Perenang keluhkan air kolam keruh
Kamis, 13 September 2012 - 23:56 WIB

Perenang keluhkan air kolam keruh
A
A
A
Sindonews.com - Para atlet renang yang melakukan pertandingan di Venue Aquatic Center Rumbai mengeluhkan kondisi air kolam yang keruh. Akibatnya kondisi tersebut, banyak di antara mereka yang gagal mendapatkan hasil terbaik pada PON XVIII Riau kali ini.
Seperti yang diungkapkan perenang andalan Sumatera Selatan, M Akbar Nasution yang turun di 3 nomor. Dia mengaku selama mengikuti pertandingan dirinya kesulitan meningkatkan prestasinya karena air kolam di venue aquatic keruh.
Apalagi dirinya sudah terbiasa berlatih di kolam yang airnya lebih jernih sehingga bisa dengan mudah mengetahui dimana lambang T yang menjadi acuan kapan dia harus mengurangi kecepatan pada saat akan berputar. Parahnya lagi, kondisi ini sudah terjadi selama lima hari penyelenggaraan cabor renang dan hingga kemarin tak kunjung dibenahi meski sudah banyak pihak yang melayangkan protes.
Kondisi ini pula yang membuat dirinya gagal mencapai waktu terbaiknya pada nomor 400 M gaya bebas perorangan putra yang dipertandingkan pada hari sebelumnya dan harus puas dengan medali perunggu. Padahal dinomor itu dia pernah mencatatkan rekor PON di Tenggarong 2008 lalu dengan catatan waktu 04.02.80 serta rekor nasional di Los Banos tahun 2005 lalu dengan waktu 04.00.57.
"Sulit sekali kalau bertanding dalam kondisi serba minimalis seperti. Mungkin yang lain sudah biasa dengan kondisi air yang keruh, tetapi kalau saya tidak biasa. Padahal untuk ukuran PON seharusnya kualitas venuenya sudah seharusnya berstandar internasional. Karena setelah PON para atlet akan merambah even yang lebih tinggi lagi. Apalagi sebenarnya kita banyak atlet yang memiliki potensial,"sesalnya.
Seperti yang diungkapkan perenang andalan Sumatera Selatan, M Akbar Nasution yang turun di 3 nomor. Dia mengaku selama mengikuti pertandingan dirinya kesulitan meningkatkan prestasinya karena air kolam di venue aquatic keruh.
Apalagi dirinya sudah terbiasa berlatih di kolam yang airnya lebih jernih sehingga bisa dengan mudah mengetahui dimana lambang T yang menjadi acuan kapan dia harus mengurangi kecepatan pada saat akan berputar. Parahnya lagi, kondisi ini sudah terjadi selama lima hari penyelenggaraan cabor renang dan hingga kemarin tak kunjung dibenahi meski sudah banyak pihak yang melayangkan protes.
Kondisi ini pula yang membuat dirinya gagal mencapai waktu terbaiknya pada nomor 400 M gaya bebas perorangan putra yang dipertandingkan pada hari sebelumnya dan harus puas dengan medali perunggu. Padahal dinomor itu dia pernah mencatatkan rekor PON di Tenggarong 2008 lalu dengan catatan waktu 04.02.80 serta rekor nasional di Los Banos tahun 2005 lalu dengan waktu 04.00.57.
"Sulit sekali kalau bertanding dalam kondisi serba minimalis seperti. Mungkin yang lain sudah biasa dengan kondisi air yang keruh, tetapi kalau saya tidak biasa. Padahal untuk ukuran PON seharusnya kualitas venuenya sudah seharusnya berstandar internasional. Karena setelah PON para atlet akan merambah even yang lebih tinggi lagi. Apalagi sebenarnya kita banyak atlet yang memiliki potensial,"sesalnya.
(aww)