Pelatih Ganda Putra Surprise Daddies Juara, Punya PR Benahi Minions
A
A
A
GUANGZHOU - Keberhasilan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan merebut gelar di Final BWF World Tour memenuhi target pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi. Namun, Herry I.P. memberikan pekerjaan rumah buat Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
The Daddies Hendra/Ahsan menjadi juara setelah menaklukkan ganda Jepang, Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo di final dengan skor 24-22, 21-19. Herry mengaku terkejut dengan kemenangan dua game Daddies.
’’Pastinya sangat gembira Hendra/Ahsan bisa meraih gelar di kejuaraan ini, apalagi yang turun di turnamen ini kan delapan pasangan terbaik dunia. Dan di satu sisi saya surprise juga mereka bisa menang dengan straight game. Padahal saya kira tadi akan rubber,” kata Herry dikutip dari laman badmintonindonesia.org.
Kendati berhasil memenuhi target juara, namun Herry mengaku masih kurang begitu puas dengan pencapaian pasangan nomor satu dunia, Marcus/Kevin yang dinilainya masih belum tampil maksimal pada kejuaraan kali ini. The Minions harus tersingkir di babak semifinal setelah menelan kekalahan 11-21, 21-15 dan 10-21 dari Yuta/Endo.
“Penampilan Kevin/Marcus di turnamen ini saya bilang kurang maksimal. Karena seharusnya tidak seperti itu hasilnya. Biasanya kan mereka lebih agresif, lebih semangat dan lebih smart. Tapi sayangnya di babak semifinal kemarin, permainan mereka nggak keluar,” ungkapnya.
“Dengan dua kali kekalahan dari Endo/Watanabe di turnamen ini menurut saya penampilan Kevin/Marcus masih belum yang terbaik. Artinya mereka masih ada kelemahannya yang harus segera diperbaiki. Jadi ke depannya harus dikurangi kelemahan-kelemahannya dan itu jadi PR khusus buat saya sebagai pelatih mereka supaya bisa lebih baik lagi,” sambung Herry menjelaskan.
Untuk sementara, lanjut Herry, ia akan berdiskusi terlebih dahulu dengan Marcus/Kevin terkait kendala apa yang mereka rasakan di lapangan saat berhadapan dengan Yuta?Endo.
“Evaluasi untuk Kevin/Marcus, khususnya untuk menghadapi Endo/Watanabe ini memang harus betul-betul didiskusikan bersama. Kami harus sama-sama cari solusi terbaiknya, baik dari pola maupun strategi yang tepat untuk melawan mereka. Karena memang sedikit berbeda cara bermain Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan,” tuturnya.
“Hendra/Ahsan memang penempatan bolanya lebih efisien, akurasinya juga cukup baik dan kualitasnya juga mumpuni. Karena memang mereka kan pemain senior. Ya, semoga saja PR ini bisa cepat diselesaikan,” pungkas.
The Daddies Hendra/Ahsan menjadi juara setelah menaklukkan ganda Jepang, Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo di final dengan skor 24-22, 21-19. Herry mengaku terkejut dengan kemenangan dua game Daddies.
’’Pastinya sangat gembira Hendra/Ahsan bisa meraih gelar di kejuaraan ini, apalagi yang turun di turnamen ini kan delapan pasangan terbaik dunia. Dan di satu sisi saya surprise juga mereka bisa menang dengan straight game. Padahal saya kira tadi akan rubber,” kata Herry dikutip dari laman badmintonindonesia.org.
Kendati berhasil memenuhi target juara, namun Herry mengaku masih kurang begitu puas dengan pencapaian pasangan nomor satu dunia, Marcus/Kevin yang dinilainya masih belum tampil maksimal pada kejuaraan kali ini. The Minions harus tersingkir di babak semifinal setelah menelan kekalahan 11-21, 21-15 dan 10-21 dari Yuta/Endo.
“Penampilan Kevin/Marcus di turnamen ini saya bilang kurang maksimal. Karena seharusnya tidak seperti itu hasilnya. Biasanya kan mereka lebih agresif, lebih semangat dan lebih smart. Tapi sayangnya di babak semifinal kemarin, permainan mereka nggak keluar,” ungkapnya.
“Dengan dua kali kekalahan dari Endo/Watanabe di turnamen ini menurut saya penampilan Kevin/Marcus masih belum yang terbaik. Artinya mereka masih ada kelemahannya yang harus segera diperbaiki. Jadi ke depannya harus dikurangi kelemahan-kelemahannya dan itu jadi PR khusus buat saya sebagai pelatih mereka supaya bisa lebih baik lagi,” sambung Herry menjelaskan.
Untuk sementara, lanjut Herry, ia akan berdiskusi terlebih dahulu dengan Marcus/Kevin terkait kendala apa yang mereka rasakan di lapangan saat berhadapan dengan Yuta?Endo.
“Evaluasi untuk Kevin/Marcus, khususnya untuk menghadapi Endo/Watanabe ini memang harus betul-betul didiskusikan bersama. Kami harus sama-sama cari solusi terbaiknya, baik dari pola maupun strategi yang tepat untuk melawan mereka. Karena memang sedikit berbeda cara bermain Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan,” tuturnya.
“Hendra/Ahsan memang penempatan bolanya lebih efisien, akurasinya juga cukup baik dan kualitasnya juga mumpuni. Karena memang mereka kan pemain senior. Ya, semoga saja PR ini bisa cepat diselesaikan,” pungkas.
(aww)