Sejak Berniat Hengkang dari Tottenham, Eriksen Merasa seperti Kambing Hitam
A
A
A
LONDON - Christian Eriksen menyebut dirinya seperti kambing hitam selama beberapa bulan terakhirnya di Tottenham Hotspur. Perasaan itu muncul setelah dirinya mengutarakan niatnya untuk meninggalkan klub pada bursa transfer musim dingin.
Keinginan Eriksen untuk mencari tantangan baru sudah muncul pada Juni lalu. Tetapi klub baru menyetujuinya pada bursa transfer Januari setelah Inter Milan berani membayar pelepasan gelandang Denmark tersebut sebesar 16,9 juta poundsterling.
Periode intervensi yang dirasakan Eriksen pun mulai menjauh dari dirinya. Padahal, sebelum ia diperkenalkan Inter Milan dirinya menjadi sasaran empuk suporter yang frustrasi yang bingung melihat kondisi buruk klub.
"Jika Anda memiliki kontrak pendek, Anda akan menjadi kambing hitam. Tentu saja, saya melakukan wawancara. Saya sangat jujur. Saya merasa saya harus jujur. Saya tidak ingin bersembunyi seperti banyak pemain. Semua orang berbeda. Saya jujur. Saya ingin mengatakannya keras," kata Eriksen seperti dikutip dari BBC Sport, Rabu (5/2/2020).
"Saya memang disalahkan karena banyak hal, karena menjadi orang jahat. Saya membaca bahwa saya adalah orang jahat di ruang ganti, bahwa sejak saya mengatakan saya ingin pergi, tidak baik saya berada di sana. Sejujurnya, selama beberapa tahun terakhir, jika ada sesuatu yang muncul, pemain mana pun akan berpikir untuk pergi tetapi saya adalah orang yang mengatakannya secara terbuka," ungkap Eriksen.
Sebelum memutuskan pindah ke Inter, Eriksen sebenarnya sudah masuk dalam radar Manchester United. Meskipun saat itu ada pembicaraan tentang kemungkinan pindah ke Old Trafford, namun ia senang dengan keputusannya bergabung dengan tim besutan Antonio Conte.
"Kami memang berbicara kepada mereka, tentu saja, dan kami memang mendengar apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin. Tetapi, pada akhirnya, saya pribadi, saya ingin tantangan baru. Untuk tetap berada di Liga Primer menjadi solusi yang mudah. Tentu saja, tinggal di Tottenham juga akan menjadi solusi. Tetapi, bagi saya, itu hanya karena ingin mencoba tantangan baru di negara baru. Setelah Inter muncul itu benar-benar bukan pilihan yang sulit. Di kepalaku dan untuk tubuhku, bagus kalau saya berada di tempat baru dan saya bisa mulai lagi," pungkas Eriksen.
Keinginan Eriksen untuk mencari tantangan baru sudah muncul pada Juni lalu. Tetapi klub baru menyetujuinya pada bursa transfer Januari setelah Inter Milan berani membayar pelepasan gelandang Denmark tersebut sebesar 16,9 juta poundsterling.
Periode intervensi yang dirasakan Eriksen pun mulai menjauh dari dirinya. Padahal, sebelum ia diperkenalkan Inter Milan dirinya menjadi sasaran empuk suporter yang frustrasi yang bingung melihat kondisi buruk klub.
"Jika Anda memiliki kontrak pendek, Anda akan menjadi kambing hitam. Tentu saja, saya melakukan wawancara. Saya sangat jujur. Saya merasa saya harus jujur. Saya tidak ingin bersembunyi seperti banyak pemain. Semua orang berbeda. Saya jujur. Saya ingin mengatakannya keras," kata Eriksen seperti dikutip dari BBC Sport, Rabu (5/2/2020).
"Saya memang disalahkan karena banyak hal, karena menjadi orang jahat. Saya membaca bahwa saya adalah orang jahat di ruang ganti, bahwa sejak saya mengatakan saya ingin pergi, tidak baik saya berada di sana. Sejujurnya, selama beberapa tahun terakhir, jika ada sesuatu yang muncul, pemain mana pun akan berpikir untuk pergi tetapi saya adalah orang yang mengatakannya secara terbuka," ungkap Eriksen.
Sebelum memutuskan pindah ke Inter, Eriksen sebenarnya sudah masuk dalam radar Manchester United. Meskipun saat itu ada pembicaraan tentang kemungkinan pindah ke Old Trafford, namun ia senang dengan keputusannya bergabung dengan tim besutan Antonio Conte.
"Kami memang berbicara kepada mereka, tentu saja, dan kami memang mendengar apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin. Tetapi, pada akhirnya, saya pribadi, saya ingin tantangan baru. Untuk tetap berada di Liga Primer menjadi solusi yang mudah. Tentu saja, tinggal di Tottenham juga akan menjadi solusi. Tetapi, bagi saya, itu hanya karena ingin mencoba tantangan baru di negara baru. Setelah Inter muncul itu benar-benar bukan pilihan yang sulit. Di kepalaku dan untuk tubuhku, bagus kalau saya berada di tempat baru dan saya bisa mulai lagi," pungkas Eriksen.
(mir)