Protes Liga Brasil, Pemain Gremio Kenakan Masker Saat Hadapi Sao Paolo
A
A
A
PORTO ALEGRE - Pada saat sebagai besar aktivitas olahraga di seluruh penjuru dunia dihentikan sementara waktu akibat wabah Covid-19, Liga Brasil masih jalan terus. Hal itu membuat klub-klub khawatir. Sebagai bentuk protes, seluruh pemain Gremio FBPA mengenakan masker saat menghadapi San Paolo, Minggu (15/3).
Pertandingan yang berlangsung di Arena do Gremio tersebut sejatinya berjalan kondusif dan berakhir dengan skor 2-2. Akan tetapi, keputusan otoritas Brasil terus menggulirkan kompetisi tanpa kehadiran penonton tidak bisa diterima klub.
Wakil Presiden Sepak Bola Gremio Paulo Luz mengatakan, alasan utama timnya menggunakan masker adalah sebagai bentuk protes agar federasi sepak bola Brasil segera bertindak menghentikan kompetisi guna menghindari terinfeksinya pemain dan staf dari Covid-19.
“Manifestasinya adalah tentang atlet yang mengenakan topeng menyiratkan dukungan kami bahwa kompetisi perlu dihentikan agar segala sesuatunya menjadi jelas. Negara-negara yang mampu mengendalikan situasi adalah mereka yang telah mengambil tindakan keras. Kami harus memprioritaskan kehidupan,” kata Paulo Luz dilansir dailymail.
Pelatih Gremio Renato Portaluppi menuturkan aksi protes timnya akan terus berlangsung, kecuali kompetisi dihentikan. Menurut dia, menggelar pertandingan tertutup bukanlah solusi karena ancaman terinfeksi Covid-19 menghantui para pemain dan staf.
“Sudah waktunya bagi Gremio mengambil sikap dan itu adalah mengenakan masker untuk memperingatkan pihak berwenang bahwa para pemain juga manusia, kami tidak kebal terhadap virus. Seluruh dunia telah berhenti, bukankah seharusnya sepak bola Brasil juga berhenti? Itu pesan kami dan saya harap mereka mendengarkan. Kami berharap akal sehat akan menang,” kata Portaluppi.
Protes Gremio merupakan satu dari sekian banyak protes yang dilakukan klub-klub Brasil agar pemerintah segera menghentikan kompetisi. Protes datang ketika para pemain dan klub di seluruh Amerika Selatan mulai mengeluh pada keputusan otoritas sepak bola yang tetap menjalanakan permainan, tetapi di balik pintu tertutup.
Pelatih Flamengo Jorge Jesus mengimbau agar sepak bola dihentikan, dengan mengatakan para pemain perlu dilindungi karena “mereka bukan manusia super”. Di Argentina, River Plate menolak memainkan pertandingan Piala Superliga melawan Atletico Tucuman pada Sabtu (14/3). Klub asal Buenos Aires menutup stadion mereka, meninggalkan petugas pertandingan dan Atletico di luar tanah.
Brasil bukan satu-satunya tempat di mana sepak bola masih dimainkan. Di Super Liga Turki, Galatasaray memulai persiapan untuk derby mereka melawan Besiktas pada Minggu (15/3) dengan mendisinfeksi seluruh Turk Telekom Stadium sebagai bentuk tindak preventif pandemi Covid-19.
Meskipun beberapa kompetisi di seluruh Eropa ditangguhkan karena Covid-19, Super Liga Turki sejauh ini melawan tren pertandingan yang menunda. Turki mengumumkan kasus Covid-19 keenam pada Sabtu (14/1), tetapi Super Liga masih akan dilanjutkan menyusul pernyataan Menteri Olahraga Muharrem Kasapoglu pada hari Rabu (11/3). (Alimansyah)
Pertandingan yang berlangsung di Arena do Gremio tersebut sejatinya berjalan kondusif dan berakhir dengan skor 2-2. Akan tetapi, keputusan otoritas Brasil terus menggulirkan kompetisi tanpa kehadiran penonton tidak bisa diterima klub.
Wakil Presiden Sepak Bola Gremio Paulo Luz mengatakan, alasan utama timnya menggunakan masker adalah sebagai bentuk protes agar federasi sepak bola Brasil segera bertindak menghentikan kompetisi guna menghindari terinfeksinya pemain dan staf dari Covid-19.
“Manifestasinya adalah tentang atlet yang mengenakan topeng menyiratkan dukungan kami bahwa kompetisi perlu dihentikan agar segala sesuatunya menjadi jelas. Negara-negara yang mampu mengendalikan situasi adalah mereka yang telah mengambil tindakan keras. Kami harus memprioritaskan kehidupan,” kata Paulo Luz dilansir dailymail.
Pelatih Gremio Renato Portaluppi menuturkan aksi protes timnya akan terus berlangsung, kecuali kompetisi dihentikan. Menurut dia, menggelar pertandingan tertutup bukanlah solusi karena ancaman terinfeksi Covid-19 menghantui para pemain dan staf.
“Sudah waktunya bagi Gremio mengambil sikap dan itu adalah mengenakan masker untuk memperingatkan pihak berwenang bahwa para pemain juga manusia, kami tidak kebal terhadap virus. Seluruh dunia telah berhenti, bukankah seharusnya sepak bola Brasil juga berhenti? Itu pesan kami dan saya harap mereka mendengarkan. Kami berharap akal sehat akan menang,” kata Portaluppi.
Protes Gremio merupakan satu dari sekian banyak protes yang dilakukan klub-klub Brasil agar pemerintah segera menghentikan kompetisi. Protes datang ketika para pemain dan klub di seluruh Amerika Selatan mulai mengeluh pada keputusan otoritas sepak bola yang tetap menjalanakan permainan, tetapi di balik pintu tertutup.
Pelatih Flamengo Jorge Jesus mengimbau agar sepak bola dihentikan, dengan mengatakan para pemain perlu dilindungi karena “mereka bukan manusia super”. Di Argentina, River Plate menolak memainkan pertandingan Piala Superliga melawan Atletico Tucuman pada Sabtu (14/3). Klub asal Buenos Aires menutup stadion mereka, meninggalkan petugas pertandingan dan Atletico di luar tanah.
Brasil bukan satu-satunya tempat di mana sepak bola masih dimainkan. Di Super Liga Turki, Galatasaray memulai persiapan untuk derby mereka melawan Besiktas pada Minggu (15/3) dengan mendisinfeksi seluruh Turk Telekom Stadium sebagai bentuk tindak preventif pandemi Covid-19.
Meskipun beberapa kompetisi di seluruh Eropa ditangguhkan karena Covid-19, Super Liga Turki sejauh ini melawan tren pertandingan yang menunda. Turki mengumumkan kasus Covid-19 keenam pada Sabtu (14/1), tetapi Super Liga masih akan dilanjutkan menyusul pernyataan Menteri Olahraga Muharrem Kasapoglu pada hari Rabu (11/3). (Alimansyah)
(ysw)