Pasutri Maicel-Shaunae Bikin Sejarah Atletik setelah 67 Tahun
A
A
A
Sejarah kembali tertoreh di lintasan lari. Adalah pasangan suami istri (pasutri) atlet,Shaunae Miller-Uibo dan suaminya, Maicel Uibo, yang menjadi pelaku sejarahnya.Pada 24 Juli 1952 di Olimpiade Helsinki, Emil Zátopek dari Cekoslowakia melejit jauh pada 150 meter terakhir untuk menyabet emas nomor lari 5.000 meter. Satu jam kemudian, istrinya, Dana Zaptopov, menyamai prestasinya dengan meraih emas Olimpiade di nomor lempar lembing. Pasangan atlet suami-istri mengukir sejarah merebut emas Olimpiade pada hari yang sama.
Enam puluh tujuh tahun kemudian, Shaunae Miller-Uibo dan suaminya Maicel Uibo mengukir sejarah yang sama di Kejuaraan Atletik Dunia IAAF 2019 di Doha, Qatar. Meeka sama-sama menggondol medali perak dalam nomor lari 400m wanita dan dasalomba putra pada Kamis (4/10) malam waktu Doha. Menariknya, pasutri ini membela negera berbeda. Shaunae membela Bahama. Maicel masih berlomba untuk Estonia.
Setelah menyelesaikan final 400m, Shaunae menunggu di tepi jalan untuk menghibur suaminya pada 1500m, yang merupakan nomor terakhir dasalomba, sebelum menyelesaikan satu putaran kehormatan bersama dengannya di sisinya.
"Ketika kami menyadari bahwa kami akan berkompetisi di malam yang sama, kami tahu akan sedikit sulit untuk menonton satu sama lain bersaing," kata Shaunae. "Saya mengawasinya tadi malam. Tapi itu pengalaman luar biasa untuk mendukungnya dari sisi trek," ujarnya. "Aku benar-benar bahagia untuk Maicel. Dia mengalami musim yang luar biasa dan saya sangat bahagia untuknya,"lanjutnya.
Atlet Bahama itu mencatat rekor terbaik pribadi 48,37 detik untuk masuk ke urutan keenam dalam daftar tercepat sepanjang masa. Shaunae finis di belakang atlet Bahrain, Salwa Eid Naser yang mencatat waktu 48.14 detik, yang merupakan rekor lari 400 meter tercepat sepanjang sejarah.Keberhasilan suaminya tidak kalah penting. Setelah menjalani operasi pada cedera tumit tahun lalu, dia hanya sempat menjalani latihan di awal Maret tahun ini. Dia mengalami masalah bahu yang membuatnya tidak bisa melakukan latihan secara intensif.
Ternyata, Maicel mampu keluar dari tekanan saat finis kedua di belakang peraih medali emas Niklas Kaul dari Jerman. Dia menyamai pencapaian rekan senegaranya, Erki Nool yang juga mengklaim medali perak pada 2001 di Edmonton.
Pasangan ini bertemu pada tahun pertama mereka di perguruan tinggi di Universitas Georgia di Amerika Serikat pada 2012. Awalnya mereka menjadi teman yang sangat baik sebelum mereka akhirnya mulai berkencan. Mereka menikah pada 2017 dan sekarang tinggal dan berlatih di Clermont, Georgia. Mereka sesekali berlatih bersama di lintasan.
“Kami berbicara tentang trek dan lapangan sepanjang waktu. Kami selalu saling bekerja sama dalam hal-hal yang dapat kami perbaiki dan kami selalu saling mendorong untuk melakukan yang terbaik,"ungkapnya.
Setelah Kejuaraan Dunia, perhatian kedua atlet tersebut akan beralih ke Olimpiade di Tokyo tahun depan. Shaunae memiliki tujuan jangka panjang untuk bersaing dalam heptathlon, terutama berkat pengaruh suaminya.
"Saya benar-benar tak sabar untuk melakukannya di tahun-tahun ini," katanya. “Maicel adalah pengaruh besar dalam hal saya melakukannya. Saya biasa melakukan sedikit kegiatan ketika saya masih muda dan kemudian saya mengesampingkannya. Setelah bertemu Maicel, dia mulai menanam ide itu di kepalaku. Saya pikir akan sangat menyenangkan untuk mencoba dan menguji dan melihat bagaimana hasilnya,"paparnya.
Enam puluh tujuh tahun kemudian, Shaunae Miller-Uibo dan suaminya Maicel Uibo mengukir sejarah yang sama di Kejuaraan Atletik Dunia IAAF 2019 di Doha, Qatar. Meeka sama-sama menggondol medali perak dalam nomor lari 400m wanita dan dasalomba putra pada Kamis (4/10) malam waktu Doha. Menariknya, pasutri ini membela negera berbeda. Shaunae membela Bahama. Maicel masih berlomba untuk Estonia.
Setelah menyelesaikan final 400m, Shaunae menunggu di tepi jalan untuk menghibur suaminya pada 1500m, yang merupakan nomor terakhir dasalomba, sebelum menyelesaikan satu putaran kehormatan bersama dengannya di sisinya.
"Ketika kami menyadari bahwa kami akan berkompetisi di malam yang sama, kami tahu akan sedikit sulit untuk menonton satu sama lain bersaing," kata Shaunae. "Saya mengawasinya tadi malam. Tapi itu pengalaman luar biasa untuk mendukungnya dari sisi trek," ujarnya. "Aku benar-benar bahagia untuk Maicel. Dia mengalami musim yang luar biasa dan saya sangat bahagia untuknya,"lanjutnya.
Atlet Bahama itu mencatat rekor terbaik pribadi 48,37 detik untuk masuk ke urutan keenam dalam daftar tercepat sepanjang masa. Shaunae finis di belakang atlet Bahrain, Salwa Eid Naser yang mencatat waktu 48.14 detik, yang merupakan rekor lari 400 meter tercepat sepanjang sejarah.Keberhasilan suaminya tidak kalah penting. Setelah menjalani operasi pada cedera tumit tahun lalu, dia hanya sempat menjalani latihan di awal Maret tahun ini. Dia mengalami masalah bahu yang membuatnya tidak bisa melakukan latihan secara intensif.
Ternyata, Maicel mampu keluar dari tekanan saat finis kedua di belakang peraih medali emas Niklas Kaul dari Jerman. Dia menyamai pencapaian rekan senegaranya, Erki Nool yang juga mengklaim medali perak pada 2001 di Edmonton.
Pasangan ini bertemu pada tahun pertama mereka di perguruan tinggi di Universitas Georgia di Amerika Serikat pada 2012. Awalnya mereka menjadi teman yang sangat baik sebelum mereka akhirnya mulai berkencan. Mereka menikah pada 2017 dan sekarang tinggal dan berlatih di Clermont, Georgia. Mereka sesekali berlatih bersama di lintasan.
“Kami berbicara tentang trek dan lapangan sepanjang waktu. Kami selalu saling bekerja sama dalam hal-hal yang dapat kami perbaiki dan kami selalu saling mendorong untuk melakukan yang terbaik,"ungkapnya.
Setelah Kejuaraan Dunia, perhatian kedua atlet tersebut akan beralih ke Olimpiade di Tokyo tahun depan. Shaunae memiliki tujuan jangka panjang untuk bersaing dalam heptathlon, terutama berkat pengaruh suaminya.
"Saya benar-benar tak sabar untuk melakukannya di tahun-tahun ini," katanya. “Maicel adalah pengaruh besar dalam hal saya melakukannya. Saya biasa melakukan sedikit kegiatan ketika saya masih muda dan kemudian saya mengesampingkannya. Setelah bertemu Maicel, dia mulai menanam ide itu di kepalaku. Saya pikir akan sangat menyenangkan untuk mencoba dan menguji dan melihat bagaimana hasilnya,"paparnya.
(aww)