Hadapi Jadwal Padat, Klopp Merasa Guardiola Dizolimi
A
A
A
LIVERPOOL - Pelatih Liverpool Juergen Klopp merasa FA bertindak zolim terhadap rival-rival The Reds di Liga Primer Inggris. Pasalnya, mereka harus bertanding dengan jadwal padat atau setidaknya dua kali dalam 48 jam seperti yang dialami Manchester City.
Dibandingkan liga-liga lainnya di Eropa, Inggris terkenal menggelar pertandingan sangat padat. Jika di belahan Benua Biru lainnya kompetisi sudah diliburkan terkait dengan Natal, berbeda dengan Inggris. Di negeri Ratu Elizabeth itu pertandingan tetap digelar sehari setelah 25 Desember atau yang dikenal dengan Boxing Day.
Menurut Klopp apa yang terjadi di Inggris itu sebagai sebuah kejahatan. Ia menggambarkan bagaimana sulitnya Pep Guardiola meramu formasi The Citizens yang harus bermain melawan Wolfes pada 27 Desember dan selang dua hari kemudian mesti menjamu Sheffield United. Guardiola sendiri sudah menyatakan keberatannya dan menuliskan surat perihal tersebut ke otoritas Liga Primer Inggris.
Alih-alih memanfaatkan kondisi City yang mungkin tersandung dalam dua pertandingan tersebut, Klopp justru menaruh simpati pada Guardiola.
"Itu sama sekali tidak benar. Tidak ada manajer yang bermasalah bermain di Boxing Day, tetapi bermain pada tanggal 27 dan 29 adalah sebuah kejahatan," kata Klopp dilansir Goal, Kamis (26/12/2019).
"Tahun ini kami bermain tanggal 26 dan 29 dan ini seperti liburan. Saya mengerti semua yang mengatakan itu tidak boleh terjadi. Mereka tidak mengeluh," sambungnya.
"Ini bukan untuk tontonan. Tidak masalah bermain 26 dan 29 dengan lebih banyak tim. Tidak ada alasan mengapa lebih banyak tim tidak mendapatkan lebih dari 48 jam antara pertandingan di Liga Primer. Jelas, kita dapat mengatakan apa yang dinginkan tetapi tidak ada yang mendengarkan. Setiap tahun adalah sama untuk pelatih dengan tanggal 26 dan 28," katanya lagi.
"Ilmu olahraga tidak memberi Anda apa-apa untuk menghadapi ini. Tubuh membutuhkan sejumlah waktu tertentu untuk rehat dan bermain kembali. Tapi kami mengabaikannya hal tersebut," keluhnya.
"Kami hanya mengatakan, 'Oh, mereka terlihat aneh berlarian lagi hari ini.' Kami tidak berada dalam situasi tersebut di tahun ini. Namun saya mengerti setiap manajer mengeluhkan kondisi sekarang ini. Sayangnya tak ada yang memutuskan apa yang dilakukan."
Liverpool sendiri baru saja merasakan ketatnya jadwal. Ketika mereka harus berlaga di Piala Dunia Antar-klub, 24 jam kemudian Si Merah harus berjibaku di Piala Liga Inggris. Klopp pun akhirnya melepaskan pertandingan di dalam negeri dan memilih tampil di Doha, Qatar.
Dibandingkan liga-liga lainnya di Eropa, Inggris terkenal menggelar pertandingan sangat padat. Jika di belahan Benua Biru lainnya kompetisi sudah diliburkan terkait dengan Natal, berbeda dengan Inggris. Di negeri Ratu Elizabeth itu pertandingan tetap digelar sehari setelah 25 Desember atau yang dikenal dengan Boxing Day.
Menurut Klopp apa yang terjadi di Inggris itu sebagai sebuah kejahatan. Ia menggambarkan bagaimana sulitnya Pep Guardiola meramu formasi The Citizens yang harus bermain melawan Wolfes pada 27 Desember dan selang dua hari kemudian mesti menjamu Sheffield United. Guardiola sendiri sudah menyatakan keberatannya dan menuliskan surat perihal tersebut ke otoritas Liga Primer Inggris.
Alih-alih memanfaatkan kondisi City yang mungkin tersandung dalam dua pertandingan tersebut, Klopp justru menaruh simpati pada Guardiola.
"Itu sama sekali tidak benar. Tidak ada manajer yang bermasalah bermain di Boxing Day, tetapi bermain pada tanggal 27 dan 29 adalah sebuah kejahatan," kata Klopp dilansir Goal, Kamis (26/12/2019).
"Tahun ini kami bermain tanggal 26 dan 29 dan ini seperti liburan. Saya mengerti semua yang mengatakan itu tidak boleh terjadi. Mereka tidak mengeluh," sambungnya.
"Ini bukan untuk tontonan. Tidak masalah bermain 26 dan 29 dengan lebih banyak tim. Tidak ada alasan mengapa lebih banyak tim tidak mendapatkan lebih dari 48 jam antara pertandingan di Liga Primer. Jelas, kita dapat mengatakan apa yang dinginkan tetapi tidak ada yang mendengarkan. Setiap tahun adalah sama untuk pelatih dengan tanggal 26 dan 28," katanya lagi.
"Ilmu olahraga tidak memberi Anda apa-apa untuk menghadapi ini. Tubuh membutuhkan sejumlah waktu tertentu untuk rehat dan bermain kembali. Tapi kami mengabaikannya hal tersebut," keluhnya.
"Kami hanya mengatakan, 'Oh, mereka terlihat aneh berlarian lagi hari ini.' Kami tidak berada dalam situasi tersebut di tahun ini. Namun saya mengerti setiap manajer mengeluhkan kondisi sekarang ini. Sayangnya tak ada yang memutuskan apa yang dilakukan."
Liverpool sendiri baru saja merasakan ketatnya jadwal. Ketika mereka harus berlaga di Piala Dunia Antar-klub, 24 jam kemudian Si Merah harus berjibaku di Piala Liga Inggris. Klopp pun akhirnya melepaskan pertandingan di dalam negeri dan memilih tampil di Doha, Qatar.
(bbk)