Lorenzo Pellegrini Inginkan Ban Kapten AS Roma
A
A
A
ROMA - AS Roma selalu menjadi klub impian bagi mereka yang lahir dan besar di ibu kota Italia itu. Selain Francesco Totti, Daniele De Rossi, dan Alessandro Florenzi, ada juga sosok pemain muda yang begitu mencintai AS Roma layaknya keluarganya sendiri. Ia adalah Lorenzo Pellegrini, pemain masa depan timnas Italia yang kini bermain di Il Lupi.
Lorenzo Pellegrini lahir di Roma pada 19 Juni 1996. Pesepak bola yang kini berusia 23 tahun itu merupakan pemain binaan akademi AS Roma. Sempat menembus tim utama paa 2014, Pellegrini harus menerima kenyataan dirinya dilego ke Sassuolo. Bukannya menyerah, Pellegrini membuktikan diri bahwa ia pantas kembali ke AS Roma dengan bermain gemilang di Sassuolo. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Pellegrini akhirnya kembali ke AS Roma pada 2017 dan hingga kini menjadi pemain utama dan sukses menembus timnas Italia.
“Saya tak pernah lelah mengatakan ini, bermain di AS Roma sebagai pemain yang lahir di Roma adalah sesuatu yang sangat membanggakan,” kata Pellegrini dalam wawancara bersama DAZN.
Di balik permainan gemilang Pellegrini, masa muda pemain berpostur 188 cm itu ternyata pernah terhambat masalah kesehatan. Pellegrini pernah didiagnosis mengalami arrhythmia atau kelainan detak jantung. Masalah jantung tersebut menjadi ancaman serius bagi karier sepak bola Pellegrini. Namun kegigihan dan tekad pantang menyerah Pellegrini membantunya bangkit mengalahkan kelainan jantung tersebut.
“Saya tak sadar bahwa saya mengalami detak jantung yang tidak stabil. Saya cepat merasa lelah saat mulai menggerakan badan. Tapi saya tenang mengatasi itu. Saya yakin saya akan kembali bermain. Diagnosis awal menyebutkan saya harus beristirahat dari sepak bola selama enam hingga tujuh bulan, tapi setelah empat bulan saya merasa lebih baik. Setelah dilakukan tes medis akhirnya saya bisa bermain lagi,” kata Pellegrini.
Pemain yang bisa memainkan semua posisi di lini tengah itu pun menjadi pemain andalan AS Roma hingga saat ini. Pellegrini memulai karier sebagai gelandang tengah alias hingga kemudian digeser lebih ke depan menjadi trequartista. Bagi Pellegrini, posisi mana pun tak masalah bagi dirinya selama itu di dalam lapangan dan bukan menjadi pemain cadangan. Namun di balik itu semua, Pellegrini memulai karier sepak bola sebagai seorang penyerang di tim akademi AS Roma karena posturnya yang tinggi menjulang.
Kecintaan Pellegrini terhadap AS Roma sudah tak perlu diragukan lagi. Jika menilik dari tradisi kapten AS Roma yang diemban putra-putra asli daerah, besar kemungkinan ban kapten tim Giallorossi akan melingkar di lengan Pellegrini suatu hari nanti. “Suatu hari saya akan sangat senang menjadi kapten AS Roma, terlebih klub ini sudah seperti keluarga saya sendiri. Membela AS Roma adalah kebanggaan bagi putra asli daerah ini. Itu akan menjadi tanggung jawab besar bagi saya dan saya menyukai itu,” katanya berandai-andai.
Lorenzo Pellegrini lahir di Roma pada 19 Juni 1996. Pesepak bola yang kini berusia 23 tahun itu merupakan pemain binaan akademi AS Roma. Sempat menembus tim utama paa 2014, Pellegrini harus menerima kenyataan dirinya dilego ke Sassuolo. Bukannya menyerah, Pellegrini membuktikan diri bahwa ia pantas kembali ke AS Roma dengan bermain gemilang di Sassuolo. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Pellegrini akhirnya kembali ke AS Roma pada 2017 dan hingga kini menjadi pemain utama dan sukses menembus timnas Italia.
“Saya tak pernah lelah mengatakan ini, bermain di AS Roma sebagai pemain yang lahir di Roma adalah sesuatu yang sangat membanggakan,” kata Pellegrini dalam wawancara bersama DAZN.
Di balik permainan gemilang Pellegrini, masa muda pemain berpostur 188 cm itu ternyata pernah terhambat masalah kesehatan. Pellegrini pernah didiagnosis mengalami arrhythmia atau kelainan detak jantung. Masalah jantung tersebut menjadi ancaman serius bagi karier sepak bola Pellegrini. Namun kegigihan dan tekad pantang menyerah Pellegrini membantunya bangkit mengalahkan kelainan jantung tersebut.
“Saya tak sadar bahwa saya mengalami detak jantung yang tidak stabil. Saya cepat merasa lelah saat mulai menggerakan badan. Tapi saya tenang mengatasi itu. Saya yakin saya akan kembali bermain. Diagnosis awal menyebutkan saya harus beristirahat dari sepak bola selama enam hingga tujuh bulan, tapi setelah empat bulan saya merasa lebih baik. Setelah dilakukan tes medis akhirnya saya bisa bermain lagi,” kata Pellegrini.
Pemain yang bisa memainkan semua posisi di lini tengah itu pun menjadi pemain andalan AS Roma hingga saat ini. Pellegrini memulai karier sebagai gelandang tengah alias hingga kemudian digeser lebih ke depan menjadi trequartista. Bagi Pellegrini, posisi mana pun tak masalah bagi dirinya selama itu di dalam lapangan dan bukan menjadi pemain cadangan. Namun di balik itu semua, Pellegrini memulai karier sepak bola sebagai seorang penyerang di tim akademi AS Roma karena posturnya yang tinggi menjulang.
Kecintaan Pellegrini terhadap AS Roma sudah tak perlu diragukan lagi. Jika menilik dari tradisi kapten AS Roma yang diemban putra-putra asli daerah, besar kemungkinan ban kapten tim Giallorossi akan melingkar di lengan Pellegrini suatu hari nanti. “Suatu hari saya akan sangat senang menjadi kapten AS Roma, terlebih klub ini sudah seperti keluarga saya sendiri. Membela AS Roma adalah kebanggaan bagi putra asli daerah ini. Itu akan menjadi tanggung jawab besar bagi saya dan saya menyukai itu,” katanya berandai-andai.
(sha)