Menanti tuah Asep-Sutiono
Jum'at, 31 Agustus 2012 - 15:06 WIB
Menanti tuah Asep-Sutiono
A
A
A
Sindonews.com – Dua mantan pemain Maung Bandung – julukan Persib Asep Sumantri dan Sutiono Lamso terpilih menjadi asisten pelatih Jadjang Nurjaman. Asep yang melatih tim junior di lingkungan Persib serta Sutiono yang juga ini aktif sebagai pelatih dan pemilik SBB.
Kedua asisten ini kembali ke Persib bukan lagi sebagai pemain, melainkan sebagai tim pelatih. Ditilik dari torehan pada musim 1994/1995, kedua sosk tersebut merupakan generasi lokal yang kala itu menembus tim utama yang bisa dibilang ketat persaingannya.
Kini, posisi mereka sebagai pelatih praktis bakal menghadapi situasi yang berbeda. Sanggupkah kedua sosok ini mengembangkan pemain lokal untuk mengantarkan tim kesayangan Bobotoh meraih juara?
“ Saya siap melaksanakan keinginan pelatih dan saya juga akan selalu beri masukan atau diskusi demi kemajuan tim ini. Loyalitas penuh akan saya berikan pada Persib. Kami memang punya kenangan bagus sebagai juara. Mudah-mudahan sekarang bisa terulang di Persib,” kata Asep, 30 Agustus.
Mantan gelandang bertahan Persib ini tercatat sebagai pelatih Persib U-21 di kompetisi Indonesia Super League (ISL) U-21 musim 2010-2011. Sentuhan Asep memang tidak secemerlang pendahulunya yang membawa Persib U-21 juara kompetisi di ISL 2009-2010. Karir sebagai pelatih yang membawa pemain juara ialah saat dirinya menjabat sebagai pelatih utama untuk tim Persib U-18 di Piala Suratin tahun 2008.
Sementara, Mantan bomber Persib Sutiono Lamso mengaku bertekad meningkatkan kualitas para Maung Ngora supaya bisa bersaing dan mendapatkan kesempatan bermain di tim senior. Sebagai pemain yang dibesarkan Persib, Sutiono merasa bertanggung jawab meningkatkan kemampuan para pemain muda yang akan dikontrak Persib.
“ Saya sebagai pemain berangkat dari pembinaan karena saya dulu pemain dan binaan dari Bandung. Otomatis, saya menilai pemain muda harus diberi kesempatan,” kata pria yang mencetak gol tunggal di final Liga Indonesia 1994-1995 ini.
Sutiono mengatakan, dalam mematangkan pemain muda perlu sebuah metode pelatihan yang cocok untuk mereka. Selain perlunya motivasi, Sutiono akan menularkan pengalamannya bermain bola di klub selevel Persib.
“ Tugas saya sebagai asisten adalah memberikan motivasi. Juga memberikan pengalaman saya kepada pemain untuk memberikan wawasan main bola di level Persib,” jelasnya. Dia menambahkan, keputusan akhir untuk menurunkan pemain muda dalam pertandingan tetap berada di tangan pelatih kepala Jajang Nurjaman.
Yang pasti, lanjut dia, pelatih harus punya kepercayaan bahwa para pemain muda Persib untuk bersaing dengan usaha yang keras. “Jika pemain muda mampu bersaing dan menunjukkan permainan berkualitas nantinya pelatih akan memberikan kepercayaan,” pungkasnya.
Kedua asisten ini kembali ke Persib bukan lagi sebagai pemain, melainkan sebagai tim pelatih. Ditilik dari torehan pada musim 1994/1995, kedua sosk tersebut merupakan generasi lokal yang kala itu menembus tim utama yang bisa dibilang ketat persaingannya.
Kini, posisi mereka sebagai pelatih praktis bakal menghadapi situasi yang berbeda. Sanggupkah kedua sosok ini mengembangkan pemain lokal untuk mengantarkan tim kesayangan Bobotoh meraih juara?
“ Saya siap melaksanakan keinginan pelatih dan saya juga akan selalu beri masukan atau diskusi demi kemajuan tim ini. Loyalitas penuh akan saya berikan pada Persib. Kami memang punya kenangan bagus sebagai juara. Mudah-mudahan sekarang bisa terulang di Persib,” kata Asep, 30 Agustus.
Mantan gelandang bertahan Persib ini tercatat sebagai pelatih Persib U-21 di kompetisi Indonesia Super League (ISL) U-21 musim 2010-2011. Sentuhan Asep memang tidak secemerlang pendahulunya yang membawa Persib U-21 juara kompetisi di ISL 2009-2010. Karir sebagai pelatih yang membawa pemain juara ialah saat dirinya menjabat sebagai pelatih utama untuk tim Persib U-18 di Piala Suratin tahun 2008.
Sementara, Mantan bomber Persib Sutiono Lamso mengaku bertekad meningkatkan kualitas para Maung Ngora supaya bisa bersaing dan mendapatkan kesempatan bermain di tim senior. Sebagai pemain yang dibesarkan Persib, Sutiono merasa bertanggung jawab meningkatkan kemampuan para pemain muda yang akan dikontrak Persib.
“ Saya sebagai pemain berangkat dari pembinaan karena saya dulu pemain dan binaan dari Bandung. Otomatis, saya menilai pemain muda harus diberi kesempatan,” kata pria yang mencetak gol tunggal di final Liga Indonesia 1994-1995 ini.
Sutiono mengatakan, dalam mematangkan pemain muda perlu sebuah metode pelatihan yang cocok untuk mereka. Selain perlunya motivasi, Sutiono akan menularkan pengalamannya bermain bola di klub selevel Persib.
“ Tugas saya sebagai asisten adalah memberikan motivasi. Juga memberikan pengalaman saya kepada pemain untuk memberikan wawasan main bola di level Persib,” jelasnya. Dia menambahkan, keputusan akhir untuk menurunkan pemain muda dalam pertandingan tetap berada di tangan pelatih kepala Jajang Nurjaman.
Yang pasti, lanjut dia, pelatih harus punya kepercayaan bahwa para pemain muda Persib untuk bersaing dengan usaha yang keras. “Jika pemain muda mampu bersaing dan menunjukkan permainan berkualitas nantinya pelatih akan memberikan kepercayaan,” pungkasnya.
(wbs)