Kegagalan Uruguay dan Deretan Catatan Aksi 'Gila Suarez

Senin, 01 Juli 2019 - 08:49 WIB
Kegagalan Uruguay dan...
Kegagalan Uruguay dan Deretan Catatan Aksi 'Gila Suarez
A A A
SALVADOR - Mencari kesalahan dan tindakan “brutal” Luis Suarez dalam jejak kariernya terbilang mudah. Mendapatkan daftar sanksi yang pernah diterima Suarez di level klub atau timnas juga tidak akan ada kesulitan berarti. Pemain berusia 32 tahun itu pernah mendapat hukuman dari FA (Federasi Sepak Bola Inggris) karena melakukan tindakan rasisme pada bek Manchester United sekaligus pemain timnas Prancis Patric Evra saat masih membela Liverpool.

Imbasnya, pemain yang saat itu baru pindah dari Ajax Amsterdam mendapat skorsing delapan pertandingan dan denda 40 ribu poundsterling pada musim 2011/2013. Sanksi yang membuat dia seperti menjadi musuh bersama penonton dan media Inggris. Dia juga beberapa kali menggigit pemain lawan. Pertama kali dia melakukan itu pada pertandingan Ajax melawan PSV Eindhoven musim 2010/20101.

Dia menggigit Otman Bakkal saat pertemuan para pemain. Tindakan “gila” itu membuat dia mendapat sanksi larangan bermain selama tujuh pertandingan di Eredivisie. Tapi, dia kemudian pindah ke Liga Primer untuk membela Liverpool sehingga sanksi itu tidak berlaku. Masalahnya di Liga primer, dia mengulangi tindakannya itu. Tepatnya saat pertandingan melawan Chelsea.

Suarez menggigit bek Chelsea Branislav Ivanovic. Awalnya dia tidak mendapat hukuman karena wasit tak melihat insiden tersebut. Tapi, Ivanovic menunjukkan tanda gigitan kepada wasit dan asistennya. Meski mencetak gol, tapi dia harus menjalani hukuman 10 pertandingan dari FA. Meski sudah meminta maaf, Suarez kembali membuat ulah.

Kali ini bersama timnas Uruguay. Pada pertandingan Piala Dunia 2014 melawan Italia, Suarez menggigit Giorgio Chiellini pada 10 menit menjelang bubar. Untuk menutup aksinya, dia kemudian berguling ke tanah menggelepar kesakitan dan mencengkeram giginya setelah insiden itu. Meskipun insiden tersebut tertangkap kamera, Suarez membantah melakukan kesalahan.

“Ini hanya hal-hal yang terjadi di lapangan. Hanya kami berdua di dalam area dan dia menabrakku dengan bahunya,” kata Suarez. Meski begitu, Suarez kemudian mendapat sanksi empat bulan larangan bermain dari FIFA. Setelah itu, dia kembali meminta maaf. Meski begitu, Suarez bukan berarti tanpa sisi manusiawi. Salah satunya saat Uruguay tersingkir pada perempat final Copa America 2019 melawan Peru di Arena Fonte, Minggu (30/6).

Gagal melakukan eksekusi penalti, Suarez tak kuasa membendung air matanya. Menjadi eksekutor pertama, tendangannya ke arah kanan gawang Peru terbaca Pedro Gallese. “Hasilnya, menciptakan sebuah kekecewaan besar pada kami harus terima,” kata Pelatih Uruguay Oscar Tabarez. Suarez dan Uruguay bukannya bermain buruk. Mereka mendominasi jalannya pertandingan, baik dari sisi penguasaan bola ataupun jumlah tembakan yang dilakukan.

Masalahnya, Peru memang bermain hanya untuk bertahan menjaga rekor mereka tiga kali melangkah ke semifinal dalam empat Copa America terakhir. Pelatih Peru Ricardo Gareca mengakui pertandingan berlangsung ketat. Melawan tim dengan kualitas terbaik di setiap posisi, membuat mereka harus bermain berani dan disiplin.

“Pertandingan yang sangat ketat melawan lawan tangguh. Saya menekankan kami menunjukkan banyak karakter untuk menyingkirkan mereka. Penting bekerja keras, kami melakukan itu dan saya pikir kami akan bermain lebih baik melawan Chile,” ujar Gareca. Secara khusus dia memuji penjaga gawang Gallese. Menurut dia, penjaga gawang berusia 29 tahun itu membuat perbedaan dan menjadi pahlawan lolosnya Peru.

“Kami semua memiliki sore yang tidak ideal (saat kalah 0-5 dari Brasil), tanpa melupakan siapa yang kami lawan. Hari ini Gallese menunjukkan betapa baiknya dia dan mengapa dia pilihan pertama di tim kami,” katanya. Hasil ini membuat Peru akan melawan Cile di semifinal. Pada pertandingan lain ada Brasil menghadapi Argentina untuk berebut tiket final.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7101 seconds (0.1#10.140)