Pelatih Ganda Putra Soroti Prestasi Wahyu/Ade dan Fajar/Rian
A
A
A
MANILA - Prestasi berbeda ditorehkan dua ganda putra Indonesia di SEA Games 2019. Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.Hanya satu perunggu dibawa pulang ganda putra yang disumbangkan Wahyu/Ade di SEA Games 2019. Satu ganda putra lainnya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, yang menjadi unggulan satu, terhenti di perempat final.
Duet Wahyu/Ade dihentikan oleh unggulan dua dari Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik di semifinal. Mereka kalah usai bermain tiga game dengan skor 12-21, 21-18, 19-21.
’’Menurut saya mereka main sudah benar dan maksimal. Dengan kondisi lapangan seperti ini, angin yang kencang, menang angin, kalah angin, walaupun kalah saya surprise dengan penampilan mereka. Menurut saya cukup baik, walaupun kalah. Karena kan main bagus tidak selalu menang, atau main jelek pasti kalah. Mereka hanya kurang beruntung di poin tertentu,” kata Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda putra Pelatnas PBS dikutip dari badmintonindonesia.org.
Herry mengatakan Wahyu/Ade memiliki potensi yang cukup bagus ke depannya untuk tampil lebih baik. Level permainan mereka pun dinilai Herry tak jauh dari dua pemain terbaik Indonesia, The Minions Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan The Daddies Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
“Level mereka tidak terlalu jauh dengan ganda putra kita yang terbaik saat ini. Tapi memang karena rangking mereka terlalu jauh, jadi saat turnamen di babak-babak awal drawnya sudah ketemu pemain papan atas,” ungkap Herry.
“Tetap harus ada yang ditingkatkan dari mereka berdua. Terutama Ade Yusuf tenaga tangannya harus ditambahin lagi, supaya mainnya bisa lebih tahan lama dan konsisten. Bukan berarti jelek, tapi harus ditingkatkan lagi supaya bisa bersaing di level atas,” kata Herry.
Berbeda dengan Wahyu/Ade, Herry justru tak puas dengan penampilan Fajar/Rian. Pasangan yang diandalkan Herry pada turnamen ini justru tak bisa maksimal di lapangan. keduanya terhenti di perempat final dari Bodin Isara/Maneepong Jongjit (Thailand).
“Buat Fajar Rian penampilan mereka tidak baik dan terus merosot. Mereka harus memperbaiki semuanya. Baik dari segi teknik, mental dan semuanya. Kalau enggak tahun depan mereka bisa tersusul Wahyu/Ade atau bahkan sama Leo (Rolly Carnando)/Daniel (Marthin). Karena tahun depan kesempatan akan terus terbuka. Siapa yang tidak bisa memanfaatkan kesempatannya, bisa jadi tersusul dengan pemain-pemain lapis lainnya. Ini warning buat mereka sendiri. Karena mereka saat ini sudah masuk lima besar dunia, tapi kualitas permainannya masih kurang sesuai. Saya kecewa sekali dengan penampilan mereka di SEA Games saat ini,” jelas Herry.
“Kepercayaan diri mereka masing-masing harus ditingkatkan. Waktu beregu penampilan Rian di bawah performa sekali. Begitu main perorangan sudah lumayan, tapi gantian Fajarnya yang kurang. Jadi gantian terus. Dua-duanya harus introspeksi diri masing-masing,” tutup Herry.
Duet Wahyu/Ade dihentikan oleh unggulan dua dari Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik di semifinal. Mereka kalah usai bermain tiga game dengan skor 12-21, 21-18, 19-21.
’’Menurut saya mereka main sudah benar dan maksimal. Dengan kondisi lapangan seperti ini, angin yang kencang, menang angin, kalah angin, walaupun kalah saya surprise dengan penampilan mereka. Menurut saya cukup baik, walaupun kalah. Karena kan main bagus tidak selalu menang, atau main jelek pasti kalah. Mereka hanya kurang beruntung di poin tertentu,” kata Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda putra Pelatnas PBS dikutip dari badmintonindonesia.org.
Herry mengatakan Wahyu/Ade memiliki potensi yang cukup bagus ke depannya untuk tampil lebih baik. Level permainan mereka pun dinilai Herry tak jauh dari dua pemain terbaik Indonesia, The Minions Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan The Daddies Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
“Level mereka tidak terlalu jauh dengan ganda putra kita yang terbaik saat ini. Tapi memang karena rangking mereka terlalu jauh, jadi saat turnamen di babak-babak awal drawnya sudah ketemu pemain papan atas,” ungkap Herry.
“Tetap harus ada yang ditingkatkan dari mereka berdua. Terutama Ade Yusuf tenaga tangannya harus ditambahin lagi, supaya mainnya bisa lebih tahan lama dan konsisten. Bukan berarti jelek, tapi harus ditingkatkan lagi supaya bisa bersaing di level atas,” kata Herry.
Berbeda dengan Wahyu/Ade, Herry justru tak puas dengan penampilan Fajar/Rian. Pasangan yang diandalkan Herry pada turnamen ini justru tak bisa maksimal di lapangan. keduanya terhenti di perempat final dari Bodin Isara/Maneepong Jongjit (Thailand).
“Buat Fajar Rian penampilan mereka tidak baik dan terus merosot. Mereka harus memperbaiki semuanya. Baik dari segi teknik, mental dan semuanya. Kalau enggak tahun depan mereka bisa tersusul Wahyu/Ade atau bahkan sama Leo (Rolly Carnando)/Daniel (Marthin). Karena tahun depan kesempatan akan terus terbuka. Siapa yang tidak bisa memanfaatkan kesempatannya, bisa jadi tersusul dengan pemain-pemain lapis lainnya. Ini warning buat mereka sendiri. Karena mereka saat ini sudah masuk lima besar dunia, tapi kualitas permainannya masih kurang sesuai. Saya kecewa sekali dengan penampilan mereka di SEA Games saat ini,” jelas Herry.
“Kepercayaan diri mereka masing-masing harus ditingkatkan. Waktu beregu penampilan Rian di bawah performa sekali. Begitu main perorangan sudah lumayan, tapi gantian Fajarnya yang kurang. Jadi gantian terus. Dua-duanya harus introspeksi diri masing-masing,” tutup Herry.
(aww)