksesan dia di final Liga Europa, musim ini.
Dia menilai, kompetisi Liga Europa mengalami perkembangan pesat terutama dari tim-tim peserta yang berkualitas sehingga Arsenal harus menyesuaikan level permainan di manapun kompetisinya. “Torehan gelar yang saya dapatkan di kompetisi ini (Liga Europa) bukanlah jaminan. Setiap pertandingan, setiap tahun berbeda. Ide pertamanya adalah untuk menginstruksikan kepada para pemain musim ini adalah bahwa kami siap mengikuti setiap kompetisi,”ungkap Emery dilansir express.co.uk.
Pelatih berusia 47 tahun tersebut mengatakan setiap pemainnya adalah profesional sehingga harus siap melaksanakan perintahnya dan harus selalu siap tampil kapanpun dibutuhkan. Emery mengungkapkan totalitas merupakan kunci sebuah keberhasilan. Hal itu bisa terwujud mengingat Arsenal telah menyelesaikan Liga Primer dan finish di posisi kelima klasemen.
Emery jelas waspada, pasalnya lawan mereka di final adalah Chelsea yang notabene rival mereka di Liga Primer. Oleh karenanya, dia berjanji akan menurunkan komposisi tim terbaik guna membawa pulang Liga Europa dari Baki Olimpiya Stadionu, Baku Azerbaijan. Gelar juara menjadi alternatif The Gunners untuk berlaga di Liga Champions, musim depan.
“Sekarang, kami berada di final Liga Europa. Kami harus menanamkan di dalam hati bahwa kompetisi ini sangat penting. Sayalah yang akan menentukan pemain yang tampil atau tidak. Cedera mungkin menjadi faktor penghalang, Tetapi, kami harus memiliki ambisi dan fokus yang besar untuk melakukan sesuatu yang besar,” tegasnya
Sikap waspada Emery terhadap lawan diyakini menjadi bagian dari strategi dalam persiapan timnya. Pasalnya dikubu lawan, Chelsea mendapatkan kabar kurang sedap mengenai N’Golo Kante.
Gelandang asal Prancis tersebut diragukan tampil di final karena mengalami cedera lutut. Padahal, saat menghadapi Watford, Minggu (5/5), Kante hanya menderita masalah pada betisnya, namun berdasarkan pemeriksaan dia terkena cedera cukup serius. Selain itu, motor lini tengah The Blues lainnya, Jorginho juga diragukan karena mengalami cedera ringan saat menjalani sesi latihan, pekan lalu.
Belum pastinya kondisi Kante dan Jorginho membuat krisi pemain Chelsea semakin menjadi. Sebelumnya, mereka telah kehilangan Callum Hudson-Odoi dan Ruben Loftus-Cheek. Keduanya mengalami pecah Achilles tendon, sementara bek Antonio Rudiger lama menepi karena cedera lutut.
Kendati demikian, pelatih Maurizio Sarri berusaha tetap tenang. Dia yakin berbagai pengalaman sulit yang mereka alami sepanjang musim ini membuat Chelsea lebih kuat sehingga mampu mengatasi berbagai tekanan dan tampil oke saat menghadapi Arsenal.
“Saya pikir kami memiliki musim yang baik, dengan banyak masalah tentu saja. Kami mengalami kekalahan dua hingga tiga pertandingan dengan sangat buruk, tetapi kami finis ketiga di Liga Primer, kami juga sampai di final Piala Liga, kompetisi yang sangat sulit. Sekarang kami memiliki kesempatan untuk di final Liga Eropa,” pungkasnya
(don)