Mengejar Kemenangan Pertama di Usia Senja
A
A
A
ASSEN - Pada 25 Juni, Valentino Rossi menandai keberhasilannya sejak ia meraih podium pertama di Grand Prix Assen pada 2017 lalu. Artinya, sudah dua tahun lebih tiga hari, pembalap tim Yamaha itu belum juga mengakhiri dahaga kemenangan di ajang MotoGP.
Sebenarnya kegagalan Rossi mengakhiri dahaga kemenangan di ajang MotoGP bukan kali pertama terjadi. Pada periode Oktober 2010 hingga Juni 2013, pembalap berjuluk The Doctor itu pernah mengalami nasib yang jauh lebih menyedihkan ketika menunggangi kuda besi tim Ducati.
Setelah mengalami nasib buruk dengan pabrikan Italia, Rossi memilih untuk kembali ke Yamaha dan dia akhirnya sukses berdiri di podium pertama saat menjalani balapan di Assen. Sejak saat itu, Assen selalu menjadi tempat yang istimewa buat Rossi.
Tak hanya menandai kemenangan grand prix ke-100 di Assen pada 2009 saja, tapi dia juga dikenal sebagai Raja Assen lantaran mengoleksi sembilan kemenangan selama mengaspal di lintasan sepanjang 4,5 km. Tapi tahukah Anda jika pemilik nomor 46 itu tidak terlalu mendapatkan keberuntungan selama tampil di Assen?
Masalah konsistensi Rossi dan siklus dua tahunan inilah yang menjadi topik menarik jelang sirkus MotoGP menjalani balapan seri kedelapan di Sirkuit Assen, akhir pekan ini. Konsistensi yang dimaksud tersebut terkait kemenangannya di Assen.
Rossi pernah meraih podium pertama di Assen pada 2013, namun ia gagal mempertahankannya di musim berikutnya. Pada musim 2015, dia kembali berdiri gagah di podium pertama. (Baca juga: 7 Momen yang Mengundang Atensi Saat Rossi Mengaspal di Assen )
Tapi pada musim 2016, Rossi kembali menorehkan hasil minor setelah gagal menyelesaikan balapan. Baru tahun berikutnya atau 2017, Assen menyambut Rossi sebagai pemenang. Melihat situasi seperti ini apakah Rossi mampu mengakhiri dahaga kemenangan di Assen?
"Kami bertekad untuk melakukan comeback yang kuat di sini (Assen) akhir pekan ini dan kami menggunakan insiden yang tidak menguntungkan di Catalunya untuk memacu motivasi kami lebih lagi. "Kami ingin berada di podium. Untuk itu, kami harus berada di depan pada setiap sesi. Jadi itu akan menjadi fokus kami," jelas Rossi dikutip dari Crash, Jumat (28/6/2019).
Kemenangan di Assen akan menjadi kemenangan pertama Rossi di usia 40 tahun, prestasi yang hanya sejauh ini dicapai oleh tiga pembalap dalam sejarah grand prix balap motor. Rossi merasa bahwa salah satu rahasia dari karier grand prix ke-24 tahunnya adalah selalu fokus pada masa depan. (Baca juga: Hasil FP1 Jelang GP Assen: Quartararo Tercepat, Lorenzo Hancurkan Motor Honda )
"Biasanya saya tidak ingin melihat masa lalu, karena masa lalu saya fantastis dan saya sangat bangga dengan karier saya. Tetapi jika Anda ingin melanjutkan balap, Anda harus bekerja di masa depan," imbuh Rossi.
Sebenarnya kegagalan Rossi mengakhiri dahaga kemenangan di ajang MotoGP bukan kali pertama terjadi. Pada periode Oktober 2010 hingga Juni 2013, pembalap berjuluk The Doctor itu pernah mengalami nasib yang jauh lebih menyedihkan ketika menunggangi kuda besi tim Ducati.
Setelah mengalami nasib buruk dengan pabrikan Italia, Rossi memilih untuk kembali ke Yamaha dan dia akhirnya sukses berdiri di podium pertama saat menjalani balapan di Assen. Sejak saat itu, Assen selalu menjadi tempat yang istimewa buat Rossi.
Tak hanya menandai kemenangan grand prix ke-100 di Assen pada 2009 saja, tapi dia juga dikenal sebagai Raja Assen lantaran mengoleksi sembilan kemenangan selama mengaspal di lintasan sepanjang 4,5 km. Tapi tahukah Anda jika pemilik nomor 46 itu tidak terlalu mendapatkan keberuntungan selama tampil di Assen?
Masalah konsistensi Rossi dan siklus dua tahunan inilah yang menjadi topik menarik jelang sirkus MotoGP menjalani balapan seri kedelapan di Sirkuit Assen, akhir pekan ini. Konsistensi yang dimaksud tersebut terkait kemenangannya di Assen.
Rossi pernah meraih podium pertama di Assen pada 2013, namun ia gagal mempertahankannya di musim berikutnya. Pada musim 2015, dia kembali berdiri gagah di podium pertama. (Baca juga: 7 Momen yang Mengundang Atensi Saat Rossi Mengaspal di Assen )
Tapi pada musim 2016, Rossi kembali menorehkan hasil minor setelah gagal menyelesaikan balapan. Baru tahun berikutnya atau 2017, Assen menyambut Rossi sebagai pemenang. Melihat situasi seperti ini apakah Rossi mampu mengakhiri dahaga kemenangan di Assen?
"Kami bertekad untuk melakukan comeback yang kuat di sini (Assen) akhir pekan ini dan kami menggunakan insiden yang tidak menguntungkan di Catalunya untuk memacu motivasi kami lebih lagi. "Kami ingin berada di podium. Untuk itu, kami harus berada di depan pada setiap sesi. Jadi itu akan menjadi fokus kami," jelas Rossi dikutip dari Crash, Jumat (28/6/2019).
Kemenangan di Assen akan menjadi kemenangan pertama Rossi di usia 40 tahun, prestasi yang hanya sejauh ini dicapai oleh tiga pembalap dalam sejarah grand prix balap motor. Rossi merasa bahwa salah satu rahasia dari karier grand prix ke-24 tahunnya adalah selalu fokus pada masa depan. (Baca juga: Hasil FP1 Jelang GP Assen: Quartararo Tercepat, Lorenzo Hancurkan Motor Honda )
"Biasanya saya tidak ingin melihat masa lalu, karena masa lalu saya fantastis dan saya sangat bangga dengan karier saya. Tetapi jika Anda ingin melanjutkan balap, Anda harus bekerja di masa depan," imbuh Rossi.
(bbk)