Persela ketagihan entrenador impor
A
A
A
Sindonews.com - Sejak mencicipi Indonesia Super League (ISL), Persela Lamongan akhirnya mencatat prestasi terbaik musim kemarin yakni menembus posisi empat klasemen akhir. Itu pencapaian terbaik Persela yang sebelumnya maksimal hanya mentok di papan tengah.
Salah satu faktor yang menjadikan perubahan di Laskar Joko Tingkir adalah pelatih. Untuk pertama kalinya pula, Persela memakai pelatih asing dengan menunjuk Miroslav Janu. Sentuhan pelatih asal Republik Ceska ini terbukti memberikan perubahan signifikan, walau di awal musim sempat terjadi ketidakcocokan dengan pemain.
Persela yang sebelumnya teguh dengan filosofi memberdayakan pelatih lokal, kini merasakan bagaimana kualitas entrenador impor. Apa yang telah dilakukan Janu dalam semusim kemarin kini tidak lagi membuat tim Biru Laut anti terhadap pelatih asing, nyatanya malah ketagihan.
Dengan opsi utama mempertahankan Miroslav Janu, Persela juga telah menyiapkan alternatif jika mantan pelatih Arema FC dan PSM Makassar itu memutuskan tidak bertahan di Stadion Surajaya. Maklum, Miro telah masuk incaran sejumlah klub ISL, termasuk Persib Bandung.
"Kinerja Miro sangat bagus dan memberikan perbedaan di Persela. Seandainya dia berniat ke klub lain, maka kami harus mencari pengganti yang sepadan. Kalau bisa pelatih asing agar prestasi tetap stabil atau bahkan meningkat," cetus Manajer Persela Debby Kurniawan.
Persela sebelumnya memang sedikit anti terhadap pelatih asing. Walau klub-klub di Jawa Timur lainnya berlomba-lomba memakai pelatih impor, Persela bersikukuh dengan memakai pelatih seperti M Basri, Widodo C Putro, Subangkit, hingga Eduard Tjong yang akhirnya digeser Miroslav Janu sebelum kompetisi dimulai.
Selama memakai pelatih lokal, Persela tak pernah menjadi tim bergengsi karena langganan di papan tengah atau bawah. Situasi kemudian membaik setelah mendapat penanganan pelatih asing seperti Miroslav Janu yang musim sebelumnya mengantar Arema FC sebagai runner up ISL 2010-2011.
Persoalan yang dihadapi adalah sulitnya mencari pelatih asing yang benar-benar cocok dengan klub. "Miro sebenarnya sudah cocok dan tinggal lanjut saja. Kalau terpaksa harus mencari pelatih anyar, harus benar-benar memilih. Yang jelas Persela tetap ingin memakai pelatih asing," tambahnya.
Kendala lainnya adalah nilai kontrak yang lebih tinggi dibanding pelatih lokal. Ini tentu agak berat bagi klub dengan keuangan pas-pasan atau tanpa sponsor kakap. Walau begitu Laskar Joko Tingkir tidak terlalu mempersoalkan nominal yang dibutuhkan untuk entrenador impor.
Hanya saja, semakin ramainya tim yang memakai pelatih asing semakin mempertipis ladang pelatih lokal. Pada musim 2011-2012, baik ISL maupun IPL, hanya Arema ISL yang mengakhiri liga dengan pelatih lokal yakni Suharno. Sedangkan tim-tim lain di kasta tertinggi semuanya memakai pelatih luar negeri.
Salah satu faktor yang menjadikan perubahan di Laskar Joko Tingkir adalah pelatih. Untuk pertama kalinya pula, Persela memakai pelatih asing dengan menunjuk Miroslav Janu. Sentuhan pelatih asal Republik Ceska ini terbukti memberikan perubahan signifikan, walau di awal musim sempat terjadi ketidakcocokan dengan pemain.
Persela yang sebelumnya teguh dengan filosofi memberdayakan pelatih lokal, kini merasakan bagaimana kualitas entrenador impor. Apa yang telah dilakukan Janu dalam semusim kemarin kini tidak lagi membuat tim Biru Laut anti terhadap pelatih asing, nyatanya malah ketagihan.
Dengan opsi utama mempertahankan Miroslav Janu, Persela juga telah menyiapkan alternatif jika mantan pelatih Arema FC dan PSM Makassar itu memutuskan tidak bertahan di Stadion Surajaya. Maklum, Miro telah masuk incaran sejumlah klub ISL, termasuk Persib Bandung.
"Kinerja Miro sangat bagus dan memberikan perbedaan di Persela. Seandainya dia berniat ke klub lain, maka kami harus mencari pengganti yang sepadan. Kalau bisa pelatih asing agar prestasi tetap stabil atau bahkan meningkat," cetus Manajer Persela Debby Kurniawan.
Persela sebelumnya memang sedikit anti terhadap pelatih asing. Walau klub-klub di Jawa Timur lainnya berlomba-lomba memakai pelatih impor, Persela bersikukuh dengan memakai pelatih seperti M Basri, Widodo C Putro, Subangkit, hingga Eduard Tjong yang akhirnya digeser Miroslav Janu sebelum kompetisi dimulai.
Selama memakai pelatih lokal, Persela tak pernah menjadi tim bergengsi karena langganan di papan tengah atau bawah. Situasi kemudian membaik setelah mendapat penanganan pelatih asing seperti Miroslav Janu yang musim sebelumnya mengantar Arema FC sebagai runner up ISL 2010-2011.
Persoalan yang dihadapi adalah sulitnya mencari pelatih asing yang benar-benar cocok dengan klub. "Miro sebenarnya sudah cocok dan tinggal lanjut saja. Kalau terpaksa harus mencari pelatih anyar, harus benar-benar memilih. Yang jelas Persela tetap ingin memakai pelatih asing," tambahnya.
Kendala lainnya adalah nilai kontrak yang lebih tinggi dibanding pelatih lokal. Ini tentu agak berat bagi klub dengan keuangan pas-pasan atau tanpa sponsor kakap. Walau begitu Laskar Joko Tingkir tidak terlalu mempersoalkan nominal yang dibutuhkan untuk entrenador impor.
Hanya saja, semakin ramainya tim yang memakai pelatih asing semakin mempertipis ladang pelatih lokal. Pada musim 2011-2012, baik ISL maupun IPL, hanya Arema ISL yang mengakhiri liga dengan pelatih lokal yakni Suharno. Sedangkan tim-tim lain di kasta tertinggi semuanya memakai pelatih luar negeri.
(wbs)