Preview Leicester City vs Liverpool: Menguji Mental The Reds
A
A
A
LEICESTER - Peluang untuk menyudahi puasa gelar Liga Primer yang sudah berlangsung selama 30 tahun tidak boleh lagi disia-siakan Liverpool. Agar jadi juara pada musim ini, The Reds harus bisa mengatasi semua rintangan, termasuk kutukan ketika menempati posisi pertama saat Natal.
Liverpool akan melakoni laga Boxing Day dengan menyambangi Leicester City di King Power Stadium, dini hari nanti. Laga tandang itu menjadi kesempatan bagus bagi armada Juergen Klopp untuk memperlebar keunggulannya.
Jika menang, Liverpool bisa memimpin hingga 13 poin atas The Foxes. Terlebih, Mohamed Salah dkk punya tabungan satu pertandingan. Ditambah suntikan semangat setelah memenangi Piala Dunia Antarklub, ini menjadi momen tepat untuk tancap gas.
Bila melihat rekor pertemuan, Liverpool punya kans besar meraih poin penuh. Nyatanya, dari lima perjumpaan terbaru di Liga Primer, klub asal Merseyside itu belum pernah kalah, yakni mencatat empat kemenangan dan satu imbang.
Hanya saja, ada satu kendala yang bisa saja menggagalkan ambisi Liverpool untuk merajai Inggris, yakni kutukan Boxing Day. Ini merupakan kelima kalinya mereka berada di puncak klasemen Liga Primer saat Natal.
Namun, pada empat edisi sebelumnya, Liverpool harus menerima kenyataan pahit lantaran gagal jadi juara. Pada musim 1996/1997, Liverpool sempat berkuasa saat Natal. Tapi, mereka akhirnya tercecer di urutan empat dengan 68 poin. Gelar juara justru direbut Manchester United (MU).
Hal serupa terulang pada 2008/2009, dimana Liverpool hanya jadi runner-up. Si Merah yang saat itu diasuh Rafael Benitez lagi-lagi dikalahkan MU yang unggul empat poin. Ketika prestasi Setan Merah menurun, giliran Manchester City (Man City) yang menjegal.
Pada periode 2013/2014 dan 2018/2019 Liverpool juga sempat menguasai klasemen sementara saat Natal. Tapi, kenyataannya, mereka dipaksa melihat The Citizens yang keluar sebagai juara. Bayang-bayang itu yang kini kembali menghantui.
Saat ini Man City memang terdampar di posisi tiga dengan tertinggal 11 poin. Tapi, bila kutukan itu kembali menyerang Liverpool, bukan tidak mungkin armada Pep Guardiola yang nantinya berdiri di podium tertinggi.
Kabar baiknya, Liverpool punya secercah harapan. Ada sejumlah tim yang jadi juara paruh musim, tetap berjaya saat kompetisi berakhir, seperti Chelsea (2004/2005, 2005/2006, 2014/2015, 2016/2017), MU (2006/2007, 2010/2011, 2012/2013). Lalu, Leicester (2015/2016) dan Man City (2011/2012, 2017/2018).
Minimal, Liverpool punya kans menjinakan armada Brendan Rodgers. Ya, mereka telah memperpanjang rekor belum terkalahkan selama 34 laga Liga Primer. Itu terpanjang ketiga setelah Arsenal (49 laga) antara Mei 2003-Oktober 2004 dan Chelsea (40 laga) antara Oktober 2004 - Oktober 2005.
“Rodgers telah melakukan pekerjaan luar biasa di Leicester. Mereka memiliki pemain-pemain hebat dan berpengalaman seperti Jamie Vardy, Kesper Schmeichel hingga Jonny Evans. Mereka adalah tim yang kuat,”ungkap Klopp dilansir liverpoolecho.
Untuk mengalahkan Liecester, Klopp akan menurunkan skuad terbaiknya. Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino tetap menjadi andalan di lini depan. Georginio Wiljnaldum akan menggantikan Alex Oxlade-Chamberlain yang mengalami cedera.
Gelandang asal Belanda itu nantinya berkoordinasi dengan Henderson dan Naby Keita di lini tengah. Di sektor pertahanan, duet Joe Gomez dan Virgil van Dijk akan bertugas untuk melindungi Alisson Becker selaku kiper utama.
“Kami sedang berpikir membawa kinerja terbaik dalam pertandingan yang bisa memberi kami tiga poin. Tujuan kami selalu sama. Kami ingin terus berkembang sebagai tim dan kami masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan untuk mencapai tingkat yang kami inginkan," ujar Rodgers.
Liverpool akan melakoni laga Boxing Day dengan menyambangi Leicester City di King Power Stadium, dini hari nanti. Laga tandang itu menjadi kesempatan bagus bagi armada Juergen Klopp untuk memperlebar keunggulannya.
Jika menang, Liverpool bisa memimpin hingga 13 poin atas The Foxes. Terlebih, Mohamed Salah dkk punya tabungan satu pertandingan. Ditambah suntikan semangat setelah memenangi Piala Dunia Antarklub, ini menjadi momen tepat untuk tancap gas.
Bila melihat rekor pertemuan, Liverpool punya kans besar meraih poin penuh. Nyatanya, dari lima perjumpaan terbaru di Liga Primer, klub asal Merseyside itu belum pernah kalah, yakni mencatat empat kemenangan dan satu imbang.
Hanya saja, ada satu kendala yang bisa saja menggagalkan ambisi Liverpool untuk merajai Inggris, yakni kutukan Boxing Day. Ini merupakan kelima kalinya mereka berada di puncak klasemen Liga Primer saat Natal.
Namun, pada empat edisi sebelumnya, Liverpool harus menerima kenyataan pahit lantaran gagal jadi juara. Pada musim 1996/1997, Liverpool sempat berkuasa saat Natal. Tapi, mereka akhirnya tercecer di urutan empat dengan 68 poin. Gelar juara justru direbut Manchester United (MU).
Hal serupa terulang pada 2008/2009, dimana Liverpool hanya jadi runner-up. Si Merah yang saat itu diasuh Rafael Benitez lagi-lagi dikalahkan MU yang unggul empat poin. Ketika prestasi Setan Merah menurun, giliran Manchester City (Man City) yang menjegal.
Pada periode 2013/2014 dan 2018/2019 Liverpool juga sempat menguasai klasemen sementara saat Natal. Tapi, kenyataannya, mereka dipaksa melihat The Citizens yang keluar sebagai juara. Bayang-bayang itu yang kini kembali menghantui.
Saat ini Man City memang terdampar di posisi tiga dengan tertinggal 11 poin. Tapi, bila kutukan itu kembali menyerang Liverpool, bukan tidak mungkin armada Pep Guardiola yang nantinya berdiri di podium tertinggi.
Kabar baiknya, Liverpool punya secercah harapan. Ada sejumlah tim yang jadi juara paruh musim, tetap berjaya saat kompetisi berakhir, seperti Chelsea (2004/2005, 2005/2006, 2014/2015, 2016/2017), MU (2006/2007, 2010/2011, 2012/2013). Lalu, Leicester (2015/2016) dan Man City (2011/2012, 2017/2018).
Minimal, Liverpool punya kans menjinakan armada Brendan Rodgers. Ya, mereka telah memperpanjang rekor belum terkalahkan selama 34 laga Liga Primer. Itu terpanjang ketiga setelah Arsenal (49 laga) antara Mei 2003-Oktober 2004 dan Chelsea (40 laga) antara Oktober 2004 - Oktober 2005.
“Rodgers telah melakukan pekerjaan luar biasa di Leicester. Mereka memiliki pemain-pemain hebat dan berpengalaman seperti Jamie Vardy, Kesper Schmeichel hingga Jonny Evans. Mereka adalah tim yang kuat,”ungkap Klopp dilansir liverpoolecho.
Untuk mengalahkan Liecester, Klopp akan menurunkan skuad terbaiknya. Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino tetap menjadi andalan di lini depan. Georginio Wiljnaldum akan menggantikan Alex Oxlade-Chamberlain yang mengalami cedera.
Gelandang asal Belanda itu nantinya berkoordinasi dengan Henderson dan Naby Keita di lini tengah. Di sektor pertahanan, duet Joe Gomez dan Virgil van Dijk akan bertugas untuk melindungi Alisson Becker selaku kiper utama.
“Kami sedang berpikir membawa kinerja terbaik dalam pertandingan yang bisa memberi kami tiga poin. Tujuan kami selalu sama. Kami ingin terus berkembang sebagai tim dan kami masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan untuk mencapai tingkat yang kami inginkan," ujar Rodgers.
(mir)