Cerita Persahabatan dan Rivalitas Greysia Polii dan Chang Ye Na
A
A
A
Persahabatan menjadi bumbu rivalitas Greysia Polii dari Indonesia dan Chang Ye Na dari Korea. Di satu sisi Greysia dan Chang terlibat rivalitas sengit setiap bertempur di lapangan. Di sisi lain, kedua pemain ganda putri ini adalah sahabat kental.
Ketika bersaing di lapangan membela Negara masing-masing, baik Greysia dan Chang tidak mau mengalah. Mereka akan ngotot untuk saling mengalahkan. Kedua sahabat itu kembali bertemu di lapangan saat perempat final Malaysia Masters 2020, Jumat (10/1).
Greysia yang menggandeng Apriyani Rahayu memberikan perlawanan sengit selama 5 menit dalam pertempuran keempat. Dan, untuk pertama kali, Greysia menaklukkan Chang yang berduet dengan Kim Hye Rin, dengan skor 21 -19, 21-19.
’’Kami bersaing satu sama lain, kami saling bertarung di lapangan, meskipun dia sangat menyayangi hatiku dan sebaliknya, kami bertarung sampai akhir. Saya tidak ingin memberikan poin berapa pun kepadanya, dan dia tidak akan memberikan poin kepada saya, "kata Polii, menceritakan persahabatannya dengan Chang.
Persahabatan dua pemain berbeda Negara selalu menyuguhkan cerita menarik di balik rivalitas sengit di lapangan. "Kami sudah seperti ini sejak lama, kami hanya ingin melakukan yang terbaik untuk diri kami sendiri dan untuk negara kami, untuk karir kami," kata Polii. ’’Dia juga saingan terbesar saya dan teman baik saya. Saya pikir kami memiliki nilai-nilai yang sama dalam kehidupan dan kami dapat bertukar sisi positif, itulah cara kami menjadi teman. Dan saya senang saya menemukannya;’’papar Greysia.
’’Kami saling kenal dengan baik, tetapi kami masih menjaga strategi (permainan) dekat dengan diri kami sendiri. Di area ini, kita harus merahasiakannya!”
Kemenangan atas Chang/Kim menjadi oase di tengah keringnya prestasi Greysia/Apriyani saat memasuki paruh kedua musim 2019. Mereka kali terakhir menembus semifinal di Chinese Taipei Open pada September, setelah itu mereka tersingkir di putaran awal enam turnamen.
Polii belum memenangkan gelar di Malaysia; dia berada di final Malaysia Terbuka pada 2007 bersama Vita Marissa dan final Malaysia Masters tahun lalu bersama Apriyani.
’’Final pertama saya adalah pada 2007. Di mana pun turnamen ini kami ingin menjadi juara. Malaysia Open adalah final pertama saya, tetapi tetap, ini adalah sejarah, dan kami ingin fokus pada yang satu ini, "kata Polii.
Ketika bersaing di lapangan membela Negara masing-masing, baik Greysia dan Chang tidak mau mengalah. Mereka akan ngotot untuk saling mengalahkan. Kedua sahabat itu kembali bertemu di lapangan saat perempat final Malaysia Masters 2020, Jumat (10/1).
Greysia yang menggandeng Apriyani Rahayu memberikan perlawanan sengit selama 5 menit dalam pertempuran keempat. Dan, untuk pertama kali, Greysia menaklukkan Chang yang berduet dengan Kim Hye Rin, dengan skor 21 -19, 21-19.
’’Kami bersaing satu sama lain, kami saling bertarung di lapangan, meskipun dia sangat menyayangi hatiku dan sebaliknya, kami bertarung sampai akhir. Saya tidak ingin memberikan poin berapa pun kepadanya, dan dia tidak akan memberikan poin kepada saya, "kata Polii, menceritakan persahabatannya dengan Chang.
Persahabatan dua pemain berbeda Negara selalu menyuguhkan cerita menarik di balik rivalitas sengit di lapangan. "Kami sudah seperti ini sejak lama, kami hanya ingin melakukan yang terbaik untuk diri kami sendiri dan untuk negara kami, untuk karir kami," kata Polii. ’’Dia juga saingan terbesar saya dan teman baik saya. Saya pikir kami memiliki nilai-nilai yang sama dalam kehidupan dan kami dapat bertukar sisi positif, itulah cara kami menjadi teman. Dan saya senang saya menemukannya;’’papar Greysia.
’’Kami saling kenal dengan baik, tetapi kami masih menjaga strategi (permainan) dekat dengan diri kami sendiri. Di area ini, kita harus merahasiakannya!”
Kemenangan atas Chang/Kim menjadi oase di tengah keringnya prestasi Greysia/Apriyani saat memasuki paruh kedua musim 2019. Mereka kali terakhir menembus semifinal di Chinese Taipei Open pada September, setelah itu mereka tersingkir di putaran awal enam turnamen.
Polii belum memenangkan gelar di Malaysia; dia berada di final Malaysia Terbuka pada 2007 bersama Vita Marissa dan final Malaysia Masters tahun lalu bersama Apriyani.
’’Final pertama saya adalah pada 2007. Di mana pun turnamen ini kami ingin menjadi juara. Malaysia Open adalah final pertama saya, tetapi tetap, ini adalah sejarah, dan kami ingin fokus pada yang satu ini, "kata Polii.
(aww)