Intanon dan Carolina Marin Merinding Tampil di Istora
A
A
A
JAKARTA - Ratchanok Intanon dan Carolina Marin merasa sangat bahagia atas dukungan luar biasa yang diberikan pecinta bulu tangkis Indonesia kepada mereka. Keduanya terlibat persaingan sengit di final tunggal putri.
Dalam laga final tunggal putri Daihatsu Indonesia Masters 2020, Intanon mengalahkan Marin dengan skor 21-19, 11-21, 21-18. Kedua pemain pun saling melempar pujian atas penampilan masing-masing di Istora siang ini.
"Saat ke sini pertama kali, saya merasakan cinta dengan sebuah negara, saya merasa nyaman walaupun saya sedang jauh dari negara saya. Saya merasa bersyukur dapat dukungan yang luar biasa. Saya merasa senang bermain di sini," kata Marin setelah pertandingan.
"Saya rasa pendukung kami 50-50 di sini, dia (Intanon, red) juga mendapat dukungan. Apalagi dia baru sembuh dari cedera, semua orang memberi support kepada dia, agar dia tidak merasa sendirian," ucap Intanon.
Marin memuji kecerdikan Intanon dalam laga final berdurasi 80 menit tersebut. Disebutkan Marin, ia kurang mengantisipasi permainan net Intanon.
"Dia bermain pintar, harusnya saya menjauhkan bola dari net, jangan dekat-dekat dengan net karena feeling dia sedang bagus di net. Kami adalah pemain menyerang, kami harus bermain netting untuk dapat kesempatan menyerang," ujar Marin. (Baca juga: Intanon Bikin Rekor di Indonesia Masters Usai Kandaskan Carolina Marin )
Intanon balik memuji kekuatan mental Marin saat berduel di lapangan dengannya. Menurutnya, sebagai wakil Eropa, Marin sukses memperlihatkan semangat kompetitif di panggung bulu tangkis.
"Marin punya mental yang kuat, di poin penting dia lebih agresif. Saya berusaha untuk mengatasi hal ini dan menikmati permainan. Semua pemain pasti mau jadi juara di laga final, pasti ada rekanan. Saya harus bisa mengontrol diri saya, kalau saya bisa mengalahkan diri saya, saya akan bisa mengalahkan lawan," ujar Intanon.
Dalam laga final tunggal putri Daihatsu Indonesia Masters 2020, Intanon mengalahkan Marin dengan skor 21-19, 11-21, 21-18. Kedua pemain pun saling melempar pujian atas penampilan masing-masing di Istora siang ini.
"Saat ke sini pertama kali, saya merasakan cinta dengan sebuah negara, saya merasa nyaman walaupun saya sedang jauh dari negara saya. Saya merasa bersyukur dapat dukungan yang luar biasa. Saya merasa senang bermain di sini," kata Marin setelah pertandingan.
"Saya rasa pendukung kami 50-50 di sini, dia (Intanon, red) juga mendapat dukungan. Apalagi dia baru sembuh dari cedera, semua orang memberi support kepada dia, agar dia tidak merasa sendirian," ucap Intanon.
Marin memuji kecerdikan Intanon dalam laga final berdurasi 80 menit tersebut. Disebutkan Marin, ia kurang mengantisipasi permainan net Intanon.
"Dia bermain pintar, harusnya saya menjauhkan bola dari net, jangan dekat-dekat dengan net karena feeling dia sedang bagus di net. Kami adalah pemain menyerang, kami harus bermain netting untuk dapat kesempatan menyerang," ujar Marin. (Baca juga: Intanon Bikin Rekor di Indonesia Masters Usai Kandaskan Carolina Marin )
Intanon balik memuji kekuatan mental Marin saat berduel di lapangan dengannya. Menurutnya, sebagai wakil Eropa, Marin sukses memperlihatkan semangat kompetitif di panggung bulu tangkis.
"Marin punya mental yang kuat, di poin penting dia lebih agresif. Saya berusaha untuk mengatasi hal ini dan menikmati permainan. Semua pemain pasti mau jadi juara di laga final, pasti ada rekanan. Saya harus bisa mengontrol diri saya, kalau saya bisa mengalahkan diri saya, saya akan bisa mengalahkan lawan," ujar Intanon.
(sha)