Bomber Argentina Tak Lagi Bersahabat di Serie A

Minggu, 28 Juli 2019 - 10:56 WIB
Bomber Argentina Tak Lagi Bersahabat di Serie A
Bomber Argentina Tak Lagi Bersahabat di Serie A
A A A
TURIN - Dulu, hubungan Seri A dan para bomber Argentina terbilang sangat mesra. Berjayanya Seri A di era 1990-an tidak terlepas dari nama-nama besar penyerang Negeri Tango tersebut. Tapi kini, rasanya mesin gol asal Argentina kesulitan melambungkan namanya.

Tahun 1984, penggabungan dua negara sepak bola yang hebat ini mulai memasuki ranah romantisme ketika Diego Maradona bergabung dengan Napoli dari Barcelona. Saat Seri A didominasi AC Milan, Juventus, dan Inter Milan, kehadiran Maradona mengubah peta.

Dia berhasil mempersembahkan gelar untuk Napoli. Keberhasilan Maradona mempersembahkan gelar Seri A pada 1986/1987, 1989/1990; Coppa Italia 1986/1987; Piala UEFA 1988/1989; dan Supercoppa Italiana 1990 membuat Seri A mulai kebanjiran talenta-talenta Argentina.

Sejak saat itu semakin banyak pemain asal Argentina melintasi atlantik untuk memenuhi selera sepak bola Italia. Sepanjang tahun 1990-an, klub-klub seperti Fiorentina, Parma, Roma, dan Udinese mengeksplorasi Buenos Aries, Rosario, dan La Plata untuk mencari permata terbaru yang bisa direkrut dan dipoles.

Boleh dibilang Seri A berkilau berkat kerja keras pemain-pemain Argentina. Beberapa nama melambung. Publik tentu ingat dengan sosok Gabriel Omar Batistuta. Penyerang berjuluk Batigol tersebut memimpin Fiorentina menuju kejayaan Coppa Italia (1995/1996) dan Supercoppa Italia (1996).

Sempat menuai kontroversi ketika menyeberang ke AS Roma, Batigol sukses meraih scudetto 2000/2001 dan Supercopa Italiana. Cerdas, kuat, dan penyelesaian akhir luar biasa, Batistuta merupakan representasi penyerang hebat khas Argentina.

Kejayaan Argentina juga diteruskan Hernan Crespo yang berkilau bersama Parma (1996- 2000), Lazio (2000-2002), Inter (2002-2003, 2008-2009), Diego Milito (Inter 2009-2014) Edinson Cavani (Napoli 2010-2013), hingga Carlos Tevez (Juventus 2013-2015). Sayang, musim ini masa depan beberapa penyerang besar Argentina justru diliputi ketidakpastian.

Paulo Dybala, Mauricio Icardi, dan Gonzalo Higuain disebut-sebut masuk deret penyerang terbaik Argentina dalam beberapa tahun terakhir. Faktanya, mereka harus berjuang untuk sekadar bertahan di klubnya dan sekarang sedang dilanda ketidakpastian.

Dybala, misalnya. Sejauh ini dia masih terlibat tarik ulur kepindahan dari Juventus. La Vecchia Signora memberikan angin segar kepada Manchester United (MU) untuk meminangnya. Syaratnya, Juve menginginkan Romelu Lukaku dalam kesepakatan transfer. Kemungkinan terwujud. Terlebih MU memang mencari klub yang ingin memboyong Lukaku dengan harga sepadan.

Keseriusan Juve terhadap Lukaku terbukti dengan ketegasan mereka menolak tawaran 50 juta euro yang disodorkan klub Liga Primer lainnya, Tottenham Hotspur. Keinginan Juve melepas Dybala lantaran sang penyerang tidak masuk rencana Maurizio Sarri musim depan.

Musim lalu, Dybala lebih banyak duduk di bangku cadangan. Dia kalah dari Cristiano Ronaldo (CR7) yang menjadi pilihan pertama lini depan Juve. Dybala hanya mencetak 10 gol di semua kompetisi atau lebih sedikit dari tiga musim sebelumnya, yakni 23, 19, dan 26 gol.

Meski Sarri memilih berteka-teki terkait nasib penyerang muda tersebut, pelatih yang musim lalu menukangi Chelsea itu menyebut jika Dybala memiliki peluang di dalam skemanya. Pernyataan tersebut tak membuat Dybala langsung mendapatkan garansi.

“Saya pikir Dybala bisa bermain se bagai false nine dengan cukup nyaman. Kami juga dapat mengatur serangan sedikit berbeda dengan skema 4-3-1-2, dia bisa bermain di belakang dua striker sebagai trequartista,” kata Sarri, dikutip Football Italia.

Higuain juga sama. Meski disebut sebagai anak emas Sarri, saat memperkuat Chelsea di pertengahan musim lalu, dia harus rela mendapatkan banyak kritik. Dia juga dipaksa berbagi peran dengan Olivier Giroud sebagai penyerang tengah The Blues. Pembagiannya, Giroud bermain di turnamen, sedangkan Higuain lebih dapat porsi di liga.

“Saya bekerja dengan para pemain yang disediakan klub. Saat ini Higuain tersedia di dalam skuad dan saya 100% memasukkannya dalam rencana,” kata Sarri, dikutip calciomercato.

Situasi rumit juga menimpa kompatriotnya sesama Argentina, Icardi, yang terkatung-katung di Inter. I Nerazzurri sejatinya mempersilakan pemain bernomor 9 itu pergi ke klub lain.

Juve dan SSC Napoli pun tertarik mendapatkannya. Namun, Icardi yang menyumbangkan 124 gol dari 219 penampilannya bersama Inter bersikeras ber tahan dan bertekad mengambil hati pelatih baru, Antonio Conte, meski hanya berlatih sendirian di Milan dan ditinggalkan tim yang melakoni tur Asia. Menanggapi masalah Icardi, Presiden Inter Steven Zhang mengatakan bahwa klub tetap pada sikapnya, yakni melepasnya.

“Icardi adalah pemain hebat dan pribadi yang baik. Dia telah membantu klub dengan banyak gol yang dicetaknya dalam beberapa musim terakhir. Kami yakin dapat menemukan solusi terbaik untuknya. Komitmen kami tetap sama, yakni menjualnya,” ungkap Zhang, dilansir football-italia.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7247 seconds (0.1#10.140)