Persiapan dayung Jatim paling bermasalah
Sabtu, 01 September 2012 - 08:44 WIB

Persiapan dayung Jatim paling bermasalah
A
A
A
Sindonews.com - Jika ada pemilihan cabang olahraga (cabor) paling bermasalah dalam persiapan Jatim menuju PON XVIII/Riau, bisa jadi dayung menjadi pemenangnya. Terbukti, tujuh hari jelang dimulai, perahu yang digunakan untuk tanding belum juga datang.
Selama ini dayung memang diselimuti banyak masalah. Mulai kurang perhatian manajer, penginapan tidak layak hingga belum datangnya peralatan dayung. Kondisi ini menjadi problem serius mengingat pelaksanaan PON tinggal menghitung hari. "Untuk nomor rowing, perahu dan dayung untuk lomba sampai saat ini belum datang," kata salah satu pelatih dayung nomor rowing, Suparto, Rabu (29/8/2012).
Ironisnya, masalah ini dikeluhkan Suparto pada mantan Ketua Umum Pengprov PODSI, Sudjono, bukan ke manajer dayung, Yusuf Husni. Menurut salah satu atlet, selama hampir dua tahun menjabat sebagai manajer, Yusuf tak pernah menginjakkan kaki di lokasi Puslatda dayung di Waduk Karangkates, Kabupaten Malang. "Mungkin pak manajer lupa jalannya kali, mas," sindirnya sambil mengingatkan agar tidak dikorankan.
Sampai saat ini, lanjut Suprapto, yang belum datang jenis perahu k nomor 4X, Quardruple scull. Tak hanya perahu, dayung untuk tiga nomor yakni 2-, 4-, 8+ juga belum datang. Padahal ketika nomor itu adalah salah satu potensi emas di PON nanti.
"Untuk dayung sebenarnya sudah ada alat sejak dua minggu lalu. Tapi modelnya salah. Saya tidak tahu kenapa bisa salah, sebab itu beli lewat tender. Kalau lewat kita sendiri, bisa tepat dan lebih cepat," sambung Suparto.
Pria murah senyum ini berharap, janji KONI Jatim untuk mendatangkan perahu dan dayung sebelum jadwal keberangkatan, segera terealisasi. Kalaupun datang juga bukan tanpa masalah. Sebab, dibutuhkan adaptasi atlet sebelum menggunakan di arena perlombaan.
Jika belum juga datang, Suparto mengaku hanya bisa pasrah. Yang pasti akan lebih merepotkan dan menganggu persiapan, "Ya, pinjam perahu panitia, Mas. Tapi ya gitu harus nunggu giliran.Sebab, harus di-setting lagi. Sebab, setiap atlet beda setelannya," katanya lirih.
Keluhan lainnya juga disampaikan Pelatih kepala, La Dulu. Berharap agar KONI Jatim menyediakan tim massage yang selalu stand by. Sebab, menurut La Dulu, jadwal atlet dayung sangat padat. Nomor kanowing mulai 8-11 September, rowing 12-15 September dan perahu nama 16-18 September."Kami Sangat butuh sekali tim massage. Kalau tidak ada, kami bakal kerepotan," pintanya.
Mendengar keluhan itu, Sudjono berjanji akan menyampaikan ke Plt Ketua KONI Jatim, Erlaangga Satriagung. "Secara prinsip saya tidak merebut kekuasaan manajer. Jangan salah persepsi. Saya hanya silaturrahmi. Sebab saya juga pernah menangani dayung," kata Sudjono.
Kebetulan saat ini, Sudjono menjabat Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jatim. Sesuai dengan instruksi Gubernur Jatim, Soekarwo, Dinsos mendapat tugas sebagai pendamping cabor dayung selama pelaksanaan PON Riau. Penunjukan Sudjono dirasa sangat tepat. Sebab, sebelumnya, Sudjono pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengprov PODSI Jatim selama dua periode.
Di PON Riau nanti, ia yakin tim dayung Jatim mampu merealisasikan target yang dibebankan oleh KONI Jatim, yakni delapan emas. "Apa pun masalah yang ada kita harus siap dan tetap semangat, kalian bisa mencapai target itu," pungkasnya.
Selama ini dayung memang diselimuti banyak masalah. Mulai kurang perhatian manajer, penginapan tidak layak hingga belum datangnya peralatan dayung. Kondisi ini menjadi problem serius mengingat pelaksanaan PON tinggal menghitung hari. "Untuk nomor rowing, perahu dan dayung untuk lomba sampai saat ini belum datang," kata salah satu pelatih dayung nomor rowing, Suparto, Rabu (29/8/2012).
Ironisnya, masalah ini dikeluhkan Suparto pada mantan Ketua Umum Pengprov PODSI, Sudjono, bukan ke manajer dayung, Yusuf Husni. Menurut salah satu atlet, selama hampir dua tahun menjabat sebagai manajer, Yusuf tak pernah menginjakkan kaki di lokasi Puslatda dayung di Waduk Karangkates, Kabupaten Malang. "Mungkin pak manajer lupa jalannya kali, mas," sindirnya sambil mengingatkan agar tidak dikorankan.
Sampai saat ini, lanjut Suprapto, yang belum datang jenis perahu k nomor 4X, Quardruple scull. Tak hanya perahu, dayung untuk tiga nomor yakni 2-, 4-, 8+ juga belum datang. Padahal ketika nomor itu adalah salah satu potensi emas di PON nanti.
"Untuk dayung sebenarnya sudah ada alat sejak dua minggu lalu. Tapi modelnya salah. Saya tidak tahu kenapa bisa salah, sebab itu beli lewat tender. Kalau lewat kita sendiri, bisa tepat dan lebih cepat," sambung Suparto.
Pria murah senyum ini berharap, janji KONI Jatim untuk mendatangkan perahu dan dayung sebelum jadwal keberangkatan, segera terealisasi. Kalaupun datang juga bukan tanpa masalah. Sebab, dibutuhkan adaptasi atlet sebelum menggunakan di arena perlombaan.
Jika belum juga datang, Suparto mengaku hanya bisa pasrah. Yang pasti akan lebih merepotkan dan menganggu persiapan, "Ya, pinjam perahu panitia, Mas. Tapi ya gitu harus nunggu giliran.Sebab, harus di-setting lagi. Sebab, setiap atlet beda setelannya," katanya lirih.
Keluhan lainnya juga disampaikan Pelatih kepala, La Dulu. Berharap agar KONI Jatim menyediakan tim massage yang selalu stand by. Sebab, menurut La Dulu, jadwal atlet dayung sangat padat. Nomor kanowing mulai 8-11 September, rowing 12-15 September dan perahu nama 16-18 September."Kami Sangat butuh sekali tim massage. Kalau tidak ada, kami bakal kerepotan," pintanya.
Mendengar keluhan itu, Sudjono berjanji akan menyampaikan ke Plt Ketua KONI Jatim, Erlaangga Satriagung. "Secara prinsip saya tidak merebut kekuasaan manajer. Jangan salah persepsi. Saya hanya silaturrahmi. Sebab saya juga pernah menangani dayung," kata Sudjono.
Kebetulan saat ini, Sudjono menjabat Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jatim. Sesuai dengan instruksi Gubernur Jatim, Soekarwo, Dinsos mendapat tugas sebagai pendamping cabor dayung selama pelaksanaan PON Riau. Penunjukan Sudjono dirasa sangat tepat. Sebab, sebelumnya, Sudjono pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengprov PODSI Jatim selama dua periode.
Di PON Riau nanti, ia yakin tim dayung Jatim mampu merealisasikan target yang dibebankan oleh KONI Jatim, yakni delapan emas. "Apa pun masalah yang ada kita harus siap dan tetap semangat, kalian bisa mencapai target itu," pungkasnya.
(aww)