Persela Lamongan rentan penurunan
A
A
A
Sindonews.com - Persela Lamongan hingga kini sama sekali belum konsentrasi membangun tim untuk musim depan. Kabar mundurnya kick off kompetisi Indonesia Super League (ISL) membuat Laskar Joko Tingkir belum mengambil kebijakan strategi terkait masa depan klub.
Sikap ini bisa berimplikasi pada kekuatan Persela yang diprediksi bakal rentan terhadap penurunan performa musim depan. Itu berkaitan dengan semakin berkurangnya skuad musim lalu yang berhasil menembus posisi empat di klasemen akhir ISL. Persela kini sangat kesulitan memagari pemain terbaiknya.
Setelah Taufik Kasrun 'dibajak' Sriwijaya FC, Persela kembali kehilangan pemain berbakat yakni gelandang bertahan I Gede Sukadana. Pemain ini sudah terlihat memakai kostum Pelita Jaya yang berlatih di Stadion Kanjuruhan, kandang Arema ISL. Padahal Sukadana adalah pemain yang rencananya dipertahankan manajemen.
Dia termasuk legiun paling stabil dalam dua musim terakhir di Stadion Surajaya. Mendengar realita itu, manajemen tidak bisa berbuat apa-apa karena tim memang belum memasuki tahap persiapan. Wakil Sekretaris Persela Muji Santoso mengaku timnya belum melakukan pergerakan apa pun.
“Kompetisi kabarnya diundur lagi awal 2013, jadi kami tidak terburu-buru dalam mengambil kebijakan untuk musim depan. Memang pemain kontraknya berakhir Oktober ini, tapi belum ada pembicaraan. Pelatih saja belum ditentukan untuk musim depan,” terangnya.
Ungkapan Muji tentu sedikit mengejutkan, terutama soal pelatih yang belum jelas. Padahal sebelumnya manajemen telah mengklaim berhasil mempertahankan Miroslav Janu di Lamongan. Tapi memang antara Persela dan Miro belum ada penandatangan kontrak secara resmi.
Terkait kemungkinan hengkangnya sejumlah pemain, Muji menampik manajemen tidak mempunyai itikad untuk mempertahankan mereka. “Kami mempunyai niat mempertahankan pemain berkualitas. Namun keputusan akhir tetap tergantung pemain sendiri,” tambah Muji.
Persela kini tinggal menunggu skuad terbaiknya satu per satu meninggalkan Lamongan. Setelah Taufik Kasrun dan Gede Sukadana, kemungkinan pemain lain juga bakal hengkang setelah serius diincar klub lain, diantaranya Jimmy Suparno, Gustavo Lopez, Mario Costas, hingga kiper Khoirul Huda.
Problem finansial menjadi pemicu utama sulitnya Persela Lamongan mempertahankan kekuatan terbaiknya musim lalu. Klub kebanggaan Kota Soto ini sedang berupaya keras melunasi gaji pemain yang tertunggak musim lalu. Sedangkan untuk membayar itu Persela harus menunggu deal dengan sponsor.
Nasib Persela sedikit berbeda dengan klub lain di Jawa Timur yang juga mengalami krisis seperti Persibo Bojonegoro, Persik Kediri atau Persema Malang. Walau sempat menunggak, klub di bawah naungan Indonesian Premier League (IPL) masih bisa menerima opsi terminasi kontrak.
Sedangkan Persela tidak mempunyai opsi tersebut karena keuangan diperoleh sepenuhnya dari sponsor. Satu-satunya jalan adalah menunggu uluran tangan Bakria Grup yang musim lalu menyuplai dana Persela melalui PT Minarak Lapindo Jaya sebagai sponsor utama.
Sikap ini bisa berimplikasi pada kekuatan Persela yang diprediksi bakal rentan terhadap penurunan performa musim depan. Itu berkaitan dengan semakin berkurangnya skuad musim lalu yang berhasil menembus posisi empat di klasemen akhir ISL. Persela kini sangat kesulitan memagari pemain terbaiknya.
Setelah Taufik Kasrun 'dibajak' Sriwijaya FC, Persela kembali kehilangan pemain berbakat yakni gelandang bertahan I Gede Sukadana. Pemain ini sudah terlihat memakai kostum Pelita Jaya yang berlatih di Stadion Kanjuruhan, kandang Arema ISL. Padahal Sukadana adalah pemain yang rencananya dipertahankan manajemen.
Dia termasuk legiun paling stabil dalam dua musim terakhir di Stadion Surajaya. Mendengar realita itu, manajemen tidak bisa berbuat apa-apa karena tim memang belum memasuki tahap persiapan. Wakil Sekretaris Persela Muji Santoso mengaku timnya belum melakukan pergerakan apa pun.
“Kompetisi kabarnya diundur lagi awal 2013, jadi kami tidak terburu-buru dalam mengambil kebijakan untuk musim depan. Memang pemain kontraknya berakhir Oktober ini, tapi belum ada pembicaraan. Pelatih saja belum ditentukan untuk musim depan,” terangnya.
Ungkapan Muji tentu sedikit mengejutkan, terutama soal pelatih yang belum jelas. Padahal sebelumnya manajemen telah mengklaim berhasil mempertahankan Miroslav Janu di Lamongan. Tapi memang antara Persela dan Miro belum ada penandatangan kontrak secara resmi.
Terkait kemungkinan hengkangnya sejumlah pemain, Muji menampik manajemen tidak mempunyai itikad untuk mempertahankan mereka. “Kami mempunyai niat mempertahankan pemain berkualitas. Namun keputusan akhir tetap tergantung pemain sendiri,” tambah Muji.
Persela kini tinggal menunggu skuad terbaiknya satu per satu meninggalkan Lamongan. Setelah Taufik Kasrun dan Gede Sukadana, kemungkinan pemain lain juga bakal hengkang setelah serius diincar klub lain, diantaranya Jimmy Suparno, Gustavo Lopez, Mario Costas, hingga kiper Khoirul Huda.
Problem finansial menjadi pemicu utama sulitnya Persela Lamongan mempertahankan kekuatan terbaiknya musim lalu. Klub kebanggaan Kota Soto ini sedang berupaya keras melunasi gaji pemain yang tertunggak musim lalu. Sedangkan untuk membayar itu Persela harus menunggu deal dengan sponsor.
Nasib Persela sedikit berbeda dengan klub lain di Jawa Timur yang juga mengalami krisis seperti Persibo Bojonegoro, Persik Kediri atau Persema Malang. Walau sempat menunggak, klub di bawah naungan Indonesian Premier League (IPL) masih bisa menerima opsi terminasi kontrak.
Sedangkan Persela tidak mempunyai opsi tersebut karena keuangan diperoleh sepenuhnya dari sponsor. Satu-satunya jalan adalah menunggu uluran tangan Bakria Grup yang musim lalu menyuplai dana Persela melalui PT Minarak Lapindo Jaya sebagai sponsor utama.
(wbs)