Gelar Keenam Bikin Chen/Jia Makin Nyaman Jadi Ratu Ganda Putri
A
A
A
GUANGZHOU - Duet China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan makin nyaman di takhta ganda putri dunia setelah menjuarai Final BWF World Tour 2019. Mereka juara setelah mengalahkan juara dunia asal Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara dua game 21-14 21-10 dalam laga final.
Itu gelar keenam mereka tahun ini dan memantapkan posisi mereka di peringkat pertama dunia BWF. Lima gelar Chen/Jia yang diraih tahun ini adalah All England, Malaysia Open, Kejuaraan Asia, China Open dan Hong Kong Open.
Duel final ganda putri menjadi partai seru yang mempertemukan dua pasangan yang memiliki tipe permainan yang sama-sama menyerang. Penampilan Chen/Jia di final benar-benar sempurna untuk menghancurkan gaya defensif Matsumoto/Nagahara.
’’Kami berdua memiliki gaya menyerang yang sama. Jadi ketika kita bertemu, ini tentang siapa yang bermain lebih baik pada hari itu,”kata Jia. ’’Mereka memenangkan Kejuaraan Dunia pada 2018 dan 2019, jadi kami tidak takut kalah dari mereka. Karenanya saya tidak merasakan tekanan apa pun,"lanjutnya.
Sebelum final, Jia bertekad ingin membawa trofi juara bukan menjadi runner-up di turnamen penutup musim 2019. "Aku tidak bisa merasakan dia merasakan tekanan apa pun. Dia masih bermain dengan baik. Sebelum pertandingan, dia bilang dia ingin piala, bukan piring (runner-up),’’ujarnya.
Di sisi lain, duet Matsumoto/Nagahara terkejut dengan kekompakan Chen/Jia ketika melakukan serangan saat di lapangan. ’’Sejak awal, lawan kami mengendalikan pertandingan. Mereka memukul dengan kuat yang gagal kami tahan dengan baik. Kami bermaksud memainkan gaya kami sendiri, tetapi kami tidak bisa melakukannya,”kata Nagahara.
Itu gelar keenam mereka tahun ini dan memantapkan posisi mereka di peringkat pertama dunia BWF. Lima gelar Chen/Jia yang diraih tahun ini adalah All England, Malaysia Open, Kejuaraan Asia, China Open dan Hong Kong Open.
Duel final ganda putri menjadi partai seru yang mempertemukan dua pasangan yang memiliki tipe permainan yang sama-sama menyerang. Penampilan Chen/Jia di final benar-benar sempurna untuk menghancurkan gaya defensif Matsumoto/Nagahara.
’’Kami berdua memiliki gaya menyerang yang sama. Jadi ketika kita bertemu, ini tentang siapa yang bermain lebih baik pada hari itu,”kata Jia. ’’Mereka memenangkan Kejuaraan Dunia pada 2018 dan 2019, jadi kami tidak takut kalah dari mereka. Karenanya saya tidak merasakan tekanan apa pun,"lanjutnya.
Sebelum final, Jia bertekad ingin membawa trofi juara bukan menjadi runner-up di turnamen penutup musim 2019. "Aku tidak bisa merasakan dia merasakan tekanan apa pun. Dia masih bermain dengan baik. Sebelum pertandingan, dia bilang dia ingin piala, bukan piring (runner-up),’’ujarnya.
Di sisi lain, duet Matsumoto/Nagahara terkejut dengan kekompakan Chen/Jia ketika melakukan serangan saat di lapangan. ’’Sejak awal, lawan kami mengendalikan pertandingan. Mereka memukul dengan kuat yang gagal kami tahan dengan baik. Kami bermaksud memainkan gaya kami sendiri, tetapi kami tidak bisa melakukannya,”kata Nagahara.
(aww)