Dituding Abaikan Liga 1, Ketum PSSI Diklaim Selalu Beri Pengawasan
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, bersama jajarannya, selalu berkoordinasi dengan PT LIB dalam mengawal perjalanan kompetisi Liga 1 2019. Pasalnya, ada yang menilai pihaknya dianggap kurang memerhatikan perjalanan akhir kompetisi nasional.
Ketum PSSI dinilai kurang peduli pada perubahan dan fakta yang terjadi pada kompetisi strata tertinggi dan beberapa turunannya. Tudingan itu juga menyebutkan bahwa pengurus teras PSSI lebih memilih menyaksikan pertandingan timnas di ajang SEA Games 2019 di Filipina.
Terkait tudingan tersebut, selaku operator kompetisi Liga 1 2019, PT LIB menyangkalnya. Direktur PT LIB, Dirk Soplanit menyebut bahwa Ketum PSSI selalu menunjukkan perhatian penuh pada fakta yang terjadi pada kompetisi nasional.
“Kami selalu memberikan informasi terupdate dalam perkembangan kompetisi secara keseluruhan. Pak Ketum PSSI juga sudah memahami perkembangan kompetisi. Apalagi kompetisi Liga 1 2019 yang telah memasuki pekan-pekan krusial," ucapnya.
Selain itu, Dirk juga mengatakan bahwa Iwan juga salalu memberikan masukan-masukan penting tentang apa yang harus PT LIB lakukan pada setiap fenomena yang muncul ke permukaan. Bahkan agenda-agenda menentukan yang akan dilakukan menjelang kompetisi musim depan pun, sudah diinformasikan ke pihaknya.
"Contohnya soal penjadwalan musim depan, bagaimana caranya meningkatkan kualitas wasit hingga pada program program lain yang bisa menaikkan level kompetisi," ungkap Dikr.
Lebih lanjut, Dirk Soplanit menegaskan bahwa saat ini memang keberadaan Ketum PSSI lebih banyak di Filipina. Menurutnya, itu murni memberikan dukungan penuh ke timnas yang semua pemainnya merupakan hasil jebolan kompetisi domestik. Jadi, bukan melulu menyaksikan pertandingan di SEA Games 2019.
“Perlu dipahami bahwa keberadaan bapak Ketum di Filipina memiliki agenda dan tujuan yang lebih besar. Semua demi kepentingan timnas yang tampil membawa nama bangsa dan negara. Itu jauh lebih penting,” tandas Dirk.
Sementara itu, tudingan miring ke Ketum PSSI dan jajarannya itu dipercaya karena munculnya beberapa hasil laga krusial yang dinilai tak wajar. Contohnya pada laga pekan ke-30 Liga 1 2019 antara Persib Bandung kontra Persela Lamongan yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (3/12). Kekalahan 0-2 Persib dari Persela dianggap aneh.
Gawang Maung Bandung kemasukan dua kali melalui sundulan gelandang Persela, Rafinha (12') dan gol bunuh diri Achmad Jufriyanto (56'). Bahkan pengguna internet (warganet) bereaksi atas gol bunuh diri Jupe, sapaan Achmad Jufriyanto. Warganet menilai ada yang janggal dalam gol bunuh diri itu.
PT LIB pun langsung merespon terkait laga Persib kontra Persela tersebut. PT LIB menegaskan bahwa tidak ada pengaturan pertandingan dalam laga Persib melawan Persela, dan juga termasuk laga-laga lain di kompetisi Liga 1 2019.
“Kami selalu melakukan pengawasan penuh terhadap pertandingan Liga 1 2019, termasuk pekan-pekan krusial pada akhir kompetisi. Bersama PSSI, kami akan menjaga semuanya sesuai dengan regulasi yang sudah ditetapkan. Jadi, jika memang ada kecurangan, silakan dilaporkan dan semuanya akan ditindak sesuai dengan hukum yang ada,” pungkas Dirk.
Ketum PSSI dinilai kurang peduli pada perubahan dan fakta yang terjadi pada kompetisi strata tertinggi dan beberapa turunannya. Tudingan itu juga menyebutkan bahwa pengurus teras PSSI lebih memilih menyaksikan pertandingan timnas di ajang SEA Games 2019 di Filipina.
Terkait tudingan tersebut, selaku operator kompetisi Liga 1 2019, PT LIB menyangkalnya. Direktur PT LIB, Dirk Soplanit menyebut bahwa Ketum PSSI selalu menunjukkan perhatian penuh pada fakta yang terjadi pada kompetisi nasional.
“Kami selalu memberikan informasi terupdate dalam perkembangan kompetisi secara keseluruhan. Pak Ketum PSSI juga sudah memahami perkembangan kompetisi. Apalagi kompetisi Liga 1 2019 yang telah memasuki pekan-pekan krusial," ucapnya.
Selain itu, Dirk juga mengatakan bahwa Iwan juga salalu memberikan masukan-masukan penting tentang apa yang harus PT LIB lakukan pada setiap fenomena yang muncul ke permukaan. Bahkan agenda-agenda menentukan yang akan dilakukan menjelang kompetisi musim depan pun, sudah diinformasikan ke pihaknya.
"Contohnya soal penjadwalan musim depan, bagaimana caranya meningkatkan kualitas wasit hingga pada program program lain yang bisa menaikkan level kompetisi," ungkap Dikr.
Lebih lanjut, Dirk Soplanit menegaskan bahwa saat ini memang keberadaan Ketum PSSI lebih banyak di Filipina. Menurutnya, itu murni memberikan dukungan penuh ke timnas yang semua pemainnya merupakan hasil jebolan kompetisi domestik. Jadi, bukan melulu menyaksikan pertandingan di SEA Games 2019.
“Perlu dipahami bahwa keberadaan bapak Ketum di Filipina memiliki agenda dan tujuan yang lebih besar. Semua demi kepentingan timnas yang tampil membawa nama bangsa dan negara. Itu jauh lebih penting,” tandas Dirk.
Sementara itu, tudingan miring ke Ketum PSSI dan jajarannya itu dipercaya karena munculnya beberapa hasil laga krusial yang dinilai tak wajar. Contohnya pada laga pekan ke-30 Liga 1 2019 antara Persib Bandung kontra Persela Lamongan yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (3/12). Kekalahan 0-2 Persib dari Persela dianggap aneh.
Gawang Maung Bandung kemasukan dua kali melalui sundulan gelandang Persela, Rafinha (12') dan gol bunuh diri Achmad Jufriyanto (56'). Bahkan pengguna internet (warganet) bereaksi atas gol bunuh diri Jupe, sapaan Achmad Jufriyanto. Warganet menilai ada yang janggal dalam gol bunuh diri itu.
PT LIB pun langsung merespon terkait laga Persib kontra Persela tersebut. PT LIB menegaskan bahwa tidak ada pengaturan pertandingan dalam laga Persib melawan Persela, dan juga termasuk laga-laga lain di kompetisi Liga 1 2019.
“Kami selalu melakukan pengawasan penuh terhadap pertandingan Liga 1 2019, termasuk pekan-pekan krusial pada akhir kompetisi. Bersama PSSI, kami akan menjaga semuanya sesuai dengan regulasi yang sudah ditetapkan. Jadi, jika memang ada kecurangan, silakan dilaporkan dan semuanya akan ditindak sesuai dengan hukum yang ada,” pungkas Dirk.
(bbk)