Persela Lamongan terancam tambal sulam
A
A
A
Sindonews.com - Persela Lamongan tampaknya harus melakukan banyak tambal sulam musim berikutnya. Pasalnya sejumlah pemain hingga kini belum diketahui komitmennya untuk klub, sehingga belum bisa dipastikan mereka bakal bertahan hingga semusim ke depan.
Aroma pergeseran pemain mulai tercium dengan bergabungnya Taufik Kasrun bek ke Sriwijaya FC. Sejumlah pemain seperti I Gede Sukadana, Jimmy Suparno, hingga pemain asing Gustavo Lopez dan Mario Costas masuk incaran klub-klub lain. Praktis, Persela berpotensi kehilangan banyak bintangnya.
Manajemen hingga kini belum melakukan pergerakan berarti, terutama terkait perpanjangan kontrak legiun lawas. Hampir semua pemain ikatan kerjanya baru berakhir di penghujung Oktober nanti, sehingga manajemen masih santai dan belum ada sodoran kontrak baru.
"Saya rasa keluar-masuknya pemain adalah konsekuensi semua klub, tidak hanya Persela. Kami juga membutuhkan banyak persiapan untuk memperpanjang kontrak pemain, mulai dana hingga persetujuan pelatih. Manajemen hanya sebagai pelaksana atau negosiator, sedangkan keputusan ada di pelatih," terang Asisten Manajer Persela Lamongan Yuhronur Efendi.
Yuhronur juga tak keberatan pemain berbicara dengan klub lain jika memang ada tawaran. Diakuinya Persela belum sampai pada tahap perekrutan atau perpanjangan kontrak pemain, karena itu dilakukan setelah pelatih memberikan rekomendasi. Sedangkan pelatih Miroslav Janu sendiri belum fokus pada persiapan tim.
Miro telah menjalin kesepakatan secara lisan untuk tetap berada di Stadion Surajaya, namun belum ada ikatan 'hitam di atas putih'. Manajemen masih menunggu kedatangan pelatih asal Republik Ceska untuk membangun konsep tim musim depan.
"Yang jelas komitmen kami adalah menjadikan Persela lebih baik dibanding musim lalu. Kalau ada pemain inti yang pergi, kami harus mencari pengganti, begitu konsekuensinya. Sejauh ini kami tidak khawatir sedikit pun soal persiapan menghadapi musim baru," tambah Yuhronur.
LA Mania, supporter Persela, sebenarnya ingin manajemen bergerak cepat dalam mengikat semua pemain yang memberikan kontribusi maksimal musim lalu. Realitanya tidak semudah itu, karena Laskar Joko Tingkir sendiri juga belum mempunyai dana sebagai modal ikatan kontrak. Gaji musim lalu saja juga belum sepenuhnya dilunasi.
Persela adalah klub yang relatif stabil dalam beberapa musim di Indonesian Super League (ISL). Sayang faktor finansial mulai guncang setelah klub dari kota pesisir utara Jawa Timur ini tidak lagi disusui pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Suplai dana dari Bakrie Grup melalui PT Minarak Lapindo musim lalu sangat tidak mencukupi kebutuhan sepanjang musim.
Situasi ini memicu keraguan tersendiri dari supporter yang khawatir keuangan klub musim depan juga sama kacaunya. Itu bisa mengancam eksistensi Persela di ISL yang mulai mapan dengan merangsek ke posisi empat besar musim lalu, terbaik sepanjang sejarah berdirinya klub
Aroma pergeseran pemain mulai tercium dengan bergabungnya Taufik Kasrun bek ke Sriwijaya FC. Sejumlah pemain seperti I Gede Sukadana, Jimmy Suparno, hingga pemain asing Gustavo Lopez dan Mario Costas masuk incaran klub-klub lain. Praktis, Persela berpotensi kehilangan banyak bintangnya.
Manajemen hingga kini belum melakukan pergerakan berarti, terutama terkait perpanjangan kontrak legiun lawas. Hampir semua pemain ikatan kerjanya baru berakhir di penghujung Oktober nanti, sehingga manajemen masih santai dan belum ada sodoran kontrak baru.
"Saya rasa keluar-masuknya pemain adalah konsekuensi semua klub, tidak hanya Persela. Kami juga membutuhkan banyak persiapan untuk memperpanjang kontrak pemain, mulai dana hingga persetujuan pelatih. Manajemen hanya sebagai pelaksana atau negosiator, sedangkan keputusan ada di pelatih," terang Asisten Manajer Persela Lamongan Yuhronur Efendi.
Yuhronur juga tak keberatan pemain berbicara dengan klub lain jika memang ada tawaran. Diakuinya Persela belum sampai pada tahap perekrutan atau perpanjangan kontrak pemain, karena itu dilakukan setelah pelatih memberikan rekomendasi. Sedangkan pelatih Miroslav Janu sendiri belum fokus pada persiapan tim.
Miro telah menjalin kesepakatan secara lisan untuk tetap berada di Stadion Surajaya, namun belum ada ikatan 'hitam di atas putih'. Manajemen masih menunggu kedatangan pelatih asal Republik Ceska untuk membangun konsep tim musim depan.
"Yang jelas komitmen kami adalah menjadikan Persela lebih baik dibanding musim lalu. Kalau ada pemain inti yang pergi, kami harus mencari pengganti, begitu konsekuensinya. Sejauh ini kami tidak khawatir sedikit pun soal persiapan menghadapi musim baru," tambah Yuhronur.
LA Mania, supporter Persela, sebenarnya ingin manajemen bergerak cepat dalam mengikat semua pemain yang memberikan kontribusi maksimal musim lalu. Realitanya tidak semudah itu, karena Laskar Joko Tingkir sendiri juga belum mempunyai dana sebagai modal ikatan kontrak. Gaji musim lalu saja juga belum sepenuhnya dilunasi.
Persela adalah klub yang relatif stabil dalam beberapa musim di Indonesian Super League (ISL). Sayang faktor finansial mulai guncang setelah klub dari kota pesisir utara Jawa Timur ini tidak lagi disusui pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Suplai dana dari Bakrie Grup melalui PT Minarak Lapindo musim lalu sangat tidak mencukupi kebutuhan sepanjang musim.
Situasi ini memicu keraguan tersendiri dari supporter yang khawatir keuangan klub musim depan juga sama kacaunya. Itu bisa mengancam eksistensi Persela di ISL yang mulai mapan dengan merangsek ke posisi empat besar musim lalu, terbaik sepanjang sejarah berdirinya klub
(wbs)