Pemprov Jawa Tengah Target Masuk World Major Marathon
A
A
A
JAKARTA - Undian pendaftaran peserta Borobudur Marathon 2019 akan diumumkan penyelenggara hari ini. Sistem ballot yang baru pertama kali diterapkan di Indonesia ini merupakan bagian dari upaya menjadikan ajang tahunan tersebut masuk dalam kalender kejuaraan lari dunia World Major Marathon (WMM).
Sistem ballot ini sekaligus menjamin kenyamanan pelari saat mengikuti perlombaan pada 17 November mendatang di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Pasalnya, jumlah peserta yang mendaftar sejak 1-31 Mei lalu mencapai 17.000 orang. Sementara itu, penyeleng gara membatasi kuota pelari maksimal 8.000 orang sesuai daya tampung kawasan Candi Borobudur maupun rute lomba yang digelar untuk ketiga kalinya ini.
Karena itu, sistem ini akan memangkas 60% dari jumlah pendaftar untuk mendapatkan slot. Tidak hanya sistem ballot, penyelenggara juga menyiapkan slot melalui jalur fast runner qualifying. Pendaftaran ini diperuntukkan bagi pelari profesional maupun semipro yang memiliki catatan waktu kategori full marathondi bawah 3 jam 15 menit untuk putra dan 3 jam 20 menit untuk putri.
Hasilnya, hanya 53 peserta dari dalam dan luar negeri yang memenuhi syarat mendapatkan slot lewat jalur ini. Padahal jumlah pelari yang melakukan submitcatatan waktu mencapai 321 orang. “Sistem ini memang baru dan unik. Ini jawaban atas tingginya minat pelari untuk meng ikuti Borobudur Marathon.
Kita tidak semata mengejar jumlah peserta, tapi juga kenyamanan. Apalagi ajang ini ditargetkan menjadi best marathondi Indonesia sekaligus masuk dalam jajaran WMM. Ini salah satu prasyaratnya,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.
Selain itu, untuk mewujudkan target itu, Ganjar menyebut, jika Pemprov Jateng terus melakukan pembenahan, baik di dalam kawasan Candi Boro budur maupun rute yang dilewati pelari.
Seperti melakukan pelebaran dan pengaspalan jalan untuk menjamin kenyamanan peserta. Rute yang mampu menampung puluhan ribu pelari turut menjadi syarat sebuah kejuaraan maraton masuk dalam kategori WMM. Tidak hanya itu, penyelenggara juga mengundang sejumlah pelari internasional terutama yang akan tampil pada Olimpiade 2020 Tokyo untuk berpartisipasi dalam ajang ini.
Sejauh ini berdasarkan jumlah pendaftar, dari 17.000 yang melakukan registrasi, tercatat adanya kenaikan jumlah peserta dari luar negeri sebanyak 4% dibandingkan tahun lalu. Ini menjadi indikasi jika Borobudur Marathon semakin dikenal dan menjadi salah satu ajang yang ditunggu karena memadukan olahraga dan pariwisata.
“Kita selalu mengundang pelari internasional untuk berpartisipasi dalam ajang ini dan meningkatkan jumlah hadiah setiap tahunnya. Apapun akan kami lakukan untuk mewujudkan target Borobudur Marathon masuk kalender WMM,” katanya. Selain itu, Ganjar juga menyatakan, jika kegiatan ini juga berdampak pada taraf ekonomi masyarakat. Pasalnya, Borobudur Marathon melibatkan seluruh masyarakat dalam setiap prosesnya termasuk mengarahan warga untuk menye diakan akomodasi kepada peserta.
“Ini mesti disiapkan untuk menampung animo peserta maupun tim pendukung. Jadi, kami mendorong masyarakat menyulap rumah mereka menjadi homestaykarena saat event maupun sesudahnya, banyak wisatawan kesulitan mencari penginapan. Akhirnya banyak memilih ke Yogya,” katanya.
Menurut dia, langkah ini terbukti efektif karena masyarakat bisa ikut merasa memiliki acara ini. Dampaknya nyata yang terlihat adalah sterilisasi jalur lomba jauh lebih mudah karena melibatkan warga sekitar. “Bank Jateng diarahkan untuk memberikan kredit lunak kepada masyarakat untuk membangun homestay. Ketersediaan akomodasi ini, kan juga menjadi prasyarat untuk menjadikan Borobudur Marathon masuk WMM,” katanya.
Sistem ballot ini sekaligus menjamin kenyamanan pelari saat mengikuti perlombaan pada 17 November mendatang di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Pasalnya, jumlah peserta yang mendaftar sejak 1-31 Mei lalu mencapai 17.000 orang. Sementara itu, penyeleng gara membatasi kuota pelari maksimal 8.000 orang sesuai daya tampung kawasan Candi Borobudur maupun rute lomba yang digelar untuk ketiga kalinya ini.
Karena itu, sistem ini akan memangkas 60% dari jumlah pendaftar untuk mendapatkan slot. Tidak hanya sistem ballot, penyelenggara juga menyiapkan slot melalui jalur fast runner qualifying. Pendaftaran ini diperuntukkan bagi pelari profesional maupun semipro yang memiliki catatan waktu kategori full marathondi bawah 3 jam 15 menit untuk putra dan 3 jam 20 menit untuk putri.
Hasilnya, hanya 53 peserta dari dalam dan luar negeri yang memenuhi syarat mendapatkan slot lewat jalur ini. Padahal jumlah pelari yang melakukan submitcatatan waktu mencapai 321 orang. “Sistem ini memang baru dan unik. Ini jawaban atas tingginya minat pelari untuk meng ikuti Borobudur Marathon.
Kita tidak semata mengejar jumlah peserta, tapi juga kenyamanan. Apalagi ajang ini ditargetkan menjadi best marathondi Indonesia sekaligus masuk dalam jajaran WMM. Ini salah satu prasyaratnya,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin.
Selain itu, untuk mewujudkan target itu, Ganjar menyebut, jika Pemprov Jateng terus melakukan pembenahan, baik di dalam kawasan Candi Boro budur maupun rute yang dilewati pelari.
Seperti melakukan pelebaran dan pengaspalan jalan untuk menjamin kenyamanan peserta. Rute yang mampu menampung puluhan ribu pelari turut menjadi syarat sebuah kejuaraan maraton masuk dalam kategori WMM. Tidak hanya itu, penyelenggara juga mengundang sejumlah pelari internasional terutama yang akan tampil pada Olimpiade 2020 Tokyo untuk berpartisipasi dalam ajang ini.
Sejauh ini berdasarkan jumlah pendaftar, dari 17.000 yang melakukan registrasi, tercatat adanya kenaikan jumlah peserta dari luar negeri sebanyak 4% dibandingkan tahun lalu. Ini menjadi indikasi jika Borobudur Marathon semakin dikenal dan menjadi salah satu ajang yang ditunggu karena memadukan olahraga dan pariwisata.
“Kita selalu mengundang pelari internasional untuk berpartisipasi dalam ajang ini dan meningkatkan jumlah hadiah setiap tahunnya. Apapun akan kami lakukan untuk mewujudkan target Borobudur Marathon masuk kalender WMM,” katanya. Selain itu, Ganjar juga menyatakan, jika kegiatan ini juga berdampak pada taraf ekonomi masyarakat. Pasalnya, Borobudur Marathon melibatkan seluruh masyarakat dalam setiap prosesnya termasuk mengarahan warga untuk menye diakan akomodasi kepada peserta.
“Ini mesti disiapkan untuk menampung animo peserta maupun tim pendukung. Jadi, kami mendorong masyarakat menyulap rumah mereka menjadi homestaykarena saat event maupun sesudahnya, banyak wisatawan kesulitan mencari penginapan. Akhirnya banyak memilih ke Yogya,” katanya.
Menurut dia, langkah ini terbukti efektif karena masyarakat bisa ikut merasa memiliki acara ini. Dampaknya nyata yang terlihat adalah sterilisasi jalur lomba jauh lebih mudah karena melibatkan warga sekitar. “Bank Jateng diarahkan untuk memberikan kredit lunak kepada masyarakat untuk membangun homestay. Ketersediaan akomodasi ini, kan juga menjadi prasyarat untuk menjadikan Borobudur Marathon masuk WMM,” katanya.
(don)