Terkait Uighur, Klub Jerman Tutup Akademi Sepak Bola di China
A
A
A
COLOGNE - Klub Jerman, FC Koln, mengambil manuver berani sebagai bentuk dukungan terhadap nasib kaum Muslim Uighur. Mereka menutup akademi sepak bola yang berada di China.
Penutupan akademi sepak bola FC Koln di China dilakukan tidak secara gamblang lantaran Uighur. Klub menyatakan alasan penghentian adalah evaluasi ulang terhadap alokasi sumber daya. Namun pejabat senior FC Koln tidak bisa menyembunyikan alasan di balik manuver itu.
Menurut Fox Sports, akademi sepak bola FC Koln di China sebetulnya belum beroperasi. Tapi klub sudah menginvestasikan 1,8 juta Euro atau setara Rp28 miliar untuk pembangunan fasilitas sepak bola di sana. Semua menguap setelah Koln memutuskan tidak melanjutkan kerja sama.
Pejabat senior FC Koln menyatakan bahwa "hak asasi manusia sangat tidak dihargai" di China. (Baca juga: Selain Oezil, Ini Deretan Atlet Peduli Masalah Kemanusiaan)
Dukungan dunia sepak bola terhadap nasib kaum Muslim Uighur di China bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, bintang Arsenal, Mesut Oezil, lewat media sosialnya, mengajak umat Muslim dunia agar membuka mata mereka, dan memberikan bantuan pada Uighur.
"(Di China, red) Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah Islam -madrasah dilarang, cendikiawan dibunuh satu per satu. Terlepas dari itu semua, Muslim tetap diam," tulis Oezil.
China sendiri telah membantah tuduhan tersebut dengan mengundang Oezil datang ke Xinjiang tempat bermukim kaum Muslim Uighur untuk melihat sendiri keadaan. Namun, undangan tersebut, oleh sebagian pihak, dianggap sebagai jebakan. (Baca juga: 10 Hal yang Perlu Diketahui tentang Krisis Uighur )
(Ahmad Fahmi Rusdi)
Penutupan akademi sepak bola FC Koln di China dilakukan tidak secara gamblang lantaran Uighur. Klub menyatakan alasan penghentian adalah evaluasi ulang terhadap alokasi sumber daya. Namun pejabat senior FC Koln tidak bisa menyembunyikan alasan di balik manuver itu.
Menurut Fox Sports, akademi sepak bola FC Koln di China sebetulnya belum beroperasi. Tapi klub sudah menginvestasikan 1,8 juta Euro atau setara Rp28 miliar untuk pembangunan fasilitas sepak bola di sana. Semua menguap setelah Koln memutuskan tidak melanjutkan kerja sama.
Pejabat senior FC Koln menyatakan bahwa "hak asasi manusia sangat tidak dihargai" di China. (Baca juga: Selain Oezil, Ini Deretan Atlet Peduli Masalah Kemanusiaan)
Dukungan dunia sepak bola terhadap nasib kaum Muslim Uighur di China bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, bintang Arsenal, Mesut Oezil, lewat media sosialnya, mengajak umat Muslim dunia agar membuka mata mereka, dan memberikan bantuan pada Uighur.
"(Di China, red) Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah Islam -madrasah dilarang, cendikiawan dibunuh satu per satu. Terlepas dari itu semua, Muslim tetap diam," tulis Oezil.
China sendiri telah membantah tuduhan tersebut dengan mengundang Oezil datang ke Xinjiang tempat bermukim kaum Muslim Uighur untuk melihat sendiri keadaan. Namun, undangan tersebut, oleh sebagian pihak, dianggap sebagai jebakan. (Baca juga: 10 Hal yang Perlu Diketahui tentang Krisis Uighur )
(Ahmad Fahmi Rusdi)
(mir)