Senjakala Tiki Taka Guardiola

Minggu, 29 Desember 2019 - 23:59 WIB
Senjakala Tiki Taka Guardiola
Senjakala Tiki Taka Guardiola
A A A
JAKARTA - Tiki taka sepertinya sudah tidak lagi populer di dunia sepak bola. Gambaran itu bukan isapan jempol belaka mengingat Liverpool mampu menenggelamkan strategi yang telah lama melekat pada diri Pep Guardiola.

Tiki taka sebenarnya dipopulerkan dan diterapkan oleh Johan Cruyff semasa menjadi pelatih Barcelona pada 1988-1996. Seiring zaman, permainan umpan-umpan pendek dan pergerakan yang dinamis kembali populer di tangan Guardiola.

Guardiola mampu menyempurnakan permainan tiki taka di lapangan hijau. Di musim terakhirnya menjadi pelatih Barcelona, klub berjuluk Blaugrana itu memiliki rata-rata penguasaan bola 73%.

Tapi semua catatan itu seolah tak berlaku ketika Guardiola tiba di Manchester City. Meskipun usia kepelatihannya baru seumur jagung dan mampu meraih gelar juara Liga Inggris dalam dua musim terakhir, namun permainan tiki taka tidak sepenuhnya mendominasi pertandingan.

Buktinya, pada musim lalu, City hanya mampu memiliki 60% rata-rata penguasaan bola. Jika dibandingkan dengan klub besar Eropa lainnya, hanya Real Madrid yang mencatat rata-rata penguasaan bola tertinggi pada kompetisi 2018/2019 dengan 62%.

Strategi yang terus menerus dilakukan Guardiola membuat permainan City pun mudah ditebak. Sehingga tak aneh jika saat ini The Citizens mengalami penurunan drastis ketimbang dua musim sebelumnya.

Di sisi lain, ada beberapa pelatih yang menawarkan sesuatu yang baru pada permainan timnya. Salah satunya adalah Juergen Klopp.

Pelatih asal Jerman itu dikenal mampu menerapkan Counter-or Gegenpressing. Strategi ini dikenal sebagai konsep yang sangat sederhana dan mudah dipahami oleh pemain.

Pasalnya, pemain yang kehilangan bola mencoba untuk mengganggu si pemegang bola agar mereka tidak melakukan konter ke jantung pertahanan. Artinya, meskipun ada transisi organisasi pertahanan, pada akhirnya pemain akan mampu mendapatkan kepemilikan kembali.

Inilah yang coba diperagakan Klopp selama menjadi pelatih Liverpool. Berkat racikan strateginya tersebut Si Merah mampu menduduki puncak klasemen Liga Inggris dengan raihan 52 poin alias belum terkalahkan dalam 18 laga yang telah dimainkannya di kompetisi domestik.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.2019 seconds (0.1#10.140)