Tumbang di Tangan Pasangan Prancis, Praveen/Melati Akui Kesulitan Manfaatkan Poin Kritis
A
A
A
JAKARTA - Pasangan Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue membuat kejutan di ajang Daihatsu Indonesia Masters 2020. Setelah kemarin di babak kedua berhasil mengalahkan unggulan keempat, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, kali ini mereka mengalahkan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Menghadapi Praveen/Melati yang duduk sebagai unggulan kelima, Gicquel/Delrue sudah menebar ancaman sejak game pertama. Mereka berhasil merebut game pertama dengan kemenangan tipis dari Praveen/Melati.
Di game terakhir, Praveen/Melati banyak membuat kesalahan sendiri. Sebaliknya, Gicquel/Delrue tampil cukup baik, serangan mereka sering kali merepotkan Praveen/Melati.
"Game terakhir disayangkan, padahal di awal kami memimpin jauh. Waktu poin 11 banyak bola mati sendiri, di poin 11-20 finishing-nya, mati sendiri di bola gampang, di poin kritis," ungkap Melati setelah pertandingan, Jumat (17/1/2020).
"Lawan kan bukan unggulan, mereka main nothing to lose, yang penting mereka fight saja, padahal rangking berapa? Mereka main nggak ada beban, sedangkan kami main di kandang sendiri dan statusnya unggulan," ujar Praveen.
"Kalau soal kelebihan lawan, pemain Eropa itu main strategi saja, kalau teknik hampir merata," sebut Praveen.
Usai mengikuti turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2020, Praveen/Melati akan fokus ke turnamen All England 2020 yang akan dilangsungkan pada Maret mendatang.
"Tahun ini kami goal-nya di All England dan olimpiade. Tapi kami banyak dapat pelajaran di Malaysia Masters dan Indonesia Masters," sebut Praveen.
Dengan hasil itu, Indonesia dipastikan gagal mengamankan gelar dari nomor ganda campuran ini. Sebelumnya, dua wakil lain yakni Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika dan Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu terhenti di babak kedua.
Menghadapi Praveen/Melati yang duduk sebagai unggulan kelima, Gicquel/Delrue sudah menebar ancaman sejak game pertama. Mereka berhasil merebut game pertama dengan kemenangan tipis dari Praveen/Melati.
Di game terakhir, Praveen/Melati banyak membuat kesalahan sendiri. Sebaliknya, Gicquel/Delrue tampil cukup baik, serangan mereka sering kali merepotkan Praveen/Melati.
"Game terakhir disayangkan, padahal di awal kami memimpin jauh. Waktu poin 11 banyak bola mati sendiri, di poin 11-20 finishing-nya, mati sendiri di bola gampang, di poin kritis," ungkap Melati setelah pertandingan, Jumat (17/1/2020).
"Lawan kan bukan unggulan, mereka main nothing to lose, yang penting mereka fight saja, padahal rangking berapa? Mereka main nggak ada beban, sedangkan kami main di kandang sendiri dan statusnya unggulan," ujar Praveen.
"Kalau soal kelebihan lawan, pemain Eropa itu main strategi saja, kalau teknik hampir merata," sebut Praveen.
Usai mengikuti turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2020, Praveen/Melati akan fokus ke turnamen All England 2020 yang akan dilangsungkan pada Maret mendatang.
"Tahun ini kami goal-nya di All England dan olimpiade. Tapi kami banyak dapat pelajaran di Malaysia Masters dan Indonesia Masters," sebut Praveen.
Dengan hasil itu, Indonesia dipastikan gagal mengamankan gelar dari nomor ganda campuran ini. Sebelumnya, dua wakil lain yakni Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika dan Tontowi Ahmad/Apriyani Rahayu terhenti di babak kedua.
(sha)