Penggawa Sumut layak bela PSMS Medan

Kamis, 20 September 2012 - 21:59 WIB
Penggawa Sumut layak bela PSMS Medan
Penggawa Sumut layak bela PSMS Medan
A A A
Sindonews.com - Meski gagal meraih emas, final pertama sepak bola Sumut setelah 23 tahun yang berujung medali perak melambungkan nama-nama pemain besutan pelatih Rudi Saari. Tentunya, berjubel tawaran diprediksi bakal meyambangi mereka.
Penampilan menawan yang diperlihatkan Hardiantono cs sejak penyisihan hingga final membuktikan, Sumut tetap menjadi daerah penghasil pesepakbola-pesepakbola andal di tanah air. Dan generasi emas ini merupakan aset yang baik untuk masa depan sepak bola di Sumut. Jalan sudah terbuka.

Meniti karir menuju jenjang profesional tentu menjadi langkah berikutnya bagi pemain jebolan Porwilsu 2010 tersebut. Dan nama PSMS menjadi salah satu klub yang memungkinkan untuk menampung bakat-bakat tersebut.

Rudi Saari mengakui, para pemainnya kini menjadi aset potensial bagi Sumut terutama PSMS. Dengan kontribusi yang mereka berikan untuk Sumut, anak asuhnya disebutnya layak mengisi skuad PSMS. ''Kita sama-sama lihat apa yang diberikan anak-anak untuk Sumut. Anak-anak sudah bekerja keras dan mereka juga aset yang potensial untuk sepak bola di daerah ini (Sumut). Mereka layak mendapat kebanggaan lainnya dan itu bermain di PSMS,” kata Rudi saat dihubungi via telepon selular.

Sepak bola PON Sumut memang tidak bisa dilepaskan dari PSMS Medan sebagai klub kebanggaan masyarakat Sumut khususnya Medan. Sejak dulu PON Sumut kerap menyumbangkan para pemain potensial untuk PSMS. Sebut saja generasi Abdul Rahman Gurning, Suharto hingga Saktiawan Sinaga yang pernah membawa PSMS ke era kejayaan.

Setali tiga uang, skuad sepak bola PON Sumut punya potensi yang tidak diragukan. Sebut saja Hardiantono, Safril Koto, Zulkifli, Aidun Sastra, M.Irvan dan para pemain lain yang berkontribusi besar untuk langkah Sumut ke final. Namun PSMS harus begerak cepat. Pasalnya bakat mereka sudah lama dicium klub-klub dari daerah lain.

''Sejak sebelum PON saja mereka sudah mulai ditawar-tawar klub daerah lain. Hardiyantono saat kami berujicoba di Jakarta sempat ditawar Persija IPL. Sebelumnya juga ada tawaran kontrak dari Banda Aceh untuk pemain kami. Mereka berani menawarkan 200 juta. Tapi saya hanya ketawa saja. Saya bilang ke mereka anak-anak masih harus konsentrasi di PON. Artinya PSMS harus bergerak cepat daripada klub luar. Bagaimanapun prioritas anak-anak ini tetaplah bermain di klub daerahnya,” lanjutnya.

Lantas apa sudah ada pihak PSMS menghubunginya? Memang Ketua Umum PSMS versi RULB Hotel Candi, Indra Sakti Harahap sempat memantau langsung performa skuad PON Sumut saat semifinal kontra Papua. Namun disebut Rudi belum ada pembicaraan yang mengarah kepada perekrutan pemain.''Memang Pak Indra kemarin datang ke Riau melihat laga semifinal Sumut lawan Papua. Dia juga datang ke ruang ganti. Tapi tidak ada bicara soal perekrutan pemain,” tambahnya.

Perekrutan pemain PON Sumut untuk mengisi skuad PSMS musim depan memang sudah lama diwacanakan. Namun belum ada tindakan serius dari PSMS untuk memproteksi pemainnya. ''Saya kan hanya melatih saja sebatas PON. Setelah itu saya tidak punya hak menahan-nahan mereka. Sangat disayangkan kalau mereka harus terbang ke klub lain daripada ke PSMS. Sementara kita masih ribut dan kisruh,” pungkas pria yang juga sempat melatih PSSB Bireuen ini.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7617 seconds (0.1#10.140)