Takluk di Semifinal, Fajar/Rian Akui Kehebatan Ahsan/Hendra
A
A
A
JAKARTA - Ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto harus mengakui ketangguhan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dalam laga semifinal Daihatsu Indonesia Masters 2020. Hendra/Ahsan akhirnya merebut tiket final setelah mengalahkan Fajar/Rian dalam duel tiga game dengan skor 21-12, 18-21, 21-17.
Di game pertama, Fajar/Rian tidak dapat mengeluarkan permainan mereka. Di game kedua, Fajar/Rian membalas dan game penentuan terpaksa dimainkan. Sudah unggul 14-12 di game ketiga, Fajar/Rian melakukan kesalahan beruntun dengan gagal mengembalikan servis Ahsan yang begitu tipis, Hendra/Ahsan pun balik unggul dan akhirnya memegang kendali permainan.
"Lawan lebih berani, nggak gampang mati sendiri dan lebih cerdik. Waktu kecolongan di bola datar, di poin-poin krusial, hilangnya cepat begitu saja, nggak pakai reli," kata Rian soal pertandingan.
"Di poin-poin kritis mereka berani berspekulasi, memang mainnya cerdik, kami kalah di sini," tambah Fajar.
Melawan sesama pemain Indonesia, keduanya tak didampingi oleh pelatih. Ahsan/Hendra dan Fajat/Rian mengatakan hal ini memiliki dampak positif dan negatifnya.
"Kalau tidak didampingi pelatih ada bagusnya juga, kami bisa kasih masukan ke partner masing-masing. Jadi bisa rundingkan taktiknya bagaimana," kata Hendra.
"Seperti yang dibilang koh Hendra, keuntungan nggak didampingi pelatih itu kami harus berpikir sendiri. Tapi kerugiannya kalau lagi blank, dua-duanya lagi blank, nggak ada yang ngingetin," tambah Fajar.
Indonesia juga sukses menciptakan all Indonesian final setelah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berhasil mengatasi perlawanan wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Satu gelar dipastikan datang dari nomor ganda putra
Di game pertama, Fajar/Rian tidak dapat mengeluarkan permainan mereka. Di game kedua, Fajar/Rian membalas dan game penentuan terpaksa dimainkan. Sudah unggul 14-12 di game ketiga, Fajar/Rian melakukan kesalahan beruntun dengan gagal mengembalikan servis Ahsan yang begitu tipis, Hendra/Ahsan pun balik unggul dan akhirnya memegang kendali permainan.
"Lawan lebih berani, nggak gampang mati sendiri dan lebih cerdik. Waktu kecolongan di bola datar, di poin-poin krusial, hilangnya cepat begitu saja, nggak pakai reli," kata Rian soal pertandingan.
"Di poin-poin kritis mereka berani berspekulasi, memang mainnya cerdik, kami kalah di sini," tambah Fajar.
Melawan sesama pemain Indonesia, keduanya tak didampingi oleh pelatih. Ahsan/Hendra dan Fajat/Rian mengatakan hal ini memiliki dampak positif dan negatifnya.
"Kalau tidak didampingi pelatih ada bagusnya juga, kami bisa kasih masukan ke partner masing-masing. Jadi bisa rundingkan taktiknya bagaimana," kata Hendra.
"Seperti yang dibilang koh Hendra, keuntungan nggak didampingi pelatih itu kami harus berpikir sendiri. Tapi kerugiannya kalau lagi blank, dua-duanya lagi blank, nggak ada yang ngingetin," tambah Fajar.
Indonesia juga sukses menciptakan all Indonesian final setelah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berhasil mengatasi perlawanan wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Satu gelar dipastikan datang dari nomor ganda putra
(mir)